Keluarkan Peringatan Dini, BMKG: Waspada Potensi Cuaca Ekstrem hingga 1 Desember
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem yang berpotensi bisa terjadi sepekan ke depan hingga 1 Desember 2023.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, hal ini sesuai monitoring perkembangan kondisi cuaca dan iklim di seluruh wilayah Indonesia yang saat ini menunjukkan adanya signifikansi dinamika atmosfer yang dapat berdampak pada potensi peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah di Indonesia. “Analisis klimatologis BMKG per Dasarian II November 2023 menunjukkan bahwa sebanyak 20% wilayah Indonesia masuk musim hujan,” ungkap Guswanto, Minggu (26/11/2023).
Sementara itu, kata Guswanto, wilayah yang sedang mengalami musim hujan meliputi Aceh, Sumatra Utara, sebagian besar Riau, sebagian besar Sumatra Barat, sebagian kecil Bengkulu, sebagian kecil Jambi, sebagian besar Sumatra Selatan, sebagian besar Bangka Belitung, sebagian kecil Lampung.
Kemudian di sebagian Banten, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah bagian tengah, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, sebagian kecil Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan bagian utara, sebagian Sulawesi Tengah bagian tengah, sebagian Papua Barat dan sebagian Papua bagian tengah.
Guswanto pun mengungkapkan beberapa fenomena atmosfer yang terpantau cukup signifikan dan dapat memicu peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia diantaranya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang saat ini mulai memasuki wilayah Indonesia bagian barat dan diprediksikan dapat terus aktif di sekitar wilayah Indonesia hingga periode Dasarian I Desember 2023 dapat berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia.
“Fenomena skala regional lainnya adalah gelombang Equatorial Rossby (ER) yang terpantau aktif di sebagian wilayah Indonesia terutama di bagian tengah dan timur hingga periode akhir Dasarian III November 2023,” ujar Guswanto.
Selain itu, adanya penguatan monsun Asia, terlihat dari adanya indikasi penguatan angin lapisan atas dari wilayah Laut China Selatan hingga lebih dari 25 knot (47 km/jam). Tidak hanya itu, Guswanto juga melaporkan munculnya Bibit Siklon Tropis 99W di Laut Natuna Utara dan Sirkulasi Siklonik di barat Sumatra dan Selat Karimata yang memicu pembentukan daerah pertemuan dan perlambatan angin.
Bibit Siklon Tropis 99W tersebut memiliki kecepatan angin maksimum hingga 20 knot (37 km/jam) dan tekanan udara di pusatnya mencapai 1006 hPa dengan pergerakan sistem ke arah Barat. “Anomali positif Suhu Muka Laut di wilayah Laut China Selatan, Selat Karimata, Laut Jawa, Selat Makassar, dan Laut Sulawesi hingga 3 ᵒC menjadi sumber uap air dalam pembentukan awan hujan,” katanya.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, hal ini sesuai monitoring perkembangan kondisi cuaca dan iklim di seluruh wilayah Indonesia yang saat ini menunjukkan adanya signifikansi dinamika atmosfer yang dapat berdampak pada potensi peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah di Indonesia. “Analisis klimatologis BMKG per Dasarian II November 2023 menunjukkan bahwa sebanyak 20% wilayah Indonesia masuk musim hujan,” ungkap Guswanto, Minggu (26/11/2023).
Sementara itu, kata Guswanto, wilayah yang sedang mengalami musim hujan meliputi Aceh, Sumatra Utara, sebagian besar Riau, sebagian besar Sumatra Barat, sebagian kecil Bengkulu, sebagian kecil Jambi, sebagian besar Sumatra Selatan, sebagian besar Bangka Belitung, sebagian kecil Lampung.
Kemudian di sebagian Banten, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah bagian tengah, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, sebagian kecil Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan bagian utara, sebagian Sulawesi Tengah bagian tengah, sebagian Papua Barat dan sebagian Papua bagian tengah.
Guswanto pun mengungkapkan beberapa fenomena atmosfer yang terpantau cukup signifikan dan dapat memicu peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia diantaranya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang saat ini mulai memasuki wilayah Indonesia bagian barat dan diprediksikan dapat terus aktif di sekitar wilayah Indonesia hingga periode Dasarian I Desember 2023 dapat berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia.
“Fenomena skala regional lainnya adalah gelombang Equatorial Rossby (ER) yang terpantau aktif di sebagian wilayah Indonesia terutama di bagian tengah dan timur hingga periode akhir Dasarian III November 2023,” ujar Guswanto.
Selain itu, adanya penguatan monsun Asia, terlihat dari adanya indikasi penguatan angin lapisan atas dari wilayah Laut China Selatan hingga lebih dari 25 knot (47 km/jam). Tidak hanya itu, Guswanto juga melaporkan munculnya Bibit Siklon Tropis 99W di Laut Natuna Utara dan Sirkulasi Siklonik di barat Sumatra dan Selat Karimata yang memicu pembentukan daerah pertemuan dan perlambatan angin.
Bibit Siklon Tropis 99W tersebut memiliki kecepatan angin maksimum hingga 20 knot (37 km/jam) dan tekanan udara di pusatnya mencapai 1006 hPa dengan pergerakan sistem ke arah Barat. “Anomali positif Suhu Muka Laut di wilayah Laut China Selatan, Selat Karimata, Laut Jawa, Selat Makassar, dan Laut Sulawesi hingga 3 ᵒC menjadi sumber uap air dalam pembentukan awan hujan,” katanya.
(cip)