Kompetensi Tenaga Penyuluh Kostratani di Sulsel Ditingkatkan dalam ToT CSA SIMURP
loading...
A
A
A
SULAWESI SELATAN - Sebagai garda terdepan dalam pertanian Tanah Air, penyuluh Kostratani dituntut terus meningkatkan kompetensinya. Baik pengetahuan maupun skill. Di Sulawesi Selatan, kompetensi penyuluh Kostratani ditingkatkan dalam Training of Trainer (ToT) Climate Smart Agriculture (CSA) Strategic Irrigation Modernization And Urgent Rehabilitation Project (SIMURP), 4-8 Agustus 2020.
Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, penyuluh adalah garda terdepan yang bisa membawa pertanian maju. “Tugas penyuluh pertanian tidak mudah. Mereka harus turun ke lapangan, harus terus mendampingi petani dan memastikan produksi tidak terganggu. Justru mereka harus meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu dibutuhan penyuluh yang cerdas. Jika penyuluh cerdas, maka petani juga cerdas, dan pertanian tidak akan terganggu,” tutur Mentan SYL.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSMDP) Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi mengatakan, skill, pengetahuan dan kompetensi penyuluh Kostratani akan ditingkatkan dalam ToT CSA SIMURP, termasuk penyuluh di Sulawesi Selatan. “SIMURP adalah salah satu kegiatan yang dikembangkan oleh pemerintah dalam menangani masalah infrastruktur, kelembagaan, sistim informasi dan manajemen yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi irigasi melalui pendekatan modernisasi berbasis partisipatif,” jelasnya.
Ditambahkan Dedi Nursyamsi, untuk mengawal hal itu, dibuat ToT CSA untuk para penyuluh. Harapannya, penyuluh bisa berperan menjadi pelatih bagi para petani. “Sehingga ilmu atau pengetahuan yang didapat penyuluh dari kegiatan ToT CSA bisa diimplementasikan dengan baik di lapangan. Harapannya tentu saja meningkatkan produksi pertanian,” terangnya.
Dedi Nursyamsi mengatakan, pemdekatan SIMURP dilakukan melalui pemberdayaan sumberdaya manusia pertanian, yaitu penyuluh pertanian, dan petani agar dapat mengimplementasikan praktek-praktek pertanian dengan menerapkan prinsip-prinsip CSA. “Tujuannya meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian tidak hanya komoditas padi tetapi komoditas lain yang mempunyai nilai ekonomis tinggi di daerah irigasi (DI),” jelasnya.
Kegiatan ToT CSA di Sulawesi Selatan dilakukan secara virtual dengan metode Learning Manajemen Sistem (LMS) yang dipandu oleh tim IT dari Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku.
ToT diikuti 52 orang peserta yang terbagi menjadi 4 titik pertemuan yaitu di Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Provinsi Sulawesi Selatan 6 orang, Dinas Pertanian Kabupaten Takalar 14 orang, Dinas Pertanian Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep) 22 orang, dan Dinas Pertanian Kabupaten Bone 10 orang. (NF/EZ)
Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, penyuluh adalah garda terdepan yang bisa membawa pertanian maju. “Tugas penyuluh pertanian tidak mudah. Mereka harus turun ke lapangan, harus terus mendampingi petani dan memastikan produksi tidak terganggu. Justru mereka harus meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu dibutuhan penyuluh yang cerdas. Jika penyuluh cerdas, maka petani juga cerdas, dan pertanian tidak akan terganggu,” tutur Mentan SYL.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSMDP) Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi mengatakan, skill, pengetahuan dan kompetensi penyuluh Kostratani akan ditingkatkan dalam ToT CSA SIMURP, termasuk penyuluh di Sulawesi Selatan. “SIMURP adalah salah satu kegiatan yang dikembangkan oleh pemerintah dalam menangani masalah infrastruktur, kelembagaan, sistim informasi dan manajemen yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi irigasi melalui pendekatan modernisasi berbasis partisipatif,” jelasnya.
Ditambahkan Dedi Nursyamsi, untuk mengawal hal itu, dibuat ToT CSA untuk para penyuluh. Harapannya, penyuluh bisa berperan menjadi pelatih bagi para petani. “Sehingga ilmu atau pengetahuan yang didapat penyuluh dari kegiatan ToT CSA bisa diimplementasikan dengan baik di lapangan. Harapannya tentu saja meningkatkan produksi pertanian,” terangnya.
Dedi Nursyamsi mengatakan, pemdekatan SIMURP dilakukan melalui pemberdayaan sumberdaya manusia pertanian, yaitu penyuluh pertanian, dan petani agar dapat mengimplementasikan praktek-praktek pertanian dengan menerapkan prinsip-prinsip CSA. “Tujuannya meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian tidak hanya komoditas padi tetapi komoditas lain yang mempunyai nilai ekonomis tinggi di daerah irigasi (DI),” jelasnya.
Kegiatan ToT CSA di Sulawesi Selatan dilakukan secara virtual dengan metode Learning Manajemen Sistem (LMS) yang dipandu oleh tim IT dari Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku.
ToT diikuti 52 orang peserta yang terbagi menjadi 4 titik pertemuan yaitu di Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Provinsi Sulawesi Selatan 6 orang, Dinas Pertanian Kabupaten Takalar 14 orang, Dinas Pertanian Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep) 22 orang, dan Dinas Pertanian Kabupaten Bone 10 orang. (NF/EZ)
(alf)