Ganjar-Mahfud Akan Hapus Kredit Macet Nelayan Rp190 Miliar
loading...
A
A
A
REMBANG - Pasangan Capres-Cawapres Ganjar Pranowo -Mahfud MD akan menghapus kredit macet nelayan yang nilainya mencapai lebih dari Rp190 miliar.
Pernyataan itu disampaikan Ganjar saat peluncuran Program Penghapusan Kredit Macet Nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Karanganyar, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
“Jumlah kredit macet nelayan yang akan dihapus sekitar Rp190-an miliar. Jumlah ini berasal dari 2,2 juta orang nelayan yang mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR),” ujar Ganjar, Kamis (4/1/2024).
Ganjar mengungkapkan tunggakan KUR terjadi karena beberapa hal di antaranya persoalan teknis pekerjaan dan penyebaran Covid-19.
Berdasarkan penuturan nelayan, terungkap jumlah kredit yang parah tidak begitu banyak. Di sisi lain, kata dia, ada persoalan yang cukup serius karena masalah teknis pekerjaannya.
“Tadi saya bertemu petani yang minjamnya Rp11 juta dan sekarang kondisinya sangat sulit, kalau kita melihat kondisi secara teknikal seperti itu, terjadi problem. Maka, kami akan hapuskan kredit yang macet itu agar mereka bangkit lagi,” kata Ganjar.
Ada hal lain yang membuat nelayan tidak mampu menyicil pinjaman, yakni pola jual-beli di TPI. Hasil penjualan ikan diterima setelah satu bulan penjualan ikan.
Lihat Juga: PDIP Anggap Janggal Hakim PTUN Tak Menerima Gugatan Pencalonan Gibran: Kita Menang Dismissal
Pernyataan itu disampaikan Ganjar saat peluncuran Program Penghapusan Kredit Macet Nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Karanganyar, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
“Jumlah kredit macet nelayan yang akan dihapus sekitar Rp190-an miliar. Jumlah ini berasal dari 2,2 juta orang nelayan yang mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR),” ujar Ganjar, Kamis (4/1/2024).
Ganjar mengungkapkan tunggakan KUR terjadi karena beberapa hal di antaranya persoalan teknis pekerjaan dan penyebaran Covid-19.
Berdasarkan penuturan nelayan, terungkap jumlah kredit yang parah tidak begitu banyak. Di sisi lain, kata dia, ada persoalan yang cukup serius karena masalah teknis pekerjaannya.
“Tadi saya bertemu petani yang minjamnya Rp11 juta dan sekarang kondisinya sangat sulit, kalau kita melihat kondisi secara teknikal seperti itu, terjadi problem. Maka, kami akan hapuskan kredit yang macet itu agar mereka bangkit lagi,” kata Ganjar.
Ada hal lain yang membuat nelayan tidak mampu menyicil pinjaman, yakni pola jual-beli di TPI. Hasil penjualan ikan diterima setelah satu bulan penjualan ikan.
Lihat Juga: PDIP Anggap Janggal Hakim PTUN Tak Menerima Gugatan Pencalonan Gibran: Kita Menang Dismissal
(cip)