Ganjar Pranowo Beri Motivasi Penyandang Disabilitas di Jakarta
loading...
A
A
A
"Banyak di antara kami yang menganggur karena sulit mendapatkan pekerjaan. Banyak perusahaan yang tidak mau menerima peyandang disabilitas untuk bekerja," kata Reza Fahmi (40), penyandang disabilitas lainnya pada Ganjar.
Padahal para penyandang disabilitas tidak beda dengan masyarakat lain. Mereka juga bisa bekerja dengan baik seperti lainnya, meski memiliki keterbatasan. "Kami mengenal Pak Ganjar sejak lama dan kami tahu pak Ganjar sangat peduli pada kelompok disabilitas. Kami berharap Pak Ganjar bisa jadi presiden dan bisa memperluas akses disabilitas agar bisa mandiri," katanya.
Dalam kesempatan itu, Ganjar mengapresiasi kelompok disabilitas yang tergabung dalam Badan Usaha Mandiri (BUMI) Pospera yang semangat untuk hidup mandiri. Mereka bekerja dengan giat dan membuktikan bahwa mereka setara. "Tentu saya mengapresiasi semangat teman-teman yang mau mandiri dan bekerja. Tentu mereka butuh pendampingan, maka negara harus hadir dalam hal ini," katanya.
Selain pendampingan, akses pendidikan lanjut Ganjar juga harus diperhatikan. Sudah saatnya, semua sekolah di Indonesia menjadi sekolah inklusi agar bisa menampung kelompok disabilitas mengenyam pendidikan.
"Banyak juga yang mengeluh sulit mendapat pekerjaan. Selain kita latih untuk mandiri seperti ini, sepetinya penting juga negara melakukan tindakan afirmatif. Pemerintah sepertinya harus memaksa pengusaha agar memberikan kuota pekerja bagi teman-teman penyandang disabilitas ini," katanya.
Padahal para penyandang disabilitas tidak beda dengan masyarakat lain. Mereka juga bisa bekerja dengan baik seperti lainnya, meski memiliki keterbatasan. "Kami mengenal Pak Ganjar sejak lama dan kami tahu pak Ganjar sangat peduli pada kelompok disabilitas. Kami berharap Pak Ganjar bisa jadi presiden dan bisa memperluas akses disabilitas agar bisa mandiri," katanya.
Dalam kesempatan itu, Ganjar mengapresiasi kelompok disabilitas yang tergabung dalam Badan Usaha Mandiri (BUMI) Pospera yang semangat untuk hidup mandiri. Mereka bekerja dengan giat dan membuktikan bahwa mereka setara. "Tentu saya mengapresiasi semangat teman-teman yang mau mandiri dan bekerja. Tentu mereka butuh pendampingan, maka negara harus hadir dalam hal ini," katanya.
Selain pendampingan, akses pendidikan lanjut Ganjar juga harus diperhatikan. Sudah saatnya, semua sekolah di Indonesia menjadi sekolah inklusi agar bisa menampung kelompok disabilitas mengenyam pendidikan.
"Banyak juga yang mengeluh sulit mendapat pekerjaan. Selain kita latih untuk mandiri seperti ini, sepetinya penting juga negara melakukan tindakan afirmatif. Pemerintah sepertinya harus memaksa pengusaha agar memberikan kuota pekerja bagi teman-teman penyandang disabilitas ini," katanya.
(abd)