Survei Alvara Ungkap Pandangan Pelajar Soal Jihad dan Negara Islam

Selasa, 31 Oktober 2017 - 16:56 WIB
Survei Alvara Ungkap Pandangan Pelajar Soal Jihad dan Negara Islam
Survei Alvara Ungkap Pandangan Pelajar Soal Jihad dan Negara Islam
A A A
JAKARTA - Mata Air Fondation dan Alvara Research Center kembali menggelar survei mengenai sikap dan pandangan keagamaan. Kali ini responden survei adalah kalangan mahasiswa dan pelajar.

Berdasarkan hasil survei, sebanyak 23,4% mahasiswa dan 23,3% pelajar SMA setuju dengan jihad untuk tegaknya negara Islam atau khilafah.

"Penetrasi ajaran intoleran sudah masuk di kalangan pelajar, kemudian diperkuat saat menjadi mahasiswa melalui kajian-kajian di kampus," ujar CEO Alvara Research Center, Hasanuddin Ali saat memaparkan hasil survei di Jakarta, Selasa 31 Oktober 2017.

Survei Alvara secara khusus dilakukan untuk mengukur sikap dan pandangan keagamaan kalangan pelajar SMA dan Mahasiswa di Indonesia.

Survei dilakukan terhadap 1.800 mahasiswa di 25 perguruan tinggi unggulan di Indonesia, serta 2.400 pelajar SMAN unggulan di Pulau Jawa dan Kota-kota besar di Indonesia.

Pelajar dan mahasiswa yang disurvei menggeluti bidang studi bidang pertahanan keamanan, keuangan, energi pangan, telekomunikasi, kesehatan, pendidikan, dan manufaktur.

Riset menggunakan pendekatan kuantitatif dan pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka selama kurun waktu 1 September - 5 Oktober 2017. Semua responden beragama Islam dengan populasi seimbang antara pria dan wanita.

"Pelajar SMA dan mahasiswa adalah masa pencarian jati diri yang rentan terhadap apa pun, termasuk ajaran intoleransi dan radikalisme. Pelajar dan mahasiswa nantinya akan menyuplay tenaga kerja di sektor-sektor strategis negara," tutur Hasanuddin.

Hasanuddin mengatakan, dari survei ini diketahui bahwa ada 23,5% mahasiswa dan 16,3% pelajar menyatakan negara Islam perlu diperjuangkan untuk penerapan agama Islam secara kaffah.

"Lalu ketika ditanya tentang perda syariah, ada 21,9 persen pelajar dan 19,6 persen mahasiswa setuju perda syariah untuk mengakomodir penganut agama mayoritas," ujar Hasanuddin.

Diterangkan juga mayoritas pelajar dan mahasiswa memang setuju dengan NKRI sebagai bentuk negara dibandibg khilafah. Namun, perlu diingat bahwa ada 17,8% mahasiswa dan 18,% persen pelajar yang memilik Khilafah dibanding NKRI.

Demikian juga tentang ideologi Pancasila, ada 18,6% pelajar memilih ideologi Islam sebagai ideologi bernegara dibanding Pancasila. Sedangkan di kalangan mahasiswa sebanyak 16,8% memilih ideologi Islam dibanding Pancasila sebagai ideologi bernegara.

"Soal pemimpin nonmuslim, 29,5 persen pelajar dan 29,7 persen mahasiswa menyatakan tidak akan mendukung pemimpin non muslim. Menurut saya ini angkanya luar biasa dan warning yang perlu kita tangkap," jelas Hasanuddin.

Hasanuddin menegaskan, dari temuan survei ini patut dijadikan sebagai alarm bagi segenap komponen bangsa, khususnya bagi pemerintah dan ormas-ormas Islam moderat. Bagaimana mengemas penyampaian ajaran-ajaran agama Islam agar sesuai dengan gaya anak muda saat ini.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1315 seconds (0.1#10.140)