Yusuf Lakaseng Perindo Minta Ciptakan Pesta Demokrasi Sehat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua DPP Partai Perindo Bidang Politik Yusuf Lakaseng turut berkomentar terkait pernyataan Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) yang tak ingin ada perpecahan saat Pemilu 2024. Menurut Yusuf, kontestasi politik tidak akan menghasilkan perpecahan jika yang diutamakan adalah gagasan, rekam jejak, dan prestasi.
"Sebaliknya akan memecah belah jika untuk menang menghalalkan segala cara dengan menyebar hoaks, kampanye hitam, dan politik uang," kata Yusuf kepada wartawan, Minggu (8/10/2023).
Dalam kontestasi pemilu, lanjut Yusuf, rakyat harus diberikan hak yang sama dalam memilih calon pemimpin. Begitu pula para calon pemimpin juga harus diberikan ruang seluas-luasnya untuk menyampaikan gagasan untuk Indonesia ke depan.
"Para kandidat harus diberi ruang yang sama dan seluas-luasnya untuk menyampaikan gagasan serta programnya dan rakyat harus berfungsi sebagai juri yang akan menilai dan memilihnya," jelas pria yang juga merupakan Caleg DPR RI Dapil Sulawesi Tengah ini.
Dia mengatakan, tantangan demokrasi Indonesia adalah liberalisme politik di tengah rendahnya literasi politik. Hal itu dikarenakan masih banyak rakyat berpendidikan rendah serta tingkat kemiskinan yang masih sangat tinggi.
Akibatnya, rakyat mudah diadu domba dan budaya politik uang menjadi sangat marak. "Demokrasi akan rasional dan sehat seiring meningkatnya tingkat pendidikan dan kesejahteraan rakyat," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan perbedaan pilihan saat pesta demokrasi Pemilu 2024 merupakan hal yang sangat biasa. Jokowi tidak ingin dengan perbedaan itu justru mengakibatkan perpecahan di tengah masyarakat.
Hal itu disampaikan dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi) yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (7/10/2023).
"Saya wanti-wanti Pemilu 2024 baik itu Pilpres, Pemilihan Legislatif, dan Pilkada Gubernur, Bupati, dan Wali Kota itu kita menjadi terpecah belah karena perbedaan pilihan, jangan. Beda pilihan itu biasa, beda pilihan itu wajar dan enggak apa-apa," kata Jokowi dalam pidatonya.
Jokowi melihat masyarakat sangat mudah terprovokasi saat gelaran peserta demokrasi. Padahal, pemimpin yang mereka dukung saling menghargai dan tidak bermusuhan.
"Kadang-kadang pemimpinnya sudah bareng-bareng sudah makan siang bareng, makan malam bareng, ngopi-ngopi bareng, yang di bawah masih ribut," kata Jokowi.
Untuk itu, Jokowi mengajak agar meminta kepada masyarakat untuk menjaga persaudaraan dan kerukunan sesama bangsa Indonesia agar Pemilu 2024 bisa berjalan dengan damai dan sejuk.
"Karena biasanya kalau sudah masuk ke tahun politik, itu banyak percikan-percikan yang perlu disejukkan. Banyak gesekan-gesekan yang perlu disejukkan," ujarnya.
Lihat Juga: Jadi Waketum 5 Perindo, Angkie Yudistia Bakal Gunakan Pengalamannya untuk Kemenangan Partai
"Sebaliknya akan memecah belah jika untuk menang menghalalkan segala cara dengan menyebar hoaks, kampanye hitam, dan politik uang," kata Yusuf kepada wartawan, Minggu (8/10/2023).
Dalam kontestasi pemilu, lanjut Yusuf, rakyat harus diberikan hak yang sama dalam memilih calon pemimpin. Begitu pula para calon pemimpin juga harus diberikan ruang seluas-luasnya untuk menyampaikan gagasan untuk Indonesia ke depan.
"Para kandidat harus diberi ruang yang sama dan seluas-luasnya untuk menyampaikan gagasan serta programnya dan rakyat harus berfungsi sebagai juri yang akan menilai dan memilihnya," jelas pria yang juga merupakan Caleg DPR RI Dapil Sulawesi Tengah ini.
Dia mengatakan, tantangan demokrasi Indonesia adalah liberalisme politik di tengah rendahnya literasi politik. Hal itu dikarenakan masih banyak rakyat berpendidikan rendah serta tingkat kemiskinan yang masih sangat tinggi.
Akibatnya, rakyat mudah diadu domba dan budaya politik uang menjadi sangat marak. "Demokrasi akan rasional dan sehat seiring meningkatnya tingkat pendidikan dan kesejahteraan rakyat," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan perbedaan pilihan saat pesta demokrasi Pemilu 2024 merupakan hal yang sangat biasa. Jokowi tidak ingin dengan perbedaan itu justru mengakibatkan perpecahan di tengah masyarakat.
Hal itu disampaikan dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi) yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (7/10/2023).
"Saya wanti-wanti Pemilu 2024 baik itu Pilpres, Pemilihan Legislatif, dan Pilkada Gubernur, Bupati, dan Wali Kota itu kita menjadi terpecah belah karena perbedaan pilihan, jangan. Beda pilihan itu biasa, beda pilihan itu wajar dan enggak apa-apa," kata Jokowi dalam pidatonya.
Jokowi melihat masyarakat sangat mudah terprovokasi saat gelaran peserta demokrasi. Padahal, pemimpin yang mereka dukung saling menghargai dan tidak bermusuhan.
"Kadang-kadang pemimpinnya sudah bareng-bareng sudah makan siang bareng, makan malam bareng, ngopi-ngopi bareng, yang di bawah masih ribut," kata Jokowi.
Untuk itu, Jokowi mengajak agar meminta kepada masyarakat untuk menjaga persaudaraan dan kerukunan sesama bangsa Indonesia agar Pemilu 2024 bisa berjalan dengan damai dan sejuk.
"Karena biasanya kalau sudah masuk ke tahun politik, itu banyak percikan-percikan yang perlu disejukkan. Banyak gesekan-gesekan yang perlu disejukkan," ujarnya.
Lihat Juga: Jadi Waketum 5 Perindo, Angkie Yudistia Bakal Gunakan Pengalamannya untuk Kemenangan Partai
(rca)