Terlunta-lunta 3 Tahun, Pekerja Migran asal Sumedang Berhasil Dipulangkan dari Arab Saudi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Sumedang, Jawa Barat, Rina Nurliyanti Salim berhasil dipulangkan dari Arab Saudi ke Tanah Air. Rina yang telah lama merantau di Saudi mengalami kepahitan hidup karena tidak mendapatkan pekerjaan tetap dan menghadapi kesulitan pulang ke Tanah Air Indonesia. Faktor dokumen menjadi kendala utama, ditambah Rina dalam kondisi sakit dan memiliki seorang anak balita.
Pemulangan Rina ke Tanah Air berkat kerja kerja Sama Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (Lazisnu) PBNU bekerja sama dengan Sarekat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi).
"Berkat kerja sama Sarbumusi dan Lazisnu PBNU, alhamdulillah Ibu Rina bisa dipulangkan ke Tanah Air. LAZISNU PBNU membantu biaya tiket pemulangan serta memberi bantuan kursi roda bagi Ibu Rina yang sedang sakit,” jelas Direktur Eksekutif NU Care-LAZISNU Qohari Cholil dalam keterangannya, Senin (13/11/2023).
Qohari berharap kepulangan ke Tanah Air bisa menjadi ketenangan batin bagi Rina, karena bisa berkumpul dengan keluarga dan disembuhkan penyakitnya. Qohari menyampaikan rasa syukur bisa ikut serta dalam proses pemulangan Rina.
Sebelumnya, kata Qohari, Lazisnu juga pernah berperan dalam pembebasan seorang pekerja migran asal Majalengka dengan diyat (tebusan) senilai Rp15,5 miliar.
"Pada tahun 2019, Lazisnu juga berperan dalam pembebasan seorang TKI yang dijerat hukuman mati, Eti binti Toyyib Anwar asal Majalengka yang bekerja di Saudi, dengan penebusan atau diyat total sebesar Rp15,5 miliar. Lazisnu pada waktu itu membantu menyumbangkan bantuan dana sebesar Rp12,4 miliar, dan pada tahun 2020 Eti akhirnya bisa selamat dan pulang ke Indonesia," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Federasi Buruh Migran Nusantara Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (F-Buminu Sarbumusi), Ali Abdurrahman menyampaikan terima kasih kepada Lazisnu PBNU atas bantuan yang telah diberikan dalam pemulangan Rina Nurliyanti Salim. Pihaknya berharap apa yang dialami oleh Rina menjadi cermin bagi pemerintah Indonesia untuk dapat memberikan perlindungan yang lebih baik kepada pekerja migran.
Menurutnya, pemerintah hendaknya lebih peka dan membuka hati terhadap kondisi pekerja migran yang sedang mengalami kesulitan. "Seperti yang kita ketahui bahwa pekerja migran adalah penyumbang devisa kedua terbesar setelah migas. Jadi sewajarnya Pemerintah memberikan perlindungan yang konkret, yang nyata, jangan sampai ada Rina-Rina lain," kata Ali.
Apa yang dialami oleh Rina, lanjutnya, menjadi catatan atau pesan untuk Pemerintah agar lebih peka dan membuka nurani kemanusiaan, ketika terjadi hal-hal demikian, seperti mengalami sakit dan tidak bisa pulang ke Tanah Air.
"Mudah-mudahan ini didengar oleh pemerintah, karena pekerja migran sampai saat ini selalu menjadi objek bukan sebagai subjek," katanya.
Pemulangan Rina ke Tanah Air berkat kerja kerja Sama Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (Lazisnu) PBNU bekerja sama dengan Sarekat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi).
"Berkat kerja sama Sarbumusi dan Lazisnu PBNU, alhamdulillah Ibu Rina bisa dipulangkan ke Tanah Air. LAZISNU PBNU membantu biaya tiket pemulangan serta memberi bantuan kursi roda bagi Ibu Rina yang sedang sakit,” jelas Direktur Eksekutif NU Care-LAZISNU Qohari Cholil dalam keterangannya, Senin (13/11/2023).
Qohari berharap kepulangan ke Tanah Air bisa menjadi ketenangan batin bagi Rina, karena bisa berkumpul dengan keluarga dan disembuhkan penyakitnya. Qohari menyampaikan rasa syukur bisa ikut serta dalam proses pemulangan Rina.
Sebelumnya, kata Qohari, Lazisnu juga pernah berperan dalam pembebasan seorang pekerja migran asal Majalengka dengan diyat (tebusan) senilai Rp15,5 miliar.
"Pada tahun 2019, Lazisnu juga berperan dalam pembebasan seorang TKI yang dijerat hukuman mati, Eti binti Toyyib Anwar asal Majalengka yang bekerja di Saudi, dengan penebusan atau diyat total sebesar Rp15,5 miliar. Lazisnu pada waktu itu membantu menyumbangkan bantuan dana sebesar Rp12,4 miliar, dan pada tahun 2020 Eti akhirnya bisa selamat dan pulang ke Indonesia," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Federasi Buruh Migran Nusantara Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (F-Buminu Sarbumusi), Ali Abdurrahman menyampaikan terima kasih kepada Lazisnu PBNU atas bantuan yang telah diberikan dalam pemulangan Rina Nurliyanti Salim. Pihaknya berharap apa yang dialami oleh Rina menjadi cermin bagi pemerintah Indonesia untuk dapat memberikan perlindungan yang lebih baik kepada pekerja migran.
Menurutnya, pemerintah hendaknya lebih peka dan membuka hati terhadap kondisi pekerja migran yang sedang mengalami kesulitan. "Seperti yang kita ketahui bahwa pekerja migran adalah penyumbang devisa kedua terbesar setelah migas. Jadi sewajarnya Pemerintah memberikan perlindungan yang konkret, yang nyata, jangan sampai ada Rina-Rina lain," kata Ali.
Apa yang dialami oleh Rina, lanjutnya, menjadi catatan atau pesan untuk Pemerintah agar lebih peka dan membuka nurani kemanusiaan, ketika terjadi hal-hal demikian, seperti mengalami sakit dan tidak bisa pulang ke Tanah Air.
"Mudah-mudahan ini didengar oleh pemerintah, karena pekerja migran sampai saat ini selalu menjadi objek bukan sebagai subjek," katanya.
(abd)