Sebagai Prajurit, Saya Siap Berjuang di Mana Pun

Sabtu, 10 Maret 2018 - 11:03 WIB
Sebagai Prajurit, Saya Siap Berjuang di Mana Pun
Sebagai Prajurit, Saya Siap Berjuang di Mana Pun
A A A
SINGAPURA - Mantan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengapresiasi berbagai survei yang menyebut dirinya sebagai salah satu kandidat kuat dalam bursa Pemilihan Presiden 2019. Meski belum secara tersurat mengungkap keinginannya untuk ikut terjun ke politik, namun Gatot telah memberikan sinyal positif.

"Jadi kapan saja apabila negara memanggil, saya siap berjuang," kata Gatot.

Dia juga mengaku telah didekati oleh sejumlah partai politik (parpol). Benarkah mantan KSAD itu selepas pensiun akan benar-benar terjun ke politik praktis? Berikut wawancara dengan Gatot, belum lama ini.

Banyak survei menempatkan nama Bapak sebagai salah satu calon potensial capres-cawapres?

Saya terima kasih sudah disurvei, tapi ingat saya masih TNI. Tapi begini sebagai prajurit TNI dalam kata-kata berjuang tak pernah ada akhirnya kecuali menjadi mayat berkalang tanah. Jadi kapan saja apabila negara memanggil, saya siap berjuang. Sama sama pasukan pun saya siap, apalagi yang lain. Tapi kalau masalah politik praktis, saya tidak boleh berbicara (karena masih TNI aktif-red).

Apa sekarang ini ada keinginan Bapak untuk ikut Pilpres 2019?


Sekarang ini saya sebagai prajurit, adanya untuk mengamankan semuanya itu.

Apakah sudah ada partai yang minta bapak terjun ke politik?

Kalau ada (partai yang minta-red), ya ada ada saja. Ya saya katakan, saat ini saya nggak boleh ke partai manapun juga kan. Ada tawaran, saya ucapkan terima kasih.

Bagaimana nanti kalau tawaran dari parpol tersebut datang setelah pensiun?

Saya katakan sebagai prajurit, saya di mana pun siapa berjuang. Berjuang di berbagai bentuk. Ya seperti wartawan bertugas mencari informasi dan menyempaikannya ke masyarakat. Sehingga masyarakat menjadi lebih cerdas, lebih paham. Kan gitu.

Apa kegiatan Bapak sebulan ini sebelum pensiun (1 April)?

Sebulan ke depan, saya banyak diminta untuk memberikan kuliah di universitas. Kemudian, beberapa organisasi kemasyarakatan, sharing itulah. Dan ini sebenarnya sudah saya lakukan sejak menjadi Pangkostrad. Sejak 10 Maret 2014. Saya lebih banyak berkeliling pada saat saya pangkostrad daripada sekarang. Tapi (kegiatan yang saya lakukan sekarang-red) dimaknai orang, lain.

Apakah temanya masih sama, Islam rahmatan lil alamin?

Sebenarnya saya mengatakan Islam rahmatin lil alamin agar jangan kita sampai Indonesia dimasuki oleh Islam-Islam yang keras. Karena (Islam-red) di Indonesia ini dikembangkan dengan cara yang santun, tidak mengajak, tidak orasi apalagi memaksa. Namun, cukup dengan melantunkan ayat suci Alquran sehingga orang tertarik.

Nah cara-cara ini yang harus dilakukan sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Jangan sampai terpengaruh (Islam keras-red). Kan kasihan kalau kita seperti Suriah. Tapi kalau orang memaknai lain (omongan saya-red) ya silakan saja. Saya berjuang agar Indonesia aman dengan cara saya. Itu yang saya tahu benar. Orang yang mengatakan tidak benar, ya urusan orang itu.

Apakah aktivitas Bapak nanti setelah pensiun dari TNI?


Yang jelas, saya telah membuat peternakan, saya membuat perkebunan. Sekaligus untuk pembelajaran. Jadi banyak anak-anak yang tinggal di kota, yang dimakan beras itu tidak tahu cara tanamnya, saya buat seperti itu. Dia datang, dia menanam hari itu juga dia pupuk, hari itu juga panen, yang juga dia makan. Mudah-mudahan bisa terwujud. Pendidikan karakter tapi lebih mendekat pada alam.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3907 seconds (0.1#10.140)