Kemenag Cetak Ulang Komik Moderasi Beragama ModerArt dan Dibagikan Gratis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Moderasi beragama merupakan cara pandang, sikap, dan perilaku beragama yang dianut sekaligus dipraktikkan oleh sebagian besar penduduk negeri ini dari dulu hingga sekarang. Pemerintah pun menjadikan moderasi beragama sebagai salah satu program nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Pesan-pesan moderasi beragama disebarkan melalui berbagai cara, salah satunya melalui media komik. Hal ini sebagai upaya mendekatkan gagasan dan praktik moderasi beragama kepada generasi muda.
Kepala Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Kementerian Agama Mohammad Ishom mengatakan, inisiatif penerbitan Komik Moderasi Beragama ‘ModerArt’ ditujukan agar pesan moderasi beragama lebih mudah dipahami, khususnya oleh generasi Z dan anak-anak muda.
“Program moderasi beragama ini yang mungkin di kalangan milenial, anak-anak, kalangan anak-anak muda, anak kecil, itu belum begitu memahami konsep. Kalau yang konseptual kan yang agak susah dipahami. Oleh karena itu, menyasar kelompok milenial, gen Z agar paham konsep moderasi beragama maka kita melakukan pembuatan komik ini, komik moderasi beragama,” ujar Ishom di Jakarta, Rabu (8/11/2023).
Dia optimistis komik moderasi beragama memberikan kontribusi positif dalam membentuk sikap, pandangan, dan etika generasi muda dalam menjalani hidup dengan moderasi beragama.
Distribusi buku komik moderasi beragama ini akan melibatkan Ditjen Pendis Kemenag dan berbagai lembaga pendidikan. “Melalui Ditjen Pendis nanti bisa ke madrasah-madrasah, pesantren-pesantren, ke perguruan tinggi,” katanya.
Sementara dalam upaya menyosialisasikan program moderasi beragama dengan media komik, pihaknya menggelar seminar, dialog, dan kampanye sosial di media cetak maupun elektronik.
“Itu program masifikasi dari program moderasi beragama khususnya untuk komik, buku saku, dan program-program lainnya,” ucapnya.
Tim Penyusun Komik Moderasi Beragama dari Balitbang dan Diklat Kemenag Nur Rahmah Husein mengatakan, buku komik moderasi beragama perdana dicetak pada tahun 2022. Mendapati antusiasme yang tinggi dari masyarakat, dalam waktu dekat ini pihaknya berencana mencetak ulang edisi kedua komik tersebut.
“Setelah kita desiminasi ke beberapa provinsi ternyata buku ini banyak banget peminatnya. Tahun ini insyaallah kita akan mencetak ulang edisi kedua dari komik moderasi beragama,” ujar Nur.
Proses penyusunan pesan-pesan moderasi beragama yang dikemas dalam media komik melibatkan sejumlah ilustrator berpengalaman seperti Abdullah Ibnu Thalhah, Diyan Bijac, M Syaifuddin Ifoed, dan Djoko Susilo.
Masyarakat bisa mendapatkan komik tersebut secara gratis dengan mendatangi langsung kantor Puslibang Lektur LKKMO di Kantor Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin Nomor 6, Jakarta Pusat.
“Kalau lembaga yang ingin mengajukan bisa mengajukan surat terlebih dahulu ke kami nanti akan kami siapkan dan mendapatkan secara gratis,” kata Nur.
Pesan-pesan moderasi beragama disebarkan melalui berbagai cara, salah satunya melalui media komik. Hal ini sebagai upaya mendekatkan gagasan dan praktik moderasi beragama kepada generasi muda.
Kepala Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Kementerian Agama Mohammad Ishom mengatakan, inisiatif penerbitan Komik Moderasi Beragama ‘ModerArt’ ditujukan agar pesan moderasi beragama lebih mudah dipahami, khususnya oleh generasi Z dan anak-anak muda.
“Program moderasi beragama ini yang mungkin di kalangan milenial, anak-anak, kalangan anak-anak muda, anak kecil, itu belum begitu memahami konsep. Kalau yang konseptual kan yang agak susah dipahami. Oleh karena itu, menyasar kelompok milenial, gen Z agar paham konsep moderasi beragama maka kita melakukan pembuatan komik ini, komik moderasi beragama,” ujar Ishom di Jakarta, Rabu (8/11/2023).
Dia optimistis komik moderasi beragama memberikan kontribusi positif dalam membentuk sikap, pandangan, dan etika generasi muda dalam menjalani hidup dengan moderasi beragama.
Distribusi buku komik moderasi beragama ini akan melibatkan Ditjen Pendis Kemenag dan berbagai lembaga pendidikan. “Melalui Ditjen Pendis nanti bisa ke madrasah-madrasah, pesantren-pesantren, ke perguruan tinggi,” katanya.
Sementara dalam upaya menyosialisasikan program moderasi beragama dengan media komik, pihaknya menggelar seminar, dialog, dan kampanye sosial di media cetak maupun elektronik.
“Itu program masifikasi dari program moderasi beragama khususnya untuk komik, buku saku, dan program-program lainnya,” ucapnya.
Tim Penyusun Komik Moderasi Beragama dari Balitbang dan Diklat Kemenag Nur Rahmah Husein mengatakan, buku komik moderasi beragama perdana dicetak pada tahun 2022. Mendapati antusiasme yang tinggi dari masyarakat, dalam waktu dekat ini pihaknya berencana mencetak ulang edisi kedua komik tersebut.
“Setelah kita desiminasi ke beberapa provinsi ternyata buku ini banyak banget peminatnya. Tahun ini insyaallah kita akan mencetak ulang edisi kedua dari komik moderasi beragama,” ujar Nur.
Proses penyusunan pesan-pesan moderasi beragama yang dikemas dalam media komik melibatkan sejumlah ilustrator berpengalaman seperti Abdullah Ibnu Thalhah, Diyan Bijac, M Syaifuddin Ifoed, dan Djoko Susilo.
Masyarakat bisa mendapatkan komik tersebut secara gratis dengan mendatangi langsung kantor Puslibang Lektur LKKMO di Kantor Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin Nomor 6, Jakarta Pusat.
“Kalau lembaga yang ingin mengajukan bisa mengajukan surat terlebih dahulu ke kami nanti akan kami siapkan dan mendapatkan secara gratis,” kata Nur.
(jon)