Kunjungi Rumah Pengasingan Banda Neira, Ganjar Kagum dengan Perjuangan Bung Hatta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengunjungi Pulau Banda Neira di Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Selasa (30/1/2024) pagi. Pada kesempatan itu, Ganjar turut mengunjungi rumah pengasingan Mohammad Hatta atau yang akrab disapa Bung Hatta.
Setibanya di rumah dengan pagar bercorak warna kuning itu, Ganjar langsung memasuki area ruang depan. Di sana, ia melihat satu per satu foto Bung Hatta yang terpampang di dinding bewarna putih.
Kemudian, Ganjar langsung masuk pada area tengah yang terbuka. Di situ, Ganjar melihat kamar Bung Hatta yang di dalamnya terdapat satu buah kasur lengkap ditutupi kelambu.
Setelah itu, Ganjar beranjak ke paviliun satunya lagi. Di paviliun itu, terdapat tujuh pasang meja dan bangku. Pada sisi lainnya, terdapat papan tulis bewarna hitam.
Tempat itu, digunakan Bung Hatta untuk mengajar sekolah bagi anak-anak pribumi setiap sore pada era kolonialisme Belanda. Di situ, Ganjar kagum dengan perjuangan Bung Hatta.
Menurutnya, perjuangan itu yang membuat Bung Hatta diasingkan ke Banda Neira. "Betapa pentingnya pendidikan sehingga Bung Hatta pun diasingkan, memberikan kebaikan melalui pendidikan ya," tutur Ganjar.
Lantas, Ganjar pun bertanya kebijakan Belanda saat itu yang melarang anak pribumi mengenyam bangku pendidikan. "Saat itu Belanda melarang sekolah kan?" tutur Ganjar.
"Iya, kalau (pribumi memiliki) dua anak, (kebijakan saat itu) satu (anak) saja yang boleh sekolah," jawab tour guide atau pemandu wisata yang mendampingi Ganjar.
"Satu lagi terlantar. Bung hatta punya inisiatif, makanya buka sekolah sore," imbuhnya.
Setibanya di rumah dengan pagar bercorak warna kuning itu, Ganjar langsung memasuki area ruang depan. Di sana, ia melihat satu per satu foto Bung Hatta yang terpampang di dinding bewarna putih.
Kemudian, Ganjar langsung masuk pada area tengah yang terbuka. Di situ, Ganjar melihat kamar Bung Hatta yang di dalamnya terdapat satu buah kasur lengkap ditutupi kelambu.
Setelah itu, Ganjar beranjak ke paviliun satunya lagi. Di paviliun itu, terdapat tujuh pasang meja dan bangku. Pada sisi lainnya, terdapat papan tulis bewarna hitam.
Tempat itu, digunakan Bung Hatta untuk mengajar sekolah bagi anak-anak pribumi setiap sore pada era kolonialisme Belanda. Di situ, Ganjar kagum dengan perjuangan Bung Hatta.
Menurutnya, perjuangan itu yang membuat Bung Hatta diasingkan ke Banda Neira. "Betapa pentingnya pendidikan sehingga Bung Hatta pun diasingkan, memberikan kebaikan melalui pendidikan ya," tutur Ganjar.
Lantas, Ganjar pun bertanya kebijakan Belanda saat itu yang melarang anak pribumi mengenyam bangku pendidikan. "Saat itu Belanda melarang sekolah kan?" tutur Ganjar.
"Iya, kalau (pribumi memiliki) dua anak, (kebijakan saat itu) satu (anak) saja yang boleh sekolah," jawab tour guide atau pemandu wisata yang mendampingi Ganjar.
"Satu lagi terlantar. Bung hatta punya inisiatif, makanya buka sekolah sore," imbuhnya.