Kemenparekraf Dorong Desa Wisata di Kawasan Danau Toba Naik Kelas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendorong desa wisata naik kelas. Desa wisata tidak hanya fokus meningkatkan jumlah pengunjung tapi juga menuju pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat lokal.
Hal ini disampaikan Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusian (SDM) Pariwisata Kemenparekraf, Florida Pardosi saat membuka Sosialisasi Sadar Wisata 5.0 secara serentak di Desa Wisata Bangun Dolok dan Harangan Girsang, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, Kamis (28/9/2023). Dua wisata ini masuk dalam kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba.
"Pembangunan desa wisata harus naik kelas, tidak lagi sebatas bertujuan mendorong pertumbuhan jumlah kunjungan, namun kualitas kunjungan menuju pembangunan pariwisata berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat lokal," kata Florida dalam keterangan tertulis, Kamis (28/9/2023).
Florida mengatakan, kesejahteraan masyarakat lokal menjadi fokus pengembangan sektor pariwisata, karena mereka adalah pemilik dan pemeran utama yang memastikan kelangsungan pariwisata, terutama destinasi berbasis alam seperti di Danau Toba. Untuk itu diperlukan adanya kesadaran dan komitmen yang tinggi dalam menjaga kelestarian alam dan budaya, agar keindahan dan keunikan destinasi wisata Indonesia tetap tumbuh secara konsisten dan berkelanjutan.
Ia menjelaskan pentingnya penyiapan dan pengembangan SDM Pariwisata dalam pengembangan desa wisata. Karena itu, dalam Sosialisasi Sadar Wisata 5.0 ini para pelaku pariwisata dibekali dengan pengetahuan mengenai Sapta Pesona, Pelayanan Prima, CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety dan Environment Sustainability).
Menurut Florida, jauh sebelum mengenal Sapta Pesona sebagai prinsip dasar pelayanan kepada wisatawan, ada nasihat dan kearifan lokal yang selalu diajarkan orang tua sebagai orang Batak yaitu Poda Na Lima. Di dalamnya terdapat 5 unsur yaitu Paias Rohamu (Bersihkan Jiwamu), Paias Pamatangmu (Bersihkan Badanmu), Paias Parabitonmu (Bershkan Pakaianmu), Paias Bagasmu (Bersihkan Rumahmu), dan Paias Pakaranganmu (Bersihkan Lingkunganmu).
"Apabila kita menerapkan kelima unsur ini, percayalah kita akan selalu bisa memberikan pelayanan terbaik kepada wisatawan," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Simalungun, Muhammad Fikri Fanani Damanik berharap pembangunan pariwisata di kawasan Danau Toba ini tetap terjaga.
"Kita ingin pariwisata kita tetap baik, kawasan Danau Toba ini tetap terjaga, dan semoga kegiatan ini sejalan dan berbanding lurus dengan semangat dan kekompakan masyarakat dalam membangun pariwisata disini. Kita tinggal di kawasan pariwisata prioritas, untuk itu kita juga harus bisa meyakinkan semua pihak bahwa Danau Toba ini layak dikunjungi dengan kesigapan masyarakat dalam melayani kunjungan wisatawan," katanya.
Rekomendasikan Pembentukan Forum Komunikasi Desa Wisata se-Kabupaten Samosir
Tahapan akhir Kampanye Sadar Wisata 5.0 berjalan paralel dengan kegiatan Sosialisasi Sadar Wisata di Kabupaten Simalungun, yakni Tahapan Pendampingan yang berlangsung di wilayah Kabupaten Samosir yang meliputi 9 Desa Wisata, yakni: Desa Wisata Ambarita, Tuktuk Siadong, Simanindo, Tomok Parsaoran, Situngkir, Lumban Suhi Suhi, Huta Tinggi, Siallagan Pindaraya, dan Siogung-ogung.
Di akhir tahapan pendampingan di Kabupaten Samosir, Program Kampanye Sadar Wisata 5.0 memberikan rekomendasi kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir dan Badan Otorita Danau Toba (BODT) untuk membentuk Forum Komunikasi Desa Wisata se-Kabupaten Samosir. Forum ini dapat menjembatani penyatuan visi dan misi dari seluruh Desa Wisata serta berorientasi pada kualitas pengembangan pariwisata.
Forum komunikasi nantinya diharapkan menjadi forum antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemerintah desa, masyarakat desa wisata dan pendamping/fasilitator desa untuk keberlanjutan program Kampanye Sadar Wisata 5.0 dan membuka ruang kerja sama dan kemitraan yang lebih luas dengan berbagai pihak, agar pengembangan Desa Wisata di Samosir bisa terintegrasi dengan baik dan tidak parsial, serta memberikan pengalaman yang utuh bagi wisatawan.
Rangkaian Program Kampanye Sadar Wisata 5.0 yang telah berlangsung sejak 2022 hingga saat ini, dengan dukungan penuh dari Bank Dunia telah memasuki tahap akhir dari keseluruhan kegiatan yang meliputi tahapan Sosialisasi, Pelatihan, dan Pendampingan. Setelah ini memasuki fase penilaian dan apresiasi bagi desa-desa wisata yang telah memperoleh manfaat program.
Program Kampanye Sadar Wisata 5.0 telah menyasar sebanyak 65 Desa Wisata di 2022. Pada 2023 ini telah hampir menyelesaikan 90 Desa Wisata tambahan di 6 Destinasi Prioritas Pariwisata mulai dari Danau Toba, Borobudur Yogyakarta Prambanan, Bromo Tengger Semeru, Lombok, Labuan Bajo dan Wakatobi.
Program yang merupakan bagian dari rangkaian Kampanye Sadar Wisata 5.0 ini secara khusus mendorong peningkatan pemahaman masyarakat dan peningkatan kualitas SDM di bidang pariwisata khususnya tentang pentingnya penerapan Sapta Pesona, Pelayanan Prima, CHSE, serta manajemen konflik termasuk kelembagaan.
Deputi Bidang Sumber Daya Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Martini M Paham mengatakan, peran SDM penting dalam upaya menghadirkan pelayanan prima bagi wisatawan, khususnya untuk mewujudkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
"Ada tiga komponen penting dalam pengembangan satu destinasi, yakni atraksi, amenitas dan aksesibilitas atau yang bisa disebut 3A. Tapi tiga komponen ini tidak akan bisa berarti kalau human resource-nya atau sumber daya manusia tidak diangkat kualitasnya atau ditingkatkan peranannya," katanya.
Untuk itu, lanjut Martini, Kampanye Sadar Wisata 5.0 diselenggarakan guna mendorong peningkatan kapasitas dan partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan pariwisata di desa wisata.
Dalam kesempatan sebelumnya, Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno juga menegaskan Kampanye Sadar Wisata 5.0 menjadi salah satu program unggulan Kemenparekraf/Baparekraf dalam mewujudkan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan melalui desa-desa wisata. "Diharapkan, (melalui program ini) desa wisata mampu berbenah diri dalam meningkatkan keterampilan dan kapasitas para perilaku pariwisatanya," tuturnya.
Hal ini disampaikan Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusian (SDM) Pariwisata Kemenparekraf, Florida Pardosi saat membuka Sosialisasi Sadar Wisata 5.0 secara serentak di Desa Wisata Bangun Dolok dan Harangan Girsang, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, Kamis (28/9/2023). Dua wisata ini masuk dalam kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba.
"Pembangunan desa wisata harus naik kelas, tidak lagi sebatas bertujuan mendorong pertumbuhan jumlah kunjungan, namun kualitas kunjungan menuju pembangunan pariwisata berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat lokal," kata Florida dalam keterangan tertulis, Kamis (28/9/2023).
Florida mengatakan, kesejahteraan masyarakat lokal menjadi fokus pengembangan sektor pariwisata, karena mereka adalah pemilik dan pemeran utama yang memastikan kelangsungan pariwisata, terutama destinasi berbasis alam seperti di Danau Toba. Untuk itu diperlukan adanya kesadaran dan komitmen yang tinggi dalam menjaga kelestarian alam dan budaya, agar keindahan dan keunikan destinasi wisata Indonesia tetap tumbuh secara konsisten dan berkelanjutan.
Ia menjelaskan pentingnya penyiapan dan pengembangan SDM Pariwisata dalam pengembangan desa wisata. Karena itu, dalam Sosialisasi Sadar Wisata 5.0 ini para pelaku pariwisata dibekali dengan pengetahuan mengenai Sapta Pesona, Pelayanan Prima, CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety dan Environment Sustainability).
Menurut Florida, jauh sebelum mengenal Sapta Pesona sebagai prinsip dasar pelayanan kepada wisatawan, ada nasihat dan kearifan lokal yang selalu diajarkan orang tua sebagai orang Batak yaitu Poda Na Lima. Di dalamnya terdapat 5 unsur yaitu Paias Rohamu (Bersihkan Jiwamu), Paias Pamatangmu (Bersihkan Badanmu), Paias Parabitonmu (Bershkan Pakaianmu), Paias Bagasmu (Bersihkan Rumahmu), dan Paias Pakaranganmu (Bersihkan Lingkunganmu).
"Apabila kita menerapkan kelima unsur ini, percayalah kita akan selalu bisa memberikan pelayanan terbaik kepada wisatawan," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Simalungun, Muhammad Fikri Fanani Damanik berharap pembangunan pariwisata di kawasan Danau Toba ini tetap terjaga.
"Kita ingin pariwisata kita tetap baik, kawasan Danau Toba ini tetap terjaga, dan semoga kegiatan ini sejalan dan berbanding lurus dengan semangat dan kekompakan masyarakat dalam membangun pariwisata disini. Kita tinggal di kawasan pariwisata prioritas, untuk itu kita juga harus bisa meyakinkan semua pihak bahwa Danau Toba ini layak dikunjungi dengan kesigapan masyarakat dalam melayani kunjungan wisatawan," katanya.
Rekomendasikan Pembentukan Forum Komunikasi Desa Wisata se-Kabupaten Samosir
Tahapan akhir Kampanye Sadar Wisata 5.0 berjalan paralel dengan kegiatan Sosialisasi Sadar Wisata di Kabupaten Simalungun, yakni Tahapan Pendampingan yang berlangsung di wilayah Kabupaten Samosir yang meliputi 9 Desa Wisata, yakni: Desa Wisata Ambarita, Tuktuk Siadong, Simanindo, Tomok Parsaoran, Situngkir, Lumban Suhi Suhi, Huta Tinggi, Siallagan Pindaraya, dan Siogung-ogung.
Di akhir tahapan pendampingan di Kabupaten Samosir, Program Kampanye Sadar Wisata 5.0 memberikan rekomendasi kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir dan Badan Otorita Danau Toba (BODT) untuk membentuk Forum Komunikasi Desa Wisata se-Kabupaten Samosir. Forum ini dapat menjembatani penyatuan visi dan misi dari seluruh Desa Wisata serta berorientasi pada kualitas pengembangan pariwisata.
Forum komunikasi nantinya diharapkan menjadi forum antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemerintah desa, masyarakat desa wisata dan pendamping/fasilitator desa untuk keberlanjutan program Kampanye Sadar Wisata 5.0 dan membuka ruang kerja sama dan kemitraan yang lebih luas dengan berbagai pihak, agar pengembangan Desa Wisata di Samosir bisa terintegrasi dengan baik dan tidak parsial, serta memberikan pengalaman yang utuh bagi wisatawan.
Rangkaian Program Kampanye Sadar Wisata 5.0 yang telah berlangsung sejak 2022 hingga saat ini, dengan dukungan penuh dari Bank Dunia telah memasuki tahap akhir dari keseluruhan kegiatan yang meliputi tahapan Sosialisasi, Pelatihan, dan Pendampingan. Setelah ini memasuki fase penilaian dan apresiasi bagi desa-desa wisata yang telah memperoleh manfaat program.
Program Kampanye Sadar Wisata 5.0 telah menyasar sebanyak 65 Desa Wisata di 2022. Pada 2023 ini telah hampir menyelesaikan 90 Desa Wisata tambahan di 6 Destinasi Prioritas Pariwisata mulai dari Danau Toba, Borobudur Yogyakarta Prambanan, Bromo Tengger Semeru, Lombok, Labuan Bajo dan Wakatobi.
Program yang merupakan bagian dari rangkaian Kampanye Sadar Wisata 5.0 ini secara khusus mendorong peningkatan pemahaman masyarakat dan peningkatan kualitas SDM di bidang pariwisata khususnya tentang pentingnya penerapan Sapta Pesona, Pelayanan Prima, CHSE, serta manajemen konflik termasuk kelembagaan.
Deputi Bidang Sumber Daya Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Martini M Paham mengatakan, peran SDM penting dalam upaya menghadirkan pelayanan prima bagi wisatawan, khususnya untuk mewujudkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
"Ada tiga komponen penting dalam pengembangan satu destinasi, yakni atraksi, amenitas dan aksesibilitas atau yang bisa disebut 3A. Tapi tiga komponen ini tidak akan bisa berarti kalau human resource-nya atau sumber daya manusia tidak diangkat kualitasnya atau ditingkatkan peranannya," katanya.
Untuk itu, lanjut Martini, Kampanye Sadar Wisata 5.0 diselenggarakan guna mendorong peningkatan kapasitas dan partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan pariwisata di desa wisata.
Dalam kesempatan sebelumnya, Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno juga menegaskan Kampanye Sadar Wisata 5.0 menjadi salah satu program unggulan Kemenparekraf/Baparekraf dalam mewujudkan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan melalui desa-desa wisata. "Diharapkan, (melalui program ini) desa wisata mampu berbenah diri dalam meningkatkan keterampilan dan kapasitas para perilaku pariwisatanya," tuturnya.
(abd)