Curhat ke Ganjar, Anak Muda di Batang Minta Praktik Korupsi Benar-benar Disikat

Rabu, 17 Januari 2024 - 06:43 WIB
loading...
Curhat ke Ganjar, Anak Muda di Batang Minta Praktik Korupsi Benar-benar Disikat
Capres Ganjar Pranowo saat berdialog bareng anak muda se-Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Selasa (16/1/2024). FOTO/MPI/RIANA RIZKIA
A A A
JAKARTA - Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo rutin berdiskusi dengan anak muda ketika melakukan kampanye di daerah. Kali ini, Ganjar nongkrong bareng anak muda se-Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Dalam diskusi santai itu, salah satu anak muda bernama Yudha bercerita pernah dimintai sejumlah uang ketika mau merintis usaha dan kesulitan mengurus perizinan. Ia lantas meminta agar pasangan dari cawapres Mahfud MD itu dapat membumihanguskan praktik korupsi di Indonesia. Sebab, menurutnya, tindakan tersebut sangat merugikan masyarakat.

"Saya lihat visi misi Bapak kan memberantas korupsi. Tolong Pak nanti praktik korupsi benar-benar disikat karena itu sangat merugikan rakyat," katanya kepada Ganjar, Selasa (16/1/2024).



Menjawab hal itu, Ganjar membenarkan bahwa korupsi adalah musuh negara. Untuk itu ia bertekad menuntaskan tindak pidana tersebut sampai ke akar-akarnya.

"Makanya saat saya jadi gubernur dulu, slogan saya 'Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi'. Itu karena di masyarakat, persoalan paling pelik ya soal itu," katanya.

Bahkan Ganjar dulu harus berjuang keras mewujudkan pemerintahan yang bersih dan melayani. Ia sering melakukan inspeksi menadak (sidak) untuk membereskan jika ada anak buah yang macam-macam.

"Pertanyaanmu mengingatkan saya pada satu cerita. Dulu ada gubernur yang marah-marah di jembatan timbang di Subah, Batang. Itu karena adanya laporan pungli yang dilakukan para petugas jembatan timbang. Waktu dia sidak, dia menemukan praktik itu dan dia marah sampai gebrak meja. Ada yang tahu siapa?" tanya Ganjar.



"Pak Ganjar," teriak warga kompak.

Saat itu, kata Ganjar, para sopir mengeluhkan setiap lewat dimintai uang mulai Rp50.000 sampai Rp100.000. "Dan itu saya sikat yang pertama, kemudian menyusul saya sikat pungli di Samsat, Dinas Perizinan, dan lainnya," katanya.

Karena ketegasannya itulah, dalam 10 tahun memimpin Jateng, praktik KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme) bisa dihapuskan. Imbasnya, anggaran naik, pelayanan kepada masyarakat dilakukan prima, dan kesejahteraan masyarakat meningkat.

"Maka saya akan terus konsisten soal itu, kalau ada korupsi, sikat! Apalagi sekarang ada Pak Mahfud, lebih sat set lagi," katanya.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0995 seconds (0.1#10.140)