Cawapres Prabowo, Kesiapan dan Popularitas Erick Thohir Kalahkan Gibran
loading...
A
A
A
BANDUNG - Duet Prabowo Subianto dan Erick Thohir memiliki elektabilitas cukup tinggi dibandingkan dengan duet Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Hal ini diketahui berdasarkan hasil survei Ipsos Public Affairs yang dilakukan pada 17 – 19 Oktober 2023 terhadap 1.207 responden di 34 provinsi dengan margin of error sebesar 2,83 persen.
Dalam hasil simulasi itu, duet Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mendapatkan suara sebesar 31,32 persen. Sedangkan ketika Prabowo Subianto dipasangkan dengan Erick Thohir, raihan suaranya menjadi 37,53 persen.
Menurut peneliti senior Ipsos Public Affairs, Arif Nurul Imam, Erick Thohir memiliki kesiapan lebih matang untuk mengikuti kontestasi Pilpres 2024 dibandingkan dengan Gibran Rakabuming Raka.
Sehingga menurutnya, hal itulah yang menyebabkan elektabilitas Menteri BUMN tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan Gibran.
"Saya kira Erick Thohir telah mempersiapkan sejak dini akan ikut kontestasi dalam Pilpres 2024. Sehingga Erick Thohir memiliki basis dan elektabilitas yang tinggi itulah kemudian ketika berpasangan dengan Erick Thohir maka menambah elektabilitas Prabowo Subianto," kata Arif dalam Zoomeeting bertajuk 'Dilema Prabowo Subianto', Sabtu (21/10/2023).
Tak hanya itu, kata Arif, faktor lain yang menyebabkan elektabilitas Prabowo menjadi tinggi saat disandingkan dengan Erick Thohir karena popularitas dari Ketua Umum PSSI tersebut.
"Faktor lainnya juga saya kira dari sisi jabatan mungkin Erick Thohir bisa memiliki jabatan publik karena itu dia memiliki panggung politik yang bisa dilihat oleh masyarakat yang akan menambah nilai popularitas maupun elektabilitas Erick Thohir," ungkapnya.
Di sisi lain, Arif juga menyinggung soal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal batas usia capres-cawapres 40 tahun. Menurutnya, hal itu belum berdampak langsung bagi elektabilitas Gibran sendiri.
Ditambah lagi, pihaknya memandang jika putra sulung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut tidak berniat untuk maju dalam Pilpres 2024.
"Sejak awal Gibran ini tidak ada atau belum terlihat niat untuk maju dalam Pilpres. Kemudian baru belakangan ini disimulasikan dalam banyak survei saya kira bukan soal naik atau tidak tetapi Gibran pasca putusan MK memiliki elektabilitas yang memang belum tinggi tetapi bisa dikapitalisasi biar naik," tandasnya.
Hal ini diketahui berdasarkan hasil survei Ipsos Public Affairs yang dilakukan pada 17 – 19 Oktober 2023 terhadap 1.207 responden di 34 provinsi dengan margin of error sebesar 2,83 persen.
Dalam hasil simulasi itu, duet Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mendapatkan suara sebesar 31,32 persen. Sedangkan ketika Prabowo Subianto dipasangkan dengan Erick Thohir, raihan suaranya menjadi 37,53 persen.
Menurut peneliti senior Ipsos Public Affairs, Arif Nurul Imam, Erick Thohir memiliki kesiapan lebih matang untuk mengikuti kontestasi Pilpres 2024 dibandingkan dengan Gibran Rakabuming Raka.
Sehingga menurutnya, hal itulah yang menyebabkan elektabilitas Menteri BUMN tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan Gibran.
"Saya kira Erick Thohir telah mempersiapkan sejak dini akan ikut kontestasi dalam Pilpres 2024. Sehingga Erick Thohir memiliki basis dan elektabilitas yang tinggi itulah kemudian ketika berpasangan dengan Erick Thohir maka menambah elektabilitas Prabowo Subianto," kata Arif dalam Zoomeeting bertajuk 'Dilema Prabowo Subianto', Sabtu (21/10/2023).
Tak hanya itu, kata Arif, faktor lain yang menyebabkan elektabilitas Prabowo menjadi tinggi saat disandingkan dengan Erick Thohir karena popularitas dari Ketua Umum PSSI tersebut.
"Faktor lainnya juga saya kira dari sisi jabatan mungkin Erick Thohir bisa memiliki jabatan publik karena itu dia memiliki panggung politik yang bisa dilihat oleh masyarakat yang akan menambah nilai popularitas maupun elektabilitas Erick Thohir," ungkapnya.
Di sisi lain, Arif juga menyinggung soal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal batas usia capres-cawapres 40 tahun. Menurutnya, hal itu belum berdampak langsung bagi elektabilitas Gibran sendiri.
Ditambah lagi, pihaknya memandang jika putra sulung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut tidak berniat untuk maju dalam Pilpres 2024.
"Sejak awal Gibran ini tidak ada atau belum terlihat niat untuk maju dalam Pilpres. Kemudian baru belakangan ini disimulasikan dalam banyak survei saya kira bukan soal naik atau tidak tetapi Gibran pasca putusan MK memiliki elektabilitas yang memang belum tinggi tetapi bisa dikapitalisasi biar naik," tandasnya.
(thm)