Ketegasan TNI-Polri Tindak KKB Papua Diapresiasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Aparat gabungan TNI-Polri menindak satu orang anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, Minggu 21 Januari 2024.
Diketahui aparat melihat tujuh anggotaKKB dengan membawa dua pucuk senjata laras panjang berada di kampung Baitapa menuju Kumbalagupa Sugapa.
Melihat hal tersebut, aparat keamanan mengambil tindakan dengan menembak anggota KKB yang bersenjata sehingga kontak tembak tak terhindarkan.
"Penindakan hukum ini, mengakibatkan satu anggota KKB wilayah Intan Jaya atas nama Yusak Sondegau tewas terkena tembakan dan saat ini jenazahnya berada di Puskesmas Sugapa, Kabupaten Intan Jaya," ujar Ws. Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan dalam keterangan tertulis, Kamis (25/1/2024).
Sebelumnya, tokoh masyarakat Papua, Yonas Alfons Nusy mendukung aparat gabungan TNI-Polri menindak tegas tindakan kriminal KKB. Yonas menegaskan KKB bukanlah perjuangan, melainkan tindakan kriminal yang melanggar hak asasi manusia (HAM).
Menurutnya ancaman, teror, penyanderaan, dan tindakan kekerasan menciptakan ketakutan di tengah masyarakat. "Pembunuhan, penyanderaan, dan pembakaran fasilitas pemerintah sebagai tindakan kriminal yang tidak dapat dibenarkan," kata Yonas dalam keterangan persnya.
"Perbuatan tersebut tidak memiliki dasar moral atau tujuan yang dapat dijustifikasi. Sebagai contoh, pembunuhan Michelle Kurisi Doga, seorang perempuan Papua," tambahnya.
Yonas mengatakan, KKB tidak hanya melakukan kejahatan, tapi juga menyebarkan kebohongan. "Perjuangan yang diakui oleh kelompok ini tidak memiliki hasil nyata, melainkan hanya aksi pemberontakan yang tidak produktif," tegas Yonas.
Oleh sebab itu, Yonas mengajak agar masyarakat Papua tidak terpengaruh dan terprovokasi oleh tindakan-tindakan yang dilakukan oleh kelompok kriminal tersebut. "Para pemimpin dan tokoh masyarakat Papua memainkan peran kunci dalam mengekspresikan penolakan terhadap KKB," ungkapnya.
"Mereka menekankan pentingnya persatuan dan kerja sama untuk mengatasi ancaman bersama. Pernyataan tegas dari pemimpin dan tokoh masyarakat ini mencerminkan tekad untuk menciptakan Papua yang damai, sejahtera, dan berdaya," sambung Yonas.
Yonas juga menengarai bahwa masyarakat Papua telah menyadari keberadaan KKB menghambat pembangunan dan perkembangan positif. Sebaiknya KKB malah menciptakan lingkungan yang tidak kondusif untuk kehidupan sehari-hari.
"Suara penolakan terhadap KKB adalah cerminan tekad masyarakat Papua untuk meraih masa depan yang lebih baik," pungkas Yonas.
Diketahui aparat melihat tujuh anggotaKKB dengan membawa dua pucuk senjata laras panjang berada di kampung Baitapa menuju Kumbalagupa Sugapa.
Melihat hal tersebut, aparat keamanan mengambil tindakan dengan menembak anggota KKB yang bersenjata sehingga kontak tembak tak terhindarkan.
"Penindakan hukum ini, mengakibatkan satu anggota KKB wilayah Intan Jaya atas nama Yusak Sondegau tewas terkena tembakan dan saat ini jenazahnya berada di Puskesmas Sugapa, Kabupaten Intan Jaya," ujar Ws. Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan dalam keterangan tertulis, Kamis (25/1/2024).
Sebelumnya, tokoh masyarakat Papua, Yonas Alfons Nusy mendukung aparat gabungan TNI-Polri menindak tegas tindakan kriminal KKB. Yonas menegaskan KKB bukanlah perjuangan, melainkan tindakan kriminal yang melanggar hak asasi manusia (HAM).
Menurutnya ancaman, teror, penyanderaan, dan tindakan kekerasan menciptakan ketakutan di tengah masyarakat. "Pembunuhan, penyanderaan, dan pembakaran fasilitas pemerintah sebagai tindakan kriminal yang tidak dapat dibenarkan," kata Yonas dalam keterangan persnya.
"Perbuatan tersebut tidak memiliki dasar moral atau tujuan yang dapat dijustifikasi. Sebagai contoh, pembunuhan Michelle Kurisi Doga, seorang perempuan Papua," tambahnya.
Yonas mengatakan, KKB tidak hanya melakukan kejahatan, tapi juga menyebarkan kebohongan. "Perjuangan yang diakui oleh kelompok ini tidak memiliki hasil nyata, melainkan hanya aksi pemberontakan yang tidak produktif," tegas Yonas.
Oleh sebab itu, Yonas mengajak agar masyarakat Papua tidak terpengaruh dan terprovokasi oleh tindakan-tindakan yang dilakukan oleh kelompok kriminal tersebut. "Para pemimpin dan tokoh masyarakat Papua memainkan peran kunci dalam mengekspresikan penolakan terhadap KKB," ungkapnya.
"Mereka menekankan pentingnya persatuan dan kerja sama untuk mengatasi ancaman bersama. Pernyataan tegas dari pemimpin dan tokoh masyarakat ini mencerminkan tekad untuk menciptakan Papua yang damai, sejahtera, dan berdaya," sambung Yonas.
Yonas juga menengarai bahwa masyarakat Papua telah menyadari keberadaan KKB menghambat pembangunan dan perkembangan positif. Sebaiknya KKB malah menciptakan lingkungan yang tidak kondusif untuk kehidupan sehari-hari.
"Suara penolakan terhadap KKB adalah cerminan tekad masyarakat Papua untuk meraih masa depan yang lebih baik," pungkas Yonas.
(maf)