Yusuf Lakaseng Nilai Program Makan Siang dan Susu Gratis Sangat Tidak Realistis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Bidang Politik DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Yusuf Lakaseng mengeritisi program bagi-bagi susu dan makan siang gratis dari pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Menurut Yusuf, program makan siang dan susu gratis yang digemborkan Prabowo-Gibran adalah program yang sangat tidak realistis. "Program yang sangat tidak realistis. Program itu anggarannya sangat besar, untuk makan siang gratis saja anggaranya setiap tahun sama dengan anggaran yang dibutuhkan untuk membangun satu IKN," ucap Yusuf, Sabtu (6/1/2024).
Yusuf menilai, program tersebut berpotensi mengambil anggaran dari program lainnya andaikan tidak ada penambahan penerimaan negara yang sangat besar. "Jika itu direalisasikan tanpa ada penambahan penerimaan negara yang sangat besar maka pasti jika dipaksakan untuk direalisasikan akan mengambil anggaran program yang lain," ungkapnya.
Oleh karena itu, kata Yusuf, program Prabowo-Gibran tersebut hanya akan membebani anggaran dan ekonomi nasional. "Bukannya asas manfaat yang didapat, yang ada malah akan membebani anggaran dan ekonomi nasional, program itu tidak ada nilai tambahnya," imbuhnya.
Yusuf mengingatkan, tugas negara adalah untuk meningkatkan daya beli rakyat agar setiap keluarga mampu memenuhi kebutuhan gizi anggota rumah tangganya. "Rakyat akan merasa martabatnya terjaga jika mampu menghidupi anak-anak mereka dengan layak dari pada di kasi makan gratis, itu menempatkan rakyat seperti pengungsi," sebutnya.
Menurutnya, dibandingkan dengan program makan siang gratis dan susu gratis, saat ini masyarakat lebih membutuhkan pendidikan dan kesehatan gratis. "Rakyat lebih butuh pendidikan gratis, internet gratis serta kesehatan gratis untuk peningkatan produktifitas mereka dan sudah pasti akan meningkatkan perekonomian nasional," tandasnya.
Menurut Yusuf, program makan siang dan susu gratis yang digemborkan Prabowo-Gibran adalah program yang sangat tidak realistis. "Program yang sangat tidak realistis. Program itu anggarannya sangat besar, untuk makan siang gratis saja anggaranya setiap tahun sama dengan anggaran yang dibutuhkan untuk membangun satu IKN," ucap Yusuf, Sabtu (6/1/2024).
Yusuf menilai, program tersebut berpotensi mengambil anggaran dari program lainnya andaikan tidak ada penambahan penerimaan negara yang sangat besar. "Jika itu direalisasikan tanpa ada penambahan penerimaan negara yang sangat besar maka pasti jika dipaksakan untuk direalisasikan akan mengambil anggaran program yang lain," ungkapnya.
Oleh karena itu, kata Yusuf, program Prabowo-Gibran tersebut hanya akan membebani anggaran dan ekonomi nasional. "Bukannya asas manfaat yang didapat, yang ada malah akan membebani anggaran dan ekonomi nasional, program itu tidak ada nilai tambahnya," imbuhnya.
Yusuf mengingatkan, tugas negara adalah untuk meningkatkan daya beli rakyat agar setiap keluarga mampu memenuhi kebutuhan gizi anggota rumah tangganya. "Rakyat akan merasa martabatnya terjaga jika mampu menghidupi anak-anak mereka dengan layak dari pada di kasi makan gratis, itu menempatkan rakyat seperti pengungsi," sebutnya.
Menurutnya, dibandingkan dengan program makan siang gratis dan susu gratis, saat ini masyarakat lebih membutuhkan pendidikan dan kesehatan gratis. "Rakyat lebih butuh pendidikan gratis, internet gratis serta kesehatan gratis untuk peningkatan produktifitas mereka dan sudah pasti akan meningkatkan perekonomian nasional," tandasnya.
(cip)