Sosok Albert Inkiriwang, Pangdam XVII/Trikora Pertama Peraih Adhi Makayasa AKABRI 1972
loading...
A
A
A
JAKARTA - Albert Inkiriwang dikenal sebagai purnawirawan TNI Angkatan Darat berpangkat Mayor Jenderal (Mayjen) TNI. Lulusan terbaik peraih Adhi Makayasa AKABRI 1972 itu merupakan perwira TNI pertama yang menjabat Pangdam XVII/Trikora dan Koorsahli Panglima TNI.
Nama lengkapnya cukup panjang, yakni Albert Cornelius Jacobus Daniel Inkiriwang. Pria kelahiran 19 September 1949 di Tanah Wajo, Minahasa, Sulawesi Utara itu merupakan putra sulung Emile Wilhelmus Inkiriwang, mantan Konsul Indonesia di Davao City, Filipina.
Mengutip tulisan berjudul 'Pemenang-Pemenang Lencana Adi Makayasa Tahun Akademi 1972' dalam majalah AKABRI No 22 Tahun 1973, Albert Inkiriwang sudah memiliki tekad kuat menjadi seorang tentara sejak duduk di bangku SMA. Ia ingin menikmati hidup sebagai seorang perwira ABRI.
Pada awal 1969, stelah lulus dari SMA Negeri IV Jakarta, Albert Inkiriwang langsung mendaftar Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) Bagian Umum/Darat dan mengambil kecabangan Infanteri. Di awal-awal masuk kampus, ia sempat kaget dengan kehidupan Taruna yang segala gerak-geriknya diatur. Namun karena keingian kuat menjadi seorang perwira ABRI, Albert muda pun mampu segera menyesuaikan diri.
Albert yang telah aktif di klub-klub olahraga sejak pelajar SMA tak merasa canggung dengan kegiatan/latihan fisik di AKABRI. Melihat hal itu, pimpinan ABRI mengangkatnya sebagai Komandan Resimen Korps Taruna Umum. Jabatan itu diemban selama dua tahun berturut-turut. Setelah itu, dua tahun berturut-turut Albert dipercaya menjadi Wakil Komandan Divisi Korps Taruna.
Kemampuan olahraga Albert juga semakin berkembang di AKABRI. Ia selalu memanfaatkan waktu untuk berolahraga, sehingga tak heran ia kemudian masuk dalam tim AKABRI Umum/Darat untuk cabang olahraga basket, judo, karate, dan menembak.
Satu lagi kelebihan Albert Inkiwirang dibanding rekan Taruna lainnya adalah ia cas cis cus berbahasa Inggris. Tak heran, putra Emile Wilhelmus Inkiriwang selalu dilibatkan dalam penyambutan tamu-tamu AKABRI Umum/Darat. Dengan kemampuan itu, Albert juga bisa mendongkrak pengetahuannya dengan membaca buku-buku berbahasa Inggris di Perpustakaan AKABRI.
Kesungguhan dalam menjalani pendidikan ditunjukkan Albert dengan tekun belajar. Ia memiliki tekad menguasai seluruh pelajaran yang diterima. Penguasaan di dalam kelas kemudian dimatangkan dengan latihan dan pendalaman di luar kelas.
Ketika tidak bisa mengikuti pelajaran karena melaksanakan tugas Korps Taruna, Albert akan segera menemui temannya untuk menanyakan tentang materi di kelas. Jika belum paham, maka ia tak segan menemui dosen untuk meminta penjelasan lebih lanjut. Tekad kuat dalam belajar inilah yang nantinya membawa Albert meraih prestasi di pendidikan.
Lalu pelajaran apa yang paling ia sukai? Dengan tegas Albert Inkiriwang menjawab, "Pelajaran taktik, strategi, dan matematik. Alasannya, karena di samping melatih kemampuan berpikir logis, analitis, dan sistematis juga dapat menyibukkan diri," kata Albert dikutip dari artikel berjudul Pemenang-Pemenang Lencana Adi Makayasa Tahun Akademi 1972' dalam majalah AKABRI No 22 Tahun 1973, Rabu (3/10/2023).
Albert tak melulu beraktivitas di dalam kampus tapi juga keluar ketika liburan. Salah satu kegiatan yang sering ia lakukan ketika liburan adalah jalan-jalan ke kota untuk sekedar melepaskan penat setelah mengikuti pendidikan yang berat.
Albert Inkiriwang diangkat menjadi Tenaga Profesional Bidang Kepemimpinan Nasional Lemhannas setelah pensiun dari TNI. FOTO/LEMHANNAS
Ia juga menunjukkan antusiasme tinggi ketika mengikuti latihan-latihan di tengah masyarakat. Menurutnya, banyak pengalaman yang diperoleh dan sangat penting untuk menunjang bagi seorang tentara Infateri seperti dirinya.
Atas dedikasinya selama pendidikan, tak heran Alber Inkiwirang akhirnya menjadi lulusan terbaik peraih Adhi Makayasa AKABRI Umum/Darat 1972. Keinginannya menikmati kehidupan sebagai seorang perwira ABRI pun dimulai.
Beragam penugasan dilalui Albert usai dilantik menjadi Perwira Remaja, mulai dari kesatuan tempur hingga lembaga pendidikan. Albert mendapat pangkat Letnan Kolonel (Letkol) TNI ketika dipercaya menjadi Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara (Yonif Linud) 305/Tengkorak di Karawang, Jawa Barat pada 1988-1989. Lalu dimutasi menjadi Komandan Yonif 412/Bharata Eka Sakti yang bermarkas di Purworejo, Jawa Tengah.
Pada 1991, Albert ditugaskan menjadi Komandan Kontingen Garuda Indonesia XI yang bertugas di Irak dan Kuwait. Sepulang dari tugas luar negeri, ia kemudian menjabat sebagai Komandan Brigif Linud 18/Kostrad, dan pada 1997 ditunjuk menjadi Komandan Pusat Pendidikan Infanteri TNI AD.
Memasuki era Reformasi terjadi perubahan di organisasi TNI. Salah satunya, Komando Daerah Militer (Kodim) VIII/Trikora diubah menjadi Kodim XVII/Trikora. Perubahan ini berdasarkan Surat Keputusan KSAD Nomor: Skep/11/V/199 tertanggal 7 Mei 1999 tentang perubahan nomor registrasi wilayah Kodam VIII/Trikora menjadi Kodam XVII/Trikora.
Sebagai Pangdam XVII/Trikora pertama adalah Albert Inkiriwang. Ia memimpin Kodam dengan wilayah Irian Jaya yang membawahi Korem 171/PVT, Korem 172/PWY, Korem 173/PVB, Korem 174/ATW, dan meliputi 12 wilayah Kodim.
Pemisahan ABRI menjadi TNI dan Polri juga turut mengubah struktur organisasi sebelumnya. Staf Ahli Panglima ABRI berubah menjadi Staf Hali Panglima TNI. Perubahan ini diatur dalam Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/10/VIII/2002 tanggal 29 Agustus 2002 tentang Pokok-pokok Organisasi dan Prosedur Staf Ahli Panglima TNI (Sahli Panglima TNI).
Lagi-lagi Albert Inkiriwang juga menjadi perwira tinggi TNI pertama yang menempati jabatan Koordinator Staf Ahli (Koorsahli) Panglima TNI. Ia mengemban jabatan itu hingga November 2004 karena memasuki masa pensiun. Sebagai penggantinya adalah Mayjen TNI (purn) Kohirin Suganda.
Selepas pensiun, Albert Inkiriwang diangkat menjadi Tenaga Profesional Bidang Kepemimpinan Nasional Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas). Cukup lama Albert menjalani profesi sebagai pengajar di Lemhannas hingga 2018.
Albert Inkiriwang meninggal dunia pada 10 November 2018 di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta pada usia 69 tahun. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata.
Lihat Juga: Jebolan Sepa PK TNI yang Jabat Posisi Letnan Jenderal, 2 Kali Jadi Tim Dokter Kepresidenan
Nama lengkapnya cukup panjang, yakni Albert Cornelius Jacobus Daniel Inkiriwang. Pria kelahiran 19 September 1949 di Tanah Wajo, Minahasa, Sulawesi Utara itu merupakan putra sulung Emile Wilhelmus Inkiriwang, mantan Konsul Indonesia di Davao City, Filipina.
Mengutip tulisan berjudul 'Pemenang-Pemenang Lencana Adi Makayasa Tahun Akademi 1972' dalam majalah AKABRI No 22 Tahun 1973, Albert Inkiriwang sudah memiliki tekad kuat menjadi seorang tentara sejak duduk di bangku SMA. Ia ingin menikmati hidup sebagai seorang perwira ABRI.
Pada awal 1969, stelah lulus dari SMA Negeri IV Jakarta, Albert Inkiriwang langsung mendaftar Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) Bagian Umum/Darat dan mengambil kecabangan Infanteri. Di awal-awal masuk kampus, ia sempat kaget dengan kehidupan Taruna yang segala gerak-geriknya diatur. Namun karena keingian kuat menjadi seorang perwira ABRI, Albert muda pun mampu segera menyesuaikan diri.
Albert yang telah aktif di klub-klub olahraga sejak pelajar SMA tak merasa canggung dengan kegiatan/latihan fisik di AKABRI. Melihat hal itu, pimpinan ABRI mengangkatnya sebagai Komandan Resimen Korps Taruna Umum. Jabatan itu diemban selama dua tahun berturut-turut. Setelah itu, dua tahun berturut-turut Albert dipercaya menjadi Wakil Komandan Divisi Korps Taruna.
Kemampuan olahraga Albert juga semakin berkembang di AKABRI. Ia selalu memanfaatkan waktu untuk berolahraga, sehingga tak heran ia kemudian masuk dalam tim AKABRI Umum/Darat untuk cabang olahraga basket, judo, karate, dan menembak.
Satu lagi kelebihan Albert Inkiwirang dibanding rekan Taruna lainnya adalah ia cas cis cus berbahasa Inggris. Tak heran, putra Emile Wilhelmus Inkiriwang selalu dilibatkan dalam penyambutan tamu-tamu AKABRI Umum/Darat. Dengan kemampuan itu, Albert juga bisa mendongkrak pengetahuannya dengan membaca buku-buku berbahasa Inggris di Perpustakaan AKABRI.
Kesungguhan dalam menjalani pendidikan ditunjukkan Albert dengan tekun belajar. Ia memiliki tekad menguasai seluruh pelajaran yang diterima. Penguasaan di dalam kelas kemudian dimatangkan dengan latihan dan pendalaman di luar kelas.
Ketika tidak bisa mengikuti pelajaran karena melaksanakan tugas Korps Taruna, Albert akan segera menemui temannya untuk menanyakan tentang materi di kelas. Jika belum paham, maka ia tak segan menemui dosen untuk meminta penjelasan lebih lanjut. Tekad kuat dalam belajar inilah yang nantinya membawa Albert meraih prestasi di pendidikan.
Lalu pelajaran apa yang paling ia sukai? Dengan tegas Albert Inkiriwang menjawab, "Pelajaran taktik, strategi, dan matematik. Alasannya, karena di samping melatih kemampuan berpikir logis, analitis, dan sistematis juga dapat menyibukkan diri," kata Albert dikutip dari artikel berjudul Pemenang-Pemenang Lencana Adi Makayasa Tahun Akademi 1972' dalam majalah AKABRI No 22 Tahun 1973, Rabu (3/10/2023).
Albert tak melulu beraktivitas di dalam kampus tapi juga keluar ketika liburan. Salah satu kegiatan yang sering ia lakukan ketika liburan adalah jalan-jalan ke kota untuk sekedar melepaskan penat setelah mengikuti pendidikan yang berat.
Albert Inkiriwang diangkat menjadi Tenaga Profesional Bidang Kepemimpinan Nasional Lemhannas setelah pensiun dari TNI. FOTO/LEMHANNAS
Ia juga menunjukkan antusiasme tinggi ketika mengikuti latihan-latihan di tengah masyarakat. Menurutnya, banyak pengalaman yang diperoleh dan sangat penting untuk menunjang bagi seorang tentara Infateri seperti dirinya.
Atas dedikasinya selama pendidikan, tak heran Alber Inkiwirang akhirnya menjadi lulusan terbaik peraih Adhi Makayasa AKABRI Umum/Darat 1972. Keinginannya menikmati kehidupan sebagai seorang perwira ABRI pun dimulai.
Beragam penugasan dilalui Albert usai dilantik menjadi Perwira Remaja, mulai dari kesatuan tempur hingga lembaga pendidikan. Albert mendapat pangkat Letnan Kolonel (Letkol) TNI ketika dipercaya menjadi Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara (Yonif Linud) 305/Tengkorak di Karawang, Jawa Barat pada 1988-1989. Lalu dimutasi menjadi Komandan Yonif 412/Bharata Eka Sakti yang bermarkas di Purworejo, Jawa Tengah.
Pada 1991, Albert ditugaskan menjadi Komandan Kontingen Garuda Indonesia XI yang bertugas di Irak dan Kuwait. Sepulang dari tugas luar negeri, ia kemudian menjabat sebagai Komandan Brigif Linud 18/Kostrad, dan pada 1997 ditunjuk menjadi Komandan Pusat Pendidikan Infanteri TNI AD.
Memasuki era Reformasi terjadi perubahan di organisasi TNI. Salah satunya, Komando Daerah Militer (Kodim) VIII/Trikora diubah menjadi Kodim XVII/Trikora. Perubahan ini berdasarkan Surat Keputusan KSAD Nomor: Skep/11/V/199 tertanggal 7 Mei 1999 tentang perubahan nomor registrasi wilayah Kodam VIII/Trikora menjadi Kodam XVII/Trikora.
Sebagai Pangdam XVII/Trikora pertama adalah Albert Inkiriwang. Ia memimpin Kodam dengan wilayah Irian Jaya yang membawahi Korem 171/PVT, Korem 172/PWY, Korem 173/PVB, Korem 174/ATW, dan meliputi 12 wilayah Kodim.
Pemisahan ABRI menjadi TNI dan Polri juga turut mengubah struktur organisasi sebelumnya. Staf Ahli Panglima ABRI berubah menjadi Staf Hali Panglima TNI. Perubahan ini diatur dalam Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/10/VIII/2002 tanggal 29 Agustus 2002 tentang Pokok-pokok Organisasi dan Prosedur Staf Ahli Panglima TNI (Sahli Panglima TNI).
Lagi-lagi Albert Inkiriwang juga menjadi perwira tinggi TNI pertama yang menempati jabatan Koordinator Staf Ahli (Koorsahli) Panglima TNI. Ia mengemban jabatan itu hingga November 2004 karena memasuki masa pensiun. Sebagai penggantinya adalah Mayjen TNI (purn) Kohirin Suganda.
Selepas pensiun, Albert Inkiriwang diangkat menjadi Tenaga Profesional Bidang Kepemimpinan Nasional Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas). Cukup lama Albert menjalani profesi sebagai pengajar di Lemhannas hingga 2018.
Albert Inkiriwang meninggal dunia pada 10 November 2018 di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta pada usia 69 tahun. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata.
Lihat Juga: Jebolan Sepa PK TNI yang Jabat Posisi Letnan Jenderal, 2 Kali Jadi Tim Dokter Kepresidenan
(abd)