Latar Belakang dan Sejarah Pemberontakan DI/TII Beserta Penyelesaiannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemberontakan DI/TII atau Darul Islam/Tentara Islam Indonesia merupakan konflik bersenjata yang terjadi di Indonesia pada periode pasca-kemerdekaan.
Pemberontakan DI/TII bermula dari pemikiran S.M. Kartosuwiryo yang menganggap bahwa Indonesia telah kalah dan bubar setelah Soekarno dan Hatta ditangkap di Yogyakarta, pada 19 Desember 1948.
Ketika keamanan bangsa belum sepenuhnya tercapai, petualangan kaum separatis maupun golongan ekstrem masih terus berlangsung. Pada masa itu juga muncul pemberontakan "Darul Islam" yang memiliki tujuan untuk mendirikan Negara Islam Indonesia (NII).
Gerakan ini berusaha untuk menggulingkan pemerintahan nasional Indonesia yang dianggap tidak memadai dalam menerapkan hukum Islam. Mereka mendukung sistem pemerintahan berdasarkan syariah Islam.
Untuk mencapai tujuannya, DI/TII lantas mengembangkan sayapnya di daerah Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, dan Aceh. Pemberontakan DI/TII di berbagai daerah bertujuan sama, tetapi mempunyai faktor penyebab yang berbeda.
Daerah tempat gerakan Darul Islam pertama mulai dari wilayah pegunungan di Jawa Barat. Kemudian menyebar ke timur dari Bandung sampai ke perbatasan dengan Jawa Tengah.
Pemberontakan DI/TII pertama dimulai pada tahun 1948 setelah Kartosuwiryo menyatakan kemerdekaan NII. Pemberontakan ini dipicu oleh ketidakpuasan terhadap pemerintahan Indonesia dan penolakan atas pemerintahan demokratis.
Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat melibatkan pertempuran antara anggota DI/TII dan pasukan pemerintah Indonesia. Konflik tersebut meluas ke berbagai daerah di Jawa Barat dan berlangsung selama beberapa tahun.
Untuk meredakan pemberontakan ini, pemerintah Indonesia sampai melancarkan operasi militer. Sampai pada akhirnya Kartosuwiryo berhasil ditangkap oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1962 dan dieksekusi.
Pemberontakan DI/TII bermula dari pemikiran S.M. Kartosuwiryo yang menganggap bahwa Indonesia telah kalah dan bubar setelah Soekarno dan Hatta ditangkap di Yogyakarta, pada 19 Desember 1948.
Ketika keamanan bangsa belum sepenuhnya tercapai, petualangan kaum separatis maupun golongan ekstrem masih terus berlangsung. Pada masa itu juga muncul pemberontakan "Darul Islam" yang memiliki tujuan untuk mendirikan Negara Islam Indonesia (NII).
Gerakan ini berusaha untuk menggulingkan pemerintahan nasional Indonesia yang dianggap tidak memadai dalam menerapkan hukum Islam. Mereka mendukung sistem pemerintahan berdasarkan syariah Islam.
Untuk mencapai tujuannya, DI/TII lantas mengembangkan sayapnya di daerah Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, dan Aceh. Pemberontakan DI/TII di berbagai daerah bertujuan sama, tetapi mempunyai faktor penyebab yang berbeda.
Daerah tempat gerakan Darul Islam pertama mulai dari wilayah pegunungan di Jawa Barat. Kemudian menyebar ke timur dari Bandung sampai ke perbatasan dengan Jawa Tengah.
Deretan Pemberontakan DI/TII dan Penyelesaiannya
Pemberontakan DI/TII pertama dimulai pada tahun 1948 setelah Kartosuwiryo menyatakan kemerdekaan NII. Pemberontakan ini dipicu oleh ketidakpuasan terhadap pemerintahan Indonesia dan penolakan atas pemerintahan demokratis.
Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat melibatkan pertempuran antara anggota DI/TII dan pasukan pemerintah Indonesia. Konflik tersebut meluas ke berbagai daerah di Jawa Barat dan berlangsung selama beberapa tahun.
Untuk meredakan pemberontakan ini, pemerintah Indonesia sampai melancarkan operasi militer. Sampai pada akhirnya Kartosuwiryo berhasil ditangkap oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1962 dan dieksekusi.