Menag Imbau Jangan Pilih Pemimpin yang Jadikan Agama Alat Politik, Partai Perindo: Kami Sependapat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Bidang Keagamaan Abdul Khaliq Ahmad mendukung pernyataan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang mengimbau masyarakat agar jangan memilih pemimpin yang menggunakan agama sebagai alat politik untuk memperoleh kekuasaan. Sebab hal tersebut dapat mendegradasi nilai-nilai agama yang luhur, sakral, dan universal.
"Tidak sepatutnya agama dijadikan alat politik untuk memperoleh kekuasaan, karena politisasi agama hanya akan mendegradasi nilai-nilai agama yang luhur, sakral, dan universal yang semestinya menjadi pemimpin moral dalam menyebar kebaikan dan kedamaian serta menjaga harkat dan martabat manusia," kata Abdul Khaliq, Kamis (7/9/2023).
Abdul Khaliq yang merupakan Bacaleg DPR RI dari Partai Perindo Dapil Jawa Barat II itu juga menjelaskan mengeksploitasi agama sebagai alat politik untuk meraih kekuasaan akan berdampak pada rusaknya kebhinekaan.
"Kita sependapat dengan pernyataan Menteri Agama yang mengimbau masyarakat agar tidak memilih calon pemimpin yang menjadikan agama sebagai alat politik untuk meraih kekuasaan," sambungnya.
Oleh karena itu, Abdul Khaliq mengimbau kepada masyarakat untuk memilih calon pemimpin yang berintegritas, dapat dipercaya, komunikatif, mengayomi, cerdas dan kompeten.
Pasalnya, menghadapi tantangan bangsa di masa depan jauh lebih penting daripada memilih pemimpin, karena atas dasar kesamaan agama, suku, golongan dan budaya. "Saat ini Indonesia membutuhkan pemimpin negarawan, bukan pemimpin golongan untuk mewujudkan Indonesia yang maju dan sejahtera," ucapnya.
"Tidak sepatutnya agama dijadikan alat politik untuk memperoleh kekuasaan, karena politisasi agama hanya akan mendegradasi nilai-nilai agama yang luhur, sakral, dan universal yang semestinya menjadi pemimpin moral dalam menyebar kebaikan dan kedamaian serta menjaga harkat dan martabat manusia," kata Abdul Khaliq, Kamis (7/9/2023).
Abdul Khaliq yang merupakan Bacaleg DPR RI dari Partai Perindo Dapil Jawa Barat II itu juga menjelaskan mengeksploitasi agama sebagai alat politik untuk meraih kekuasaan akan berdampak pada rusaknya kebhinekaan.
Baca Juga
"Kita sependapat dengan pernyataan Menteri Agama yang mengimbau masyarakat agar tidak memilih calon pemimpin yang menjadikan agama sebagai alat politik untuk meraih kekuasaan," sambungnya.
Oleh karena itu, Abdul Khaliq mengimbau kepada masyarakat untuk memilih calon pemimpin yang berintegritas, dapat dipercaya, komunikatif, mengayomi, cerdas dan kompeten.
Pasalnya, menghadapi tantangan bangsa di masa depan jauh lebih penting daripada memilih pemimpin, karena atas dasar kesamaan agama, suku, golongan dan budaya. "Saat ini Indonesia membutuhkan pemimpin negarawan, bukan pemimpin golongan untuk mewujudkan Indonesia yang maju dan sejahtera," ucapnya.
(cip)