Jokowi Sebut Banyak Oknum Aparat Penegak Hukum Terlibat Kasus Narkoba
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut banyak oknum aparat penegak hukum yang terlibat kasus narkoba . Maka, dirinya berharap adanya penegakan hukum yang tegas untuk memberikan efek jera.
"Dan kedua, mulai penegakan hukum yang tegas, sehingga memberikan efek jera. Karena kita tahu juga banyak oknum aparat penegak hukum kita yang terlibat di dalamnya. Ini menjadi catatan dan tindakan tegas harus diberikan kepada mereka," kata Jokowi dalam arahann saat Rapat Terbatas terkait Penanganan Narkoba, di Istana Merdeka, Senin (11/9/2023).
Jokowi juga mengungkapkan adanya usulan agar para pelaku penyalahgunaan narkoba direhabilitasi di rindam setiap kota di Indonesia.
"Mengenai rehabilitasi pada pelaku karena di lapas juga penuh, kemarin ada usulan dari pangdam untuk bisa dilakukan di rindam, di setiap kodam. Kita punya kapasitas kurang lebih 500 an yang bisa di ditempati. Tapi ini nanti kita bicarakan juga masalah anggarannya seperti apa," kata Jokowi.
Jokowi pun meminta agar pencegahan terkait penyeludupan narkoba dapat diusut secara tuntas. Pencegahan itu, kata Jokowi, difokuskan terlebih dahulu terhadap daerah dengan tingkat narkoba paling tinggi.
"Saya kira agar kita fokus saya ingin nanti juga memutuskan kita dikerjakan, nggak di semua provinsi dulu lah, mungkin 5 besar, provinsi 5 besar yang narkobanya paling tinggi. Kita fokuskan di situ. Atau 10 besar, tapi nanti kita putuskan setelah kita berbicara di sini," kata Jokowi.
Sebelumnya, Jokowi mengungkapkan bahwa berdasarkan data badan narkotika nasional (BNN), tercatat 3,6 juta jiwa pengguna narkoba.
"Rapat terbatas pada siang hari ini akan berbicara mengenai pemberantasan dan penanganan kasus narkoba di negara kita. Di BNN mencatat penyalahgunaan narkoba sekitar 1,95 persen atau 3,6 juta jiwa," kata Jokowi.
Karena banyaknya pengguna narkoba itu, kata Jokowi,lapas menjadi over kapasitas. Dirinya pun mengajak para pemangku kepentingan untuk mencari terobosan.
"Dan ini juga menyebabkan over kapasitas di lapas kita. Oleh sebab itu pada siang hari ini, saya ingin mengajak kita semua untuk mencari sebuah lompatan terobosan agar kejahatan luar biasa ini bisa kita kurangi, kita selesaikan dengan baik. Saya kemarin berbicara dengan Pangdam, dengan Kapolda di Sumut," kata Jokowi.
"Dan kedua, mulai penegakan hukum yang tegas, sehingga memberikan efek jera. Karena kita tahu juga banyak oknum aparat penegak hukum kita yang terlibat di dalamnya. Ini menjadi catatan dan tindakan tegas harus diberikan kepada mereka," kata Jokowi dalam arahann saat Rapat Terbatas terkait Penanganan Narkoba, di Istana Merdeka, Senin (11/9/2023).
Jokowi juga mengungkapkan adanya usulan agar para pelaku penyalahgunaan narkoba direhabilitasi di rindam setiap kota di Indonesia.
"Mengenai rehabilitasi pada pelaku karena di lapas juga penuh, kemarin ada usulan dari pangdam untuk bisa dilakukan di rindam, di setiap kodam. Kita punya kapasitas kurang lebih 500 an yang bisa di ditempati. Tapi ini nanti kita bicarakan juga masalah anggarannya seperti apa," kata Jokowi.
Jokowi pun meminta agar pencegahan terkait penyeludupan narkoba dapat diusut secara tuntas. Pencegahan itu, kata Jokowi, difokuskan terlebih dahulu terhadap daerah dengan tingkat narkoba paling tinggi.
"Saya kira agar kita fokus saya ingin nanti juga memutuskan kita dikerjakan, nggak di semua provinsi dulu lah, mungkin 5 besar, provinsi 5 besar yang narkobanya paling tinggi. Kita fokuskan di situ. Atau 10 besar, tapi nanti kita putuskan setelah kita berbicara di sini," kata Jokowi.
Sebelumnya, Jokowi mengungkapkan bahwa berdasarkan data badan narkotika nasional (BNN), tercatat 3,6 juta jiwa pengguna narkoba.
"Rapat terbatas pada siang hari ini akan berbicara mengenai pemberantasan dan penanganan kasus narkoba di negara kita. Di BNN mencatat penyalahgunaan narkoba sekitar 1,95 persen atau 3,6 juta jiwa," kata Jokowi.
Karena banyaknya pengguna narkoba itu, kata Jokowi,lapas menjadi over kapasitas. Dirinya pun mengajak para pemangku kepentingan untuk mencari terobosan.
"Dan ini juga menyebabkan over kapasitas di lapas kita. Oleh sebab itu pada siang hari ini, saya ingin mengajak kita semua untuk mencari sebuah lompatan terobosan agar kejahatan luar biasa ini bisa kita kurangi, kita selesaikan dengan baik. Saya kemarin berbicara dengan Pangdam, dengan Kapolda di Sumut," kata Jokowi.
(maf)