Moeldoko Sebut Indonesia Butuh Pemuda yang Punya Kematangan Emosional

Minggu, 06 Agustus 2023 - 06:12 WIB
loading...
Moeldoko Sebut Indonesia Butuh Pemuda yang Punya Kematangan Emosional
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko saat menutup rangkaian Festival Al Banjari Piala Masjid Moeldoko, di Pondok Pesantren Al Fatimah Bojonegoro, Jumat 5 Agustus 2023. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Indonesia butuh pemuda yang memiliki kematangan emosional. Sebab mereka mampu menghormati dan menghargai perbedaan, berwawasan masa depan, dan terarah mencapai tujuan hidup. Hal ini dikatakan oleh Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko saat menutup rangkaian kegiatan Festival Al Banjari Piala Masjid Moeldoko, di Pondok Pesantren Al Fatimah Bojonegoro, Jumat 5 Agustus 2023.

"Kematangan emosional fondasi penting bagi pembangunan bangsa yang berkelanjutan. Untuk mewujudkan Indonesia maju dan unggul, bangsa ini butuh anak-anak muda yang matang emosionalnya," kata Moeldoko dalam keterangannya, Minggu (6/8/2023).

Moeldoko mencontohkan, bagaimana kematangan emosional berperan penting dalam menangani persoalan negara. Seperti saat Indonesia menghadapi pandemi Covid 19.

Di bawah komando Presiden Joko Widodo (Jokowi), pemerintah berhasil menangani dan mengendalikan Covid 19 dengan cepat sehingga Indonesia bisa pulih dan bangkit.

"Kematangan emosional Presiden itu terlihat dari kebijakan gas dan rem yang akhirnya mampu membawa Indonesia lebih cepat dalam mengendalikan Cobid 19. Ditambah lagi kematangan emosional di masyarakat yang mampu melahirkan semangat gotong royong dan empati," jelasnya.

Untuk itu, sambung Moeldoko, pemerintah dalam merumuskan strategi pembangunan sumber daya manusia, telah menempatkan emotional capital atau modal emosional dalam urutan pertama.

"Setelah itu baru Intelektual, sosial, dan spiritual capital (modal spiritual)," ujarnya.

Panglima TNI 2013-2015 ini pun meyakini Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang mampu mencetak generasi yang memiliki modal emosional, intelektual, sosial, dan spiritual.

"Pendidikan di Pesantren itu lengkap. Saya sudah membuktikan dan merasakannya, meskipun dulu hanya jadi santri kalong (sebutan santri yang tidak menetap di pesantren)," tutupnya.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1143 seconds (0.1#10.140)