BNPT Ingin Semua Eks Napi Teroris Ikut Program Deradikalisasi

JAKARTA - Silaturahmi dan sosialisasi dinilai menjadi salah satu cara yang baik dalam mencegah timbulnya bibit-bibit terorisme di masyarakat.

Hal itu diungkapkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius saat acara Silaturahmi dan Buka Puasa bersama BNPT di Medan, Provinsi Sumatera Utara, Jumat 25 Mei 2018.

Acara ini juga dihadiri oleh Ketua Panitia Khusus Revisi UU Antiterorisme, HR Muhammad Syafi'i dan beberapa pejabat BNPT dan pejabat daerah serta 15 mantan napi terorisme dan keluarganya.

"Buka bersama yang kita lakukan dengan mantan napiter (narapidana terorisme) dan keluarganya ini adalah salah satu program yang kami lakukan dalam rangka deradikalisasi," tutur Suhardi, seperti dalam keterangan tertulis.

Menurut dia, deradikalisasi bukan proses instan. Banyak faktor yang menentukan keberhasilan dari program ini. Pertama, faktor internal yaitu pribadi masing-masing individu. Kedua, faktor eksternal, yaitu lingkungan masyarakat.

"Sentuhan dari masyarakat ini sangat penting. Jangan marjinalkan mereka (mantan napiter-red). Pemerintah daerah pun harus ikut andil ketika para napiter ini sudah kembali ke masyarakat," tutur.

Menurut dia, disahkannya UU Terorisme ini akan membuat BNPT lebih proaktif dalam melakukan penanggulangan terorisme, salah satunya program deradikalisasi.

Dengan ada landasan lebih kuat, kata dia, BNPT akan berupaya agar semua mantan napiter yang tersebar di Indonesia bisa segera mengikuti program deradikalisasi.

"Sampai saat ini sudah ada sekitar 630 mantan napiter yang sudah kembali di masyarakat dan kita sudah mengikutkan 325 pada program deradikalisasi. Ke depannya semuanya akan kita masukkan ke dalam program ini," kata Suhardi.