Fenomena El Nino hingga Akhir 2023, BMKG Ingatkan Potensi Kekeringan hingga Karhutla

Selasa, 01 Agustus 2023 - 08:06 WIB
loading...
Fenomena El Nino hingga...
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan fenomena El Nino berpotensi akan berlangsung hingga akhir tahun 2023. Foto/ANTARA
A A A
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan fenomena El Nino berpotensi akan berlangsung hingga akhir tahun 2023. Fenomena El Nino ini akan berdampak pada kemarau panjang karena berkurangnya curah hujan.

Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Fachri Radjab pun mengingatkan potensi kekeringan, kebakaran hutan, dan lahan (karhutla), dan berkurangnya ketersediaan air tanah.



“Jadi El Nino ini fenomena yang saat ini memang sudah terjadi dan masih akan berlangsung sampai dengan akhir tahun ini, ini perlu kita antisipasi dampaknya ya, kekeringan, kebakaran hutan, ketersediaan air tanah yang berkurang,” ujar Fachri dalam keterangannya dikutip, Selasa (1/8/2023).

Fachri mengatakan saat ini sejumlah wilayah di Indonesia tercatat sudah lebih 60 hari atau sekitar dua bulan tidak terjadi hujan yakni di Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

“BMKG membuat yang namanya peta hari tanpa hujan, kita mengategorikan yang kategori ekstrim kalau sudah lebih dari 60 hari berturut-turut tanpa hujan. Dan itu sudah terjadi di Bali, NTB, NTT terjadi seperti itu,” kata Fachri.

Oleh karena itu, Fachri mengajak masyarakat agar mengantisipasi dampak dari fenomena El Nino. “Mari sama-sama kita antisipasi bersama mulai dari diri kita dulu, dari diri kita, dari keluarga, dari lingkungan. Jadi setiap kita punya tanggung jawab sosial masing-masing, contohnya tadi dengan yang sederhana aja menghemat air. Kita antisipasi dari diri sendiri, kembali kita mulai antisipasi dari diri kita,” ungkapnya.

Selain itu, Fachri juga mengingatkan agar masyarakat yang berada di perkotaan untuk banyak mengkonsumsi air minum dalam rangka mencegah dehidrasi. Dia juga meminta agar waspada terhadap polusi udara yang tinggi saat musim kemarau.

“Jadi untuk masyarakat di perkotaan yang perlu diwaspadai adalah suhu tinggi ini ya, suhu panas ini. Pertama terhadap tubuh kesehatan ya dehidrasi itu perlu menjadi kewaspadaan ya banyak-banyak mengkonsumsi air gitu ya, minum yang banyak. Terus juga tentu dampak penyakit kulit gitu ya juga itu bisa terjadi karena memang kondisi cuaca yang panas,” jelas Fachri.



“Kemudian, juga hemat air dengan hemat air juga penting dan menabung air kalau masih ada saat ini di beberapa kota ya seperti di sekitar Sumatera itu masih ada hujan gitu ya, mumpung masih hujan kita tampung air gitu ya. Jadi menabung-menabung air untuk antisipasi nanti ketika benar-benar sudah ada hujan dalam jangka panjang yang sudah tidak terjadi,” imbaunya.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1186 seconds (0.1#10.140)