Kemenkes Dorong Bidan Berperan Beri Edukasi Gizi Seimbang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Tim Kerja Kesehatan Maternal, Neonatal, dan Penurunan AKI AKB Kementerian Kesehatan ( Kemenkes ) dr. Laila Mahmudah menilai perlu bantuan dari bidan yang memiliki peran strategis dalam memberikan edukasi gizi seimbang kepada ibu hamil dan keluarga. Pentingnya edukasi gizi seimbang dalam upaya pencegahan masalah gizi, termasuk kasus obesitas yang meningkat baik pada orang dewasa maupun anak-anak.
Dampaknya bisa mencapai tingkatan serius, bagi bangsa Indonesia, bukan dalam jangka pendek tapi jangka panjang. Bahaya konsumsi gula berlebihan terutama dalam bentuk kental manis yang digunakan sebagai topping untuk makanan dan minuman, apalagi diberikan kepada balita.
Laila Mahmudah mengungkapkan edukasi gizi seimbang menjadi kunci dalam mengatasi masalah ini. “Kita perlu menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya mengetahui bahaya konsumsi kental manis dan menggantinya dengan pilihan makanan yang lebih sehat dan bergizi tidak dapat diabaikan,” kata Laila dalam Webinar Nasional yang diselenggarakan oleh Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia berkolaborasi dengan Ikatan Bidan Indonesia Wilayah Jawa Barat, Rabu (2/8/2023).
Laila juga menekankan perlunya kerja sama antara sektor publik dan swasta dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil hingga bayi lahir. Berdasarkan data laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, hampir seperempat wanita usia subur di Indonesia mengalami anemia, 21% mengalami hipertensi, dan 14,5% mengalami kurang energi kronis yang terlihat dari kondisi tubuh yang kurus.
Selain itu, lebih dari 20% penduduk usia 18 tahun mengalami obesitas. Masalah gizi tersebut terus berlanjut hingga masa kehamilan, hampir separuh ibu hamil di Indonesia mengalami anemia, yang dapat menyebabkan komplikasi dan pertumbuhan janin yang tidak adekuat. Kondisi kematian ibu di Indonesia, meskipun menunjukkan penurunan, masih jauh dari target yang diharapkan.
Kematian ibu di Indonesia pada 2020 adalah 189 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan target global adalah menurunkan menjadi 70 kematian dalam setiap 100.000 kelahiran hidup. Indonesia juga tertinggal jauh dari negara-negara tetangga di ASEAN dalam hal angka kematian ibu dan bayi.
“Edukasi mengenai gizi seimbang, khususnya selama masa kehamilan, sangat penting untuk mencegah dampak buruk pada ibu dan bayi yang baru lahir. Anemia pada ibu hamil dapat menyebabkan pendarahan yang merupakan penyebab kematian terbanyak pada ibu di Indonesia, serta mengakibatkan bayi lahir prematur atau dengan berat lahir rendah, yang berisiko mengalami stunting di kemudian hari,” ujar Laila.
Dalam upaya meningkatkan kesadaran ibu mengenai gizi seimbang, Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) menjadi salah satu media komunikasi yang efektif. Buku KIA berisi panduan makan untuk ibu hamil dan menyusui, serta grafik peningkatan berat badan untuk memantau status gizi ibu selama kehamilan.
Pemberian Buku KIA kepada ibu hamil diharapkan dapat membantu dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Untuk mencegah obesitas pada ibu hamil, anjuran untuk mengurangi konsumsi makanan tinggi gula, garam, dan lemak, serta meningkatkan konsumsi sayur dan buah, menjadi fokus dalam edukasi gizi.
Demikian juga, bagi ibu yang mengalami kurang energi kronis, penambahan porsi makanan dalam frekuensi lebih sering dapat membantu mengatasi kondisi tersebut. Dalam menjaga kesehatan ibu dan anak, edukasi gizi yang tepat sejak masa remaja hingga masa kehamilan sangatlah penting.
Masyarakat diimbau untuk memahami betapa berpengaruhnya gizi seimbang terhadap kesehatan, serta berperan aktif dalam upaya pencegahan masalah gizi dan peningkatan kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Pemerintah dan para tenaga kesehatan berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, khususnya dalam edukasi gizi seimbang, guna menghadapi tantangan gizi ganda yang saat ini dihadapi oleh Indonesia.
Dampaknya bisa mencapai tingkatan serius, bagi bangsa Indonesia, bukan dalam jangka pendek tapi jangka panjang. Bahaya konsumsi gula berlebihan terutama dalam bentuk kental manis yang digunakan sebagai topping untuk makanan dan minuman, apalagi diberikan kepada balita.
Laila Mahmudah mengungkapkan edukasi gizi seimbang menjadi kunci dalam mengatasi masalah ini. “Kita perlu menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya mengetahui bahaya konsumsi kental manis dan menggantinya dengan pilihan makanan yang lebih sehat dan bergizi tidak dapat diabaikan,” kata Laila dalam Webinar Nasional yang diselenggarakan oleh Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia berkolaborasi dengan Ikatan Bidan Indonesia Wilayah Jawa Barat, Rabu (2/8/2023).
Laila juga menekankan perlunya kerja sama antara sektor publik dan swasta dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil hingga bayi lahir. Berdasarkan data laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, hampir seperempat wanita usia subur di Indonesia mengalami anemia, 21% mengalami hipertensi, dan 14,5% mengalami kurang energi kronis yang terlihat dari kondisi tubuh yang kurus.
Selain itu, lebih dari 20% penduduk usia 18 tahun mengalami obesitas. Masalah gizi tersebut terus berlanjut hingga masa kehamilan, hampir separuh ibu hamil di Indonesia mengalami anemia, yang dapat menyebabkan komplikasi dan pertumbuhan janin yang tidak adekuat. Kondisi kematian ibu di Indonesia, meskipun menunjukkan penurunan, masih jauh dari target yang diharapkan.
Kematian ibu di Indonesia pada 2020 adalah 189 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan target global adalah menurunkan menjadi 70 kematian dalam setiap 100.000 kelahiran hidup. Indonesia juga tertinggal jauh dari negara-negara tetangga di ASEAN dalam hal angka kematian ibu dan bayi.
“Edukasi mengenai gizi seimbang, khususnya selama masa kehamilan, sangat penting untuk mencegah dampak buruk pada ibu dan bayi yang baru lahir. Anemia pada ibu hamil dapat menyebabkan pendarahan yang merupakan penyebab kematian terbanyak pada ibu di Indonesia, serta mengakibatkan bayi lahir prematur atau dengan berat lahir rendah, yang berisiko mengalami stunting di kemudian hari,” ujar Laila.
Dalam upaya meningkatkan kesadaran ibu mengenai gizi seimbang, Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) menjadi salah satu media komunikasi yang efektif. Buku KIA berisi panduan makan untuk ibu hamil dan menyusui, serta grafik peningkatan berat badan untuk memantau status gizi ibu selama kehamilan.
Pemberian Buku KIA kepada ibu hamil diharapkan dapat membantu dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Untuk mencegah obesitas pada ibu hamil, anjuran untuk mengurangi konsumsi makanan tinggi gula, garam, dan lemak, serta meningkatkan konsumsi sayur dan buah, menjadi fokus dalam edukasi gizi.
Demikian juga, bagi ibu yang mengalami kurang energi kronis, penambahan porsi makanan dalam frekuensi lebih sering dapat membantu mengatasi kondisi tersebut. Dalam menjaga kesehatan ibu dan anak, edukasi gizi yang tepat sejak masa remaja hingga masa kehamilan sangatlah penting.
Masyarakat diimbau untuk memahami betapa berpengaruhnya gizi seimbang terhadap kesehatan, serta berperan aktif dalam upaya pencegahan masalah gizi dan peningkatan kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Pemerintah dan para tenaga kesehatan berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, khususnya dalam edukasi gizi seimbang, guna menghadapi tantangan gizi ganda yang saat ini dihadapi oleh Indonesia.
(rca)