Politikus PDIP Minta Bahlil Fokus Urus Investasi Ketimbang Campuri Partai Orang Lain

Jum'at, 29 Desember 2023 - 09:39 WIB
loading...
Politikus PDIP Minta Bahlil Fokus Urus Investasi Ketimbang Campuri Partai Orang Lain
Pernyataan Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadia yang menyebut kekuasaan PDIP akan segera berakhir dinilai tak pantas. Sebab pernyataan tersebut dianggap mencampuri urusan partai orang lain. Foto/Setkab
A A A
JAKARTA - Pernyataan Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadia yang menyebut kekuasaan PDIP akan segera berakhir dinilai tak pantas. Sebab pernyataan tersebut dianggap mencampuri urusan partai orang lain.

Politikus PDIP Darmadi Durianto mengaku geram dengan pernyataan tersebut. Menurut Darmadi, ucapan tersebut tidak selayaknya atau tidak pantas dilontarkan seorang Menteri Investasi.

"Sejak kapan seorang menteri bicara politik partai orang lain? Jelas, ini ngawur dan tidak pada tempatnya. Daripada banyak ngomong sebaiknya fokus saja urus target investasi yang tak kunjung tercapai hingga akhir tahun ini," ujarnya, Jumat (29/12/2023).



Berdasarkan catatannya, kata Darmadi, target investasi yang dipatok pemerintah sebesar Rp1.400 triliun. Namun hingga kini target tersebut tak kunjung tercapai.

"Target investasi yang dikehendaki Presiden Jokowi tak mampu dicapai Bahlil. Bahlil ini terlalu sibuk cawe-cawe politik ketimbang tuntaskan target investasi," jelasnya.

Anggota Komisi VI DPR itu mencontohkan progres pelaku usaha untuk memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) angkanya masih sangat rendah. Tugas menggenjot NIB tersebut seharusnya dijalankan Bahlil.

Berdasarkan data, dari 65 juta pelaku UMKM yang ada hanya 3% saja yang memiliki NIB. Itu artinya Bahlil tidak memiliki upaya serius mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Ngawur dia gembar gembor nilai investasi Rp1.400 triliun bisa tercapai, buktinya pertumbuhan ekonomi stagnan hanya di angka 5%. Kalau tercapai seharusnya pertumbuhan ekonomi naik donk," tegasnya.

Tak hanya itu, kata dia lagi, Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia terbilang masih tinggi, yakni sebesar 7,6 pada 2022. Skor ini menunjukkan bahwa ada yang keliru utamanya soal biaya investasi yang terlalu tinggi.



"Bagaimana investasi mau masuk kalau hal-hal semacam ini tidak mampu dibereskan. Bahlil jangan banyak umbar retorika yang tak ada kaitannya dengan tupoksi dia," tandasnya.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1955 seconds (0.1#10.140)