Ribuan Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura Antusias Ikut PIP
loading...
A
A
A
BANGKALAN - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP) bagi Civitas Akademika Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Jawa Timur, Kamis (24/8/2023).
Kegiatan dengan tema 'Penguatan Karakter Mahasiswa Berbasis Nilai-nilai Pancasila Menuju Indonesia Emas 2045' itu diikuti 1.000 lebih mahasiswa dari berbagai Fakultas dan Jurusan.
Kepala BPIP Prof. Yudian Wahyudi mengajak mahasiswa selain memahami, menghayati dan mempedomani Pancasila, mahasiswa juga ditekankan untuk memperluas ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Karena ke depan eranya akan semakin kompleks perkembangan iptek akan semakin tidak terbayangkan," ujarnya.
Ia berharap dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, bangsa Indonesia akan terus bersaing dengan negara maju.
"Lebih jauh lagi pengembangan iptek dapat diarahkan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," paparnya.
Tidak hanya itu ia bahkan mendorong kepada mahasiswa untuk mendalami bahasa asing sebagai modal untuk menjadi manusia unggul, kompetitif tidak hanya di kancah nasional, melainkan juga internasional.
"Jika adik-adik ini sudah menjadi generasi cerdas, maka tidak perlu khawatir bonus demografi Indonesia emas 2045, bukan sekedar angan-angan, tetapi pasti akan terwujud," ucapnya.
Ia berharap Indonesia menjadi bangsa yang maju adil dan makmur, tidak terbelakang dari negara-negara lain, tetapi memiliki kekuatan gotong royong untuk menjaga spirit kemerdekaan.
Kepala BPIP sedang menjabat periode kedua ini juga, menjelaskan tentang sejarah proklamasi Indonesia yang ratusan tahun diduduki oleh para penjajah, tetapi bangsa Indonesia tetap bersatu.
"Indonesia baru merdeka secara proklamasi di tahun 1945. Dulu waktu dijajah Belanda, Indonesia terjajah selama 430 tahun lalu kemudian masuk Jepang yang teknologi militernya 1.000 kali lipat. Hal ini tidak menjadi alasan untuk Indonesia tetap mendeklarasikan kemerdekannnya hanya dalam kurun waktu 59 detik saja," tuturnya.
Menurutnya, kemerdekaan Indonesia sangat hebat dibandingkan negara-negara lain di muka Bumi, bahkan termasuk tokoh madura yang ikut serta dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Kegiatan dengan tema 'Penguatan Karakter Mahasiswa Berbasis Nilai-nilai Pancasila Menuju Indonesia Emas 2045' itu diikuti 1.000 lebih mahasiswa dari berbagai Fakultas dan Jurusan.
Kepala BPIP Prof. Yudian Wahyudi mengajak mahasiswa selain memahami, menghayati dan mempedomani Pancasila, mahasiswa juga ditekankan untuk memperluas ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Karena ke depan eranya akan semakin kompleks perkembangan iptek akan semakin tidak terbayangkan," ujarnya.
Ia berharap dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, bangsa Indonesia akan terus bersaing dengan negara maju.
"Lebih jauh lagi pengembangan iptek dapat diarahkan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," paparnya.
Tidak hanya itu ia bahkan mendorong kepada mahasiswa untuk mendalami bahasa asing sebagai modal untuk menjadi manusia unggul, kompetitif tidak hanya di kancah nasional, melainkan juga internasional.
"Jika adik-adik ini sudah menjadi generasi cerdas, maka tidak perlu khawatir bonus demografi Indonesia emas 2045, bukan sekedar angan-angan, tetapi pasti akan terwujud," ucapnya.
Ia berharap Indonesia menjadi bangsa yang maju adil dan makmur, tidak terbelakang dari negara-negara lain, tetapi memiliki kekuatan gotong royong untuk menjaga spirit kemerdekaan.
Kepala BPIP sedang menjabat periode kedua ini juga, menjelaskan tentang sejarah proklamasi Indonesia yang ratusan tahun diduduki oleh para penjajah, tetapi bangsa Indonesia tetap bersatu.
"Indonesia baru merdeka secara proklamasi di tahun 1945. Dulu waktu dijajah Belanda, Indonesia terjajah selama 430 tahun lalu kemudian masuk Jepang yang teknologi militernya 1.000 kali lipat. Hal ini tidak menjadi alasan untuk Indonesia tetap mendeklarasikan kemerdekannnya hanya dalam kurun waktu 59 detik saja," tuturnya.
Menurutnya, kemerdekaan Indonesia sangat hebat dibandingkan negara-negara lain di muka Bumi, bahkan termasuk tokoh madura yang ikut serta dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.