Ganjar Pranowo Bagikan 6,6 Ton Kue Apem untuk Ribuan Masyarakat
loading...
A
A
A
KLATEN - Puncak perayaan tradisi Sebar Apem Yaa Qowiyyu 2023 kembali digelar di Kompleks Pemakaman Ki Ageng Gribig, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten pada Jumat (1/9/2023) siang. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo --yang juga Bacapres Partai Perindo-- datang langsung dan ikut menyebarkan apem ke warga yang hadir dari banyak daerah.
Kehadiran Ganjar juga disambut antusias seluruh warga yang hadir di acara tersebut. "Ternyata sangat luar biasa. 2 tahun waktu pandemi kemarin kita tidak bisa merayakan dan mulai tahun kemarin bisa dirayakan kembali. Hari ini hari kedua perayaan dan luar biasa antusiasme masyarakat," ujar Ganjar di lokasi.
Adapun tradisi Sebar Apem Yaa Qowiyyu tiap bulan Sapar dilakukan dengan melemparkan apem dari tokoh mssyarakat, kepada masyarakat sebagai pelajaran nilai-nilai bersedekah dan berbagi antarsesama.
Tradisi ini telah berlangsung sejak abad ke-17 yang dikreasikan oleh Ki Ageng Gribig. Tradisi perebutan apem yang disebar dari atas menara memiliki makna bahwa sesuatu itu datangnya dari atas dan jika tidak ada usaha, maka tidak akan mendapatkannya.
Sementara kata Yaa Qowiyyu berasal dari penyingkatan bacaan doa Yaa Qowiyyu Yaa Aziz, Yaa Qowiyyu Wal Muslimin Yaa Qowiyyu War Zukna Wal Muslimin yang berarti ‘berilah kekuatan kepada kami segenap kaum muslimin’.
Sambil diiringi selawat, Ganjar pun turut serta merawat tradisi sebar apem Yaa Qowiyyu yang tahun ini membagikan sebanyak 6,6 ton kue apem untuk masyarakat.
"Apem yang dibuat masyarakat tadi antara 5-6 ton dan itu dikontribusikan oleh masyarakat. Satu pelajaran yang bagus adalah bersedekah, pelajaran ibadah yang bagus dan kemudian semua berkumpul dalam suasana keceriaan, bersilaturahmi bersama, tradisi yang sangat unik," kata Ganjar.
Tak hanya sekadar menyebar kue apem untuk masyarakat, Ganjar menyampaikan tradisi Yaa Qowiyyu juga bertujuan untuk menjalin silaturahmi antar tokoh setempat dan masyarakat.
Selain itu, Ganjar menyebutkan tradisi Yaa Qowiyyu yang selalu mengundang ribuan orang untuk hadir juga dapat dioptimalkan menjadi event rutin daerah agar mampu meningkatkan perekonomian warga.
"Bisa menggerakkan banyak hal, ya silaturahmi secara spiritual, ekonominya bergerak dan kemudian bisa menjadi event pertunjukkan juga orang pada datang ke sini, mudah-mudahan semuanya sehat," ucap Ganjar.
Kehadiran Ganjar juga disambut antusias seluruh warga yang hadir di acara tersebut. "Ternyata sangat luar biasa. 2 tahun waktu pandemi kemarin kita tidak bisa merayakan dan mulai tahun kemarin bisa dirayakan kembali. Hari ini hari kedua perayaan dan luar biasa antusiasme masyarakat," ujar Ganjar di lokasi.
Adapun tradisi Sebar Apem Yaa Qowiyyu tiap bulan Sapar dilakukan dengan melemparkan apem dari tokoh mssyarakat, kepada masyarakat sebagai pelajaran nilai-nilai bersedekah dan berbagi antarsesama.
Tradisi ini telah berlangsung sejak abad ke-17 yang dikreasikan oleh Ki Ageng Gribig. Tradisi perebutan apem yang disebar dari atas menara memiliki makna bahwa sesuatu itu datangnya dari atas dan jika tidak ada usaha, maka tidak akan mendapatkannya.
Sementara kata Yaa Qowiyyu berasal dari penyingkatan bacaan doa Yaa Qowiyyu Yaa Aziz, Yaa Qowiyyu Wal Muslimin Yaa Qowiyyu War Zukna Wal Muslimin yang berarti ‘berilah kekuatan kepada kami segenap kaum muslimin’.
Sambil diiringi selawat, Ganjar pun turut serta merawat tradisi sebar apem Yaa Qowiyyu yang tahun ini membagikan sebanyak 6,6 ton kue apem untuk masyarakat.
"Apem yang dibuat masyarakat tadi antara 5-6 ton dan itu dikontribusikan oleh masyarakat. Satu pelajaran yang bagus adalah bersedekah, pelajaran ibadah yang bagus dan kemudian semua berkumpul dalam suasana keceriaan, bersilaturahmi bersama, tradisi yang sangat unik," kata Ganjar.
Tak hanya sekadar menyebar kue apem untuk masyarakat, Ganjar menyampaikan tradisi Yaa Qowiyyu juga bertujuan untuk menjalin silaturahmi antar tokoh setempat dan masyarakat.
Selain itu, Ganjar menyebutkan tradisi Yaa Qowiyyu yang selalu mengundang ribuan orang untuk hadir juga dapat dioptimalkan menjadi event rutin daerah agar mampu meningkatkan perekonomian warga.
"Bisa menggerakkan banyak hal, ya silaturahmi secara spiritual, ekonominya bergerak dan kemudian bisa menjadi event pertunjukkan juga orang pada datang ke sini, mudah-mudahan semuanya sehat," ucap Ganjar.
(rca)