Ganjar Pranowo Proyeksikan Modernisasi Pertanian agar Petani Makin Mandiri
loading...
A
A
A
JAKARTA - Calon Presiden yang didukung Partai Perindo Ganjar Pranowo memproyeksikan penerapan modernisasi pertanian agar para petani makin mandiri dan tidak bergantung pada bantuan. Hal itu dikatakannya usai menyerap aspirasi ratusan petani dalam diskusi ‘Rembuk Tani’ di Desa Labuhan Batu Dua, Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, Kamis (26/10/2023).
Para petani dalam forum itu menyampaikan keresahan terkait kapasitas sumber daya manusia (SDM) pertanian yang masih belum memadai. Sehingga ketika bibit mahal dan pupuk subsidi dikurangi, para petani kelimpungan karena belum memiliki kemampuan untuk menciptakan bibit atau membuat pupuk organik secara mandiri.
Maka itu, solusi yang diberikan Ganjar adalah penerapan mekanisme pertanian modern dengan menambah penyuluh pertanian manusia dan penyuluh artificial intelligence (AI) agar petani mandiri dan tidak bergantung lagi pada bantuan.
“Maka satu penyuluh harus disiapkan untuk ditambah. Atau kalau tidak, harus masuk artificial intelligence sehingga penyuluhnya itu diimbangi. Diimbangi itu artinya ya penyuluh yang manusia ada, dan penyuluh yang kecerdasan buatan ada sehingga bisa menggunakan gadget,” kata Ganjar.
Dia juga mengingatkan para petani bahwa di era sekarang penerapan modernisasi pertanian sangat diperlukan. Sebab itu, Ganjar memproyeksikan para petani dapat beradaptasi dengan modernisasi tersebut melalui pelatihan SDM yang difasilitasi pemerintah.
“Kalau itu bisa dilakukan, maka di sisi hulunya mereka yang sudah terbiasa menanam, problem benih, problem obat, atau pupuk organik yang mereka buat sendiri, butuh pelatihan. Itu yang diperlukan mereka,” tuturnya.
Selain tentang kapasitas SDM, Ganjar juga menyerap aspirasi soal harga komoditas tani yang masih murah ketika dijual petani. Apalagi jika hasil tani dijual kepada tengkulak.
Maka Ganjar mendorong konsep link and match dengan menghadirkan off taker atau pembeli komoditas petani dari pihak industri perusahaan. Sehingga petani bisa m bernegosiasi dan mendapatkan harga tetap untuk hasil taninya.
Para petani dalam forum itu menyampaikan keresahan terkait kapasitas sumber daya manusia (SDM) pertanian yang masih belum memadai. Sehingga ketika bibit mahal dan pupuk subsidi dikurangi, para petani kelimpungan karena belum memiliki kemampuan untuk menciptakan bibit atau membuat pupuk organik secara mandiri.
Maka itu, solusi yang diberikan Ganjar adalah penerapan mekanisme pertanian modern dengan menambah penyuluh pertanian manusia dan penyuluh artificial intelligence (AI) agar petani mandiri dan tidak bergantung lagi pada bantuan.
“Maka satu penyuluh harus disiapkan untuk ditambah. Atau kalau tidak, harus masuk artificial intelligence sehingga penyuluhnya itu diimbangi. Diimbangi itu artinya ya penyuluh yang manusia ada, dan penyuluh yang kecerdasan buatan ada sehingga bisa menggunakan gadget,” kata Ganjar.
Dia juga mengingatkan para petani bahwa di era sekarang penerapan modernisasi pertanian sangat diperlukan. Sebab itu, Ganjar memproyeksikan para petani dapat beradaptasi dengan modernisasi tersebut melalui pelatihan SDM yang difasilitasi pemerintah.
“Kalau itu bisa dilakukan, maka di sisi hulunya mereka yang sudah terbiasa menanam, problem benih, problem obat, atau pupuk organik yang mereka buat sendiri, butuh pelatihan. Itu yang diperlukan mereka,” tuturnya.
Selain tentang kapasitas SDM, Ganjar juga menyerap aspirasi soal harga komoditas tani yang masih murah ketika dijual petani. Apalagi jika hasil tani dijual kepada tengkulak.
Maka Ganjar mendorong konsep link and match dengan menghadirkan off taker atau pembeli komoditas petani dari pihak industri perusahaan. Sehingga petani bisa m bernegosiasi dan mendapatkan harga tetap untuk hasil taninya.