Program Satu Keluarga Satu Sarjana Jadi Impian Masyarakat

Kamis, 18 Januari 2024 - 23:47 WIB
loading...
Program Satu Keluarga Satu Sarjana Jadi Impian Masyarakat
Capres Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo meluncurkan program 1 keluarga miskin 1 sarjana di Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (26/12/2023). Foto/TPN GANJAR-MAHFUD
A A A
JAKARTA - Program Satu Keluarga Satu Sarjana yang diusung pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) Ganjar Pranowo-Mahfud MD dinilai solusi atas impian banyak orang Indonesia di bidang pendidikan. Sebab, biaya pendidikan tinggi di Indonesia cukup mahal.

"Sekolah kan menjadi persoalan bangsa ini sudah lama. Artinya sekolah itu mahal. Jadi pemerintah harus melakukan sesuatu. Bebas belajar 9 tahun, jadi setelah itu perguruan tingginya mahal," kata pengamat kebijakan publik Agus Pambagio dalam keterangannya dikutip, Kamis (18/1/2024).

Menurut Agus, menjadi sarjana adalah idaman banyak orang Indonesia. "Jadi itu tentu menjadi impian orang Indonesia untuk minimal jadi S1. Jadi program itu (Satu Keluarga Satu Sarjana) memang menjadi idaman atau keinginan banyak pihak kalau kita baca selama ini," katanya.



Sebelumnya, SMRC melakukan survei membandingkan program capres-cawapres 2024, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin), Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Hasilnya, responden paling banyak memilih Program Satu Keluarga Miskin, Satu Sarjana milik Ganjar-Mahfud dengan raihan 48%.

Kemudian program tunjangan ibu hamil oleh Anies-Muhaimin memperoleh 32%. Sementara program makan siang dan susu gratis yang diinisiasi Prabowo-Gibran hanya dipilih 20% responden karena dinilai paling tak terlalu penting.

Terkait dengan program paslon lain, Agus juga mengapresiasi. Ia menyebut program paslon 01 dan 02 saling terkait yakni persoalan stunting.

"Itu kan sebetulnya terkait antara 1 sama 2, Anies kan terkait dengan stunting sebetulnya. Program stunting itu kan tidak hanya mengobati anak stunting tetapi sejak dari dia mau menikah, gizinya harus sudah baik, tidak anemia, tidak kurang darah," katanya.



Menurutnya, persoalan stunting juga menjadi fokus dari pemerintahan saat ini kendati dalam pelaksanaannya masih belum sesuai. "Itu tentu menjadi konsen, program strategisnya presiden. Meskipun dalam perjalanannya disalahgunakan nggak jelas. Karena banyak hal itu sebetulnya angka-angka yang disampaikan buat saya masih sangat meragukan," ujarnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1064 seconds (0.1#10.140)