KKI II Momentum Substantif Merumuskan Soliditas Gerakan Kemanusiaan

Jum'at, 15 Desember 2023 - 09:58 WIB
loading...
KKI II Momentum Substantif Merumuskan Soliditas Gerakan Kemanusiaan
Kongres Kemanusiaan Indonesia (KKI) digelar di Hotel Millennium, Jakarta Pusat, Kamis (14/12/2023). Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Kondisi di Timur Tengah khususnya agresi Israel ke Palestina menjadi luka kemanusiaan yang hingga kini belum terselesaikan dan terjadi berkepanjangan. Di sisi lain, melemahnya situasi dunia pascapandemi Covid-19 juga memberikan pengaruh besar terhadap ruang kemanusiaan.

Global Humanitarian Overview 2023 menyebutkan, sebanyak 339 juta orang akan membutuhkan bantuan dan perlindungan kemanusiaan. 230 juta orang di antaranya memerlukan secara mendesak.

Sementara itu, risiko dan peristiwa bencana, kejadian cuaca ekstrem akibat perubahan iklim, serta kegagalan teknologi dan industri terus terjadi. Ketika ini terjadi dan berhimpitan dengan konteks konflik dan defisit serta kegagalan pembangunan, maka ini menjadi ujian baru bagi para penyintas kemanusiaan.

Menanggapi berbagai persoalan kemanusiaan yang terus berkembang ini, sekaligus memperingati Milad ke-24 Human Initiative, diselenggarakanlah Kongres Kemanusiaan Indonesia (KKI) di Hotel Millennium, Jakarta Pusat, Kamis (14/12/2023).

Presiden Human Initiative Tomy Hendrajati mengatakan, pihaknya bersyukur masih dipercaya untuk menjadi penyelenggara forum diskusi dan tukar gagasan yang bertema Kemitraan yang Berkesetaraan pada Tata Kelola Kemanusiaan Baru Berdasarkan SDGs.

"Melanjutkan agenda dari Kongres Kemanusiaan Indonesia yang pertama pada 2021 silam, sekaligus memperingati Milad ke-24 Human Initiative, kali ini kami berfokus pada pesan kesetaraan dalam kemitraan," kata Tomy dalam keterangannya, Jumat (15/12/2023).

KKI II ini diinisiasi bersama dengan Dewan Pakar, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Aliansi Pembangunan Kemanusiaan Indonesia, dan Humanitarian Forum Indonesia hadir sebagai forum ruang diskusi, eksplorasi pemikiran, serta ide dalam upaya menjawab tantangan kemanusiaan.

Secara umum kata Tomy, KKI II pada 2023 ini bertujuan utama untuk mematangkan dan menajamkan kerangka kerja kemanusiaan Indonesia yang dihasilkan dari refleksi kolektif kemanusiaan multipihak, meletakkan dasar-dasar kemitraan berkesetaraan dalam gerakan kemanusiaan dan pembangunan untuk mempertahankan momentum pencapaian target SDGs.

"Serta merumuskan rekomendasi aksi yang inovatif terkait kisi-kisi skema pendanaan kemanusiaan dalam kerangka kerja kemanusiaan dalam bingkai ketangguhan berkelanjutan di berbagai tataran," tutupnya.

Sementara Dewan Pakar KKI II Puji Pujiono menjelaskan, keberagaman Indonesia bukan lagi hanya keberagaman budaya dan suku bangsa namun juga risiko bencana dan krisis yang dihadapi sangat beragam.

"Oleh karena itu, membangun sistem respons kemanusiaan yang lebih mumpuni menjadi hal yang sangat penting. Dalam hal inilah kerangka kerja kemanusiaan Indonesia disusun untuk menjadi pedoman yang merepresentasikan identitas Indonesia," ungkap Puji Pujiono.

"Serta acuan bersama dalam menyelenggarakan upaya-upaya kemanusiaan, bebasis kemitraan yand setara antara pelaku kemanusiaan nonpemerintah, dengan pemerintah dan mitra mitra internasional dan terutama dengan para pelaku lokal dan komunitas berisiko atau terdampak," tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Human Initiative merilis buku bertajuk Mengukir Senyum Dunia: Jejak Langkah Diplomasi Kemanusiaan Memartabatkan Insan yang Membutuhkan sebagai langkah mengkompilasi aktivitas kemanusiaan. Buku yang mengabadikan perjalanan Human Initiative ini merangkum aksi kemanusiaan Human Initiative dalam merespons berbagai isu kemanusiaan khususnya di 12 negara di dunia.
(rca)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1232 seconds (0.1#10.140)