KSAD Berdarah Batak, Nomor 1 Jenderal Bintang 5 Penyandang Gelar Pahlawan Nasional

Minggu, 14 Januari 2024 - 06:09 WIB
loading...
A A A
Di akhir 1949, Abdul Haris Nasution diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal TNI (HOR) Goesti Pangeran Harjo Djatikoesoemo. Namun pada Oktober 2952, ia dicopot dari jabatan KSAD karena memprotes campur tangan sipil dalam urusan militer, dengan menginstruksikan pasukan mengelilingi Istana Kepresidenan dan mengarahkan moncong meriam ke Istana Negara. Abdul Haris Nasution kembali diangkat menjadi KSAD pada November 1955.

Presiden Soekarno melakukan restrukturisasi ABRI pada 1962 dan menunjuk Abdul Haris Nasution sebagai Kepala Staf ABRI yang bertugas dalam urusan administrasi tanpa memiliki pasukan. Hal ini dilakukan untuk melemahkan Abdul Haris Nasution yang terindikasi menyukai kedekatan Presiden Soekarno dan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Abdul Haris Nasution termasuk jenderal yang menjadi sasaran Gerakan 30 September 1965 oleh PKI (G30S/PKI). Namun ia berhasil menyelamatkan diri. Dalam perjalanannya, Abdul Haris diangkat menjadi Ketua MPRS yang membantu Soeharto menjadi Presiden RI.

Setelah Soeharto menjadi orang pertama di Republik Indonesia, Abdul Haris Nasution sempat menjadi lawan politik Orde Baru. Hubungan keduanya kembali dekat pada 1990-an. Pada perayaan HUT ke-52 ABRI tahun 1997, Abdul Haris Nasution bersama Soedirman dan Soeharto mendapat pangkat Jenderal Besar atau jenderal bintang 5 atas jasa-jasanya.

Abdul Haris Nasution meninggal dunia pada 6 September 2000 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan. Ia kemudia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 2002 berdasarkan S.K. Presiden No.073/TK/2002.

2. Kolonel Inf (Purn) Zulkifli Lubis

KSAD Berdarah Batak, Nomor 1 Jenderal Bintang 5 Penyandang Gelar Pahlawan Nasional

FOTO/BUKU Djawatan Topografi AD

Selanjutnya ada Zulkifli Lubis, KSAD berdarah Batak. Tentara kelahiran Banda Aceh, Hindia Belanda, 26 Desember 1923 itu menjabat KSAD cukup singkat dari 8 Mei hingga 26 Juni 1955.

Lubis di akhir namanya menunjukkan bahwa Zulkifli berasal dari Suku Batak. Lubis banyak dipakai orang dari kelompok marga Batak Angkola, Mandailing, dan Toba.

Zulkifli Lubis awalnya tak sengaja masuk tentara. Setelah menyelesaikan pendidikan Algemeene Middlebare School (AMS) B di Yogyakarta, ia diajak temannya ikut latihan yang digelar oleh tentara Jepang bagi pemuda Indonesia. Dua bulan dia latihan di Seinen Kurensho. Selanjutnya Zulkifli ditawari masuk pendidikan perwira militer di Seinen Dojo. Rampung pendidikan, Zulkifli berpangkat Letnan Dua (Letda).

Bersama rekan-rekannya, seperti Kemal Idris, Daan Mogot, dan Sabirin Mochtar, Zulkifli Hasan dilibatkan dalam pembetukan pasukan Pembela Tanah Air (PETA). Zulkifli kemudian mendapat kesempatan belajar intelijen di luar negeri.

Pulang ke Tanah Air, Zulkifli kemudian terlibat dalam pembentukan kelompok intelijen di berbagai tempat di Jawa. Namun setelah Jepang dinyatakan menyerah dan Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, ia mempersiapkan pembentukan intelijen bernama Badan Istimewa.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1733 seconds (0.1#10.140)