PDIP Pamer Sederet Kader Berprestasi di HUT ke-51, Tak Ada Jokowi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) merayakan Hari Ulang Tahun ( HUT ) ke-51, Rabu (10/1/2024). Dalam perayaan yang digelar di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan itu, PDIP turut menampilkan video profil lahirnya partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri tersebut.
Awalnya video itu memperlihatkan profil lahirnya PDIP yang lahir dari cikal bakal Presiden Soekarno. Kemudian narator video menyebut PDIP merupakan partai politik yang kerap menghasilkan pemimpin yang berprestasi dan berpihak kepada rakyat.
“Dengan ideologi kuat yang berpihak kepada rakyat PDI Perjuangan konsisten melahirkan pemimpin-pemimpin berprestasi, pemimpin yang lahir dari rakyat, untuk bersama rakyat dan bekerja untuk rakyat,” bunyi narator dalam video itu.
Seraya suara narator dalam video itu, sejumlah tokoh kader PDIP pun ditampilkan. Jajaran elite yang ditampilkan merupakan kader PDIP yang menduduki jabatan publik baik di eksekutif dan legislatif.
Tokoh-tokoh yang ditampilkan di antaranya yaitu Megawati Soekarnoputri, Prananda Prabowo, Puan Maharani, Pramono Anung, Hasto Kristiyanto. Kemudian ada juga Olly Dondokambey, Tri Rismaharini, Djarot Syaiful Hidayat, Bambang Wuryanto, Said Abdullah, Ahmad Basarah, Yasonna Laoly, Sukur Nababan, hingga Ganjar Pranowo.
Dari segelintir kader PDIP itu, ternyata tidak ada gambar Presiden Joko Widodo (Jokowi). Diketahui, Jokowi merupakan salah satu kader yang diusung PDIP sejak menjadi Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, hingga dua periode presiden.
Kehadiran Jokowi di acara ini juga diwakilkan oleh Wakil Presiden Mar’uf Amin lantaran adanya agenda kunjungan kerja ke luar negeri. Kendati demikian, Mantan Wali Kota Solo itu juga belum terlihat memberikan ucapan.
Awak media sempat mempertanyakan ketidakhadiran Jokowi, tidak adanya video sambutan hingga tak ada papan bunga yang dikirim Jokowi. Menanggapi hal ini, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto pun hanya menyerahkan seluruh penilaian kepada masyarakat.
“Rakyat yang mencatat, rakyat yang melihat. PDI Perjuangan ini kan partai dengan loyalitas tinggi, dengan kesetiaan tinggi. Kami menyiapkan pemimpin dengan tulus hati,” jelas dia.
“Ketika ada yang meninggalkan itu, ya bagian dari suatu tanggung jawab yang nanti rakyat akan menilai,” tandasnya.
Awalnya video itu memperlihatkan profil lahirnya PDIP yang lahir dari cikal bakal Presiden Soekarno. Kemudian narator video menyebut PDIP merupakan partai politik yang kerap menghasilkan pemimpin yang berprestasi dan berpihak kepada rakyat.
“Dengan ideologi kuat yang berpihak kepada rakyat PDI Perjuangan konsisten melahirkan pemimpin-pemimpin berprestasi, pemimpin yang lahir dari rakyat, untuk bersama rakyat dan bekerja untuk rakyat,” bunyi narator dalam video itu.
Seraya suara narator dalam video itu, sejumlah tokoh kader PDIP pun ditampilkan. Jajaran elite yang ditampilkan merupakan kader PDIP yang menduduki jabatan publik baik di eksekutif dan legislatif.
Tokoh-tokoh yang ditampilkan di antaranya yaitu Megawati Soekarnoputri, Prananda Prabowo, Puan Maharani, Pramono Anung, Hasto Kristiyanto. Kemudian ada juga Olly Dondokambey, Tri Rismaharini, Djarot Syaiful Hidayat, Bambang Wuryanto, Said Abdullah, Ahmad Basarah, Yasonna Laoly, Sukur Nababan, hingga Ganjar Pranowo.
Dari segelintir kader PDIP itu, ternyata tidak ada gambar Presiden Joko Widodo (Jokowi). Diketahui, Jokowi merupakan salah satu kader yang diusung PDIP sejak menjadi Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, hingga dua periode presiden.
Kehadiran Jokowi di acara ini juga diwakilkan oleh Wakil Presiden Mar’uf Amin lantaran adanya agenda kunjungan kerja ke luar negeri. Kendati demikian, Mantan Wali Kota Solo itu juga belum terlihat memberikan ucapan.
Awak media sempat mempertanyakan ketidakhadiran Jokowi, tidak adanya video sambutan hingga tak ada papan bunga yang dikirim Jokowi. Menanggapi hal ini, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto pun hanya menyerahkan seluruh penilaian kepada masyarakat.
“Rakyat yang mencatat, rakyat yang melihat. PDI Perjuangan ini kan partai dengan loyalitas tinggi, dengan kesetiaan tinggi. Kami menyiapkan pemimpin dengan tulus hati,” jelas dia.
“Ketika ada yang meninggalkan itu, ya bagian dari suatu tanggung jawab yang nanti rakyat akan menilai,” tandasnya.
(rca)