Tak Ingin Masyarakat Bergantung pada Beras, Mbak Ita Gencarkan Pisang Legi
loading...
A
A
A
SEMARANG - Lebih dari 300 stand peserta memeriahkan festival pangan pendamping beras bertajuk Promosi Pangan Lokal Enak dan Bergizi (Pisang Legi). Cooking Vaganza dan program "Pisang Legi" digelar di Bundaran Simpang Lima Semarang bersamaan dengan kegiatan CFD (Car Free Day), Minggu (12/11/).
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, festival ini merupakan upaya untuk mengajak dan menggelorakan semangat kepada masyarakat untuk mengurangi ketergantungan terhadap konsumsi beras.
"Kegiatan ini adalah upaya terus menerus untuk menggelorakan, memberikan semangat, dan mengajak masyarakat, bahwa kenyang ini tidak harus pakai nasi, beras. Ada pilihan alternatif makanan lain sebagai pengganti karbohidrat nasi," kata Mbak Ita, sapaan akrabnya.
Dengan program Pisang Legi ini juga, masyarakat didorong untuk memanfaatkan pangan lokal pendamping beras sebagai makanan enak dan bergizi dalam menu sehari-hari.
"Ini festival pendamping beras kedua, setelah Oktober lalu dengan 114 stand. Kini berkembang jadi lebih dari 300 stand yang terdiri dari rumah sakit, Puskesmas, sekolah, hotel, bahkan jajaran OPD Pemkot Semarang," lanjutnya.
Tak hanya itu, dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) juga memberikan support dalam festival pendamping beras 'Pisang Legi' kali ini.
"Alhamdulillah hari ini dari Bapanas memberikan support. Bapanas membagikan ratusan pisang, minuman olahan yang semuanya merupakan pangan lokal," ujarnya.
Kegiatan festival pangan pendamping beras "Pisang Legi" merupakan kampanye mengenai pentingnya pola konsumsi pangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA). Dalam Festival Pisang Legi, beraneka ragam makanan dan kudapan berbahan baku non beras dan non terigu tersaji.
Pemkot Semarang menggandeng lebih banyak peserta, mulai dari OPD, organisasi wanita, PHRI, PPJI camat se-Kota Semarang, Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) serta instansi yang bergerak di sektor kesehatan. Masing-masing peserta stand membuat minimal 50 porsi untuk kemudian dibagikan secara gratis kepada masyarakat di area Car Free Day (CFD) Simpanglima Semarang.
Sementara itu, Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional, Sarwo Edhy mengatakan, Bapanas mendukung kegiatan 'Pisang Legi' yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang ini.
"Konsepnya sudah jelas di sini, di mana kita memasak dari sumber pangan lokal, non beras dan non terigu. Apalagi Ibu Wali Kota Semarang juga mendemonstrasikan masakan pendamping beras yakni opor singkong yang bergizi namun mudah dibuat," kata Sarwo Edhy.
Sarwo Edhy mengaku kagum dengan kreativitas Wali Kota Semarang yang mengkampanyekan makanan pendamping beras dengan sangat apik.
"Saya baru tahu, bahwa ternyata ibu Wali Kota orangnya kreatif dan inovatif," sebutnya.
Dirinya mengimbau masyarakat untuk mengurangi nasi dan mengonsumsi pangan alternatif dari sumber pangan lokal yang bersumber dari karbohidrat lain.
"Indonesia merupakan negara makmur, di mana negara ini mempunyai 77 komoditas karbohidat yang bisa kita jadikan pangan alternatif pengganti nasi atau beras," jelasnya.
Senada, Deputi Bidang III Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Andriko Noto Susanto mengatakan, konsumsi pangan berbasis non beras ini merupakan program nasional menuju mandiri pangan dan daulat pangan.
"Bu Wali Kota ini hebat, jadi konsepnya bagus, kegiatannya bagus implementasinya juga bagus. Hari ini kita melihat di Simpang lima full manusia dari ujung ke ujung dan ini bukti bahwa pangan lokal kita bisa menjadi kekuatan besar untuk menunjang kedaulatan pangan," ujarnya.
Lihat Juga: 2 Penyelenggara Negara dan Dua Pihak Swasta Jadi Tersangka Dugaan Korupsi di Pemkot Semarang
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, festival ini merupakan upaya untuk mengajak dan menggelorakan semangat kepada masyarakat untuk mengurangi ketergantungan terhadap konsumsi beras.
"Kegiatan ini adalah upaya terus menerus untuk menggelorakan, memberikan semangat, dan mengajak masyarakat, bahwa kenyang ini tidak harus pakai nasi, beras. Ada pilihan alternatif makanan lain sebagai pengganti karbohidrat nasi," kata Mbak Ita, sapaan akrabnya.
Dengan program Pisang Legi ini juga, masyarakat didorong untuk memanfaatkan pangan lokal pendamping beras sebagai makanan enak dan bergizi dalam menu sehari-hari.
"Ini festival pendamping beras kedua, setelah Oktober lalu dengan 114 stand. Kini berkembang jadi lebih dari 300 stand yang terdiri dari rumah sakit, Puskesmas, sekolah, hotel, bahkan jajaran OPD Pemkot Semarang," lanjutnya.
Tak hanya itu, dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) juga memberikan support dalam festival pendamping beras 'Pisang Legi' kali ini.
"Alhamdulillah hari ini dari Bapanas memberikan support. Bapanas membagikan ratusan pisang, minuman olahan yang semuanya merupakan pangan lokal," ujarnya.
Kegiatan festival pangan pendamping beras "Pisang Legi" merupakan kampanye mengenai pentingnya pola konsumsi pangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA). Dalam Festival Pisang Legi, beraneka ragam makanan dan kudapan berbahan baku non beras dan non terigu tersaji.
Pemkot Semarang menggandeng lebih banyak peserta, mulai dari OPD, organisasi wanita, PHRI, PPJI camat se-Kota Semarang, Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) serta instansi yang bergerak di sektor kesehatan. Masing-masing peserta stand membuat minimal 50 porsi untuk kemudian dibagikan secara gratis kepada masyarakat di area Car Free Day (CFD) Simpanglima Semarang.
Sementara itu, Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional, Sarwo Edhy mengatakan, Bapanas mendukung kegiatan 'Pisang Legi' yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang ini.
"Konsepnya sudah jelas di sini, di mana kita memasak dari sumber pangan lokal, non beras dan non terigu. Apalagi Ibu Wali Kota Semarang juga mendemonstrasikan masakan pendamping beras yakni opor singkong yang bergizi namun mudah dibuat," kata Sarwo Edhy.
Sarwo Edhy mengaku kagum dengan kreativitas Wali Kota Semarang yang mengkampanyekan makanan pendamping beras dengan sangat apik.
"Saya baru tahu, bahwa ternyata ibu Wali Kota orangnya kreatif dan inovatif," sebutnya.
Dirinya mengimbau masyarakat untuk mengurangi nasi dan mengonsumsi pangan alternatif dari sumber pangan lokal yang bersumber dari karbohidrat lain.
"Indonesia merupakan negara makmur, di mana negara ini mempunyai 77 komoditas karbohidat yang bisa kita jadikan pangan alternatif pengganti nasi atau beras," jelasnya.
Senada, Deputi Bidang III Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Andriko Noto Susanto mengatakan, konsumsi pangan berbasis non beras ini merupakan program nasional menuju mandiri pangan dan daulat pangan.
"Bu Wali Kota ini hebat, jadi konsepnya bagus, kegiatannya bagus implementasinya juga bagus. Hari ini kita melihat di Simpang lima full manusia dari ujung ke ujung dan ini bukti bahwa pangan lokal kita bisa menjadi kekuatan besar untuk menunjang kedaulatan pangan," ujarnya.
Lihat Juga: 2 Penyelenggara Negara dan Dua Pihak Swasta Jadi Tersangka Dugaan Korupsi di Pemkot Semarang
(irh)