Dalami Pola Penyamaran Uang Eks Pejabat Bea Cukai Andhi Pramono, KPK Periksa 2 PNS

Senin, 31 Juli 2023 - 14:58 WIB
loading...
Dalami Pola Penyamaran Uang Eks Pejabat Bea Cukai Andhi Pramono, KPK Periksa 2 PNS
Tim penyidik KPK memeriksa dua PNS untuk mendalami pola penyamaran uang yang diterima mantan Kepala Bea Cukai Makassar Andhi Pramono. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mulai mendalami pola penyamaran uang yang diterima mantan Kepala Bea Cukai Makassar Andhi Pramono (AP). Andhi Pramono diduga menerima uang dari pengusaha lewat berbagai pola.

Pola penyamaran uang gratifikasi yang diterima Andhi Pramono didalami lewat dua Pegawai Negeri Sipil (PNS) Agus Triono dan Rully Ardian. Keduanya diduga mengetahui ihwal pola penyamaran uang yang diterima Andhi dari pengusaha. "Agus Triono dan Rully Ardian (PNS), keduanya juga didalami pengetahuannya terkait dengan pola aliran uang untuk menyamarkan penerimaan uang dari tersangka AP," kata Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri, Senin (31/7/2023).

Tak hanya itu, penyidik juga sedang mendalami sumber uang yang digunakan Andhi Pramono untuk membelikan istrinya tas mewah. Penyidik juga mengonfirmasi istri Andhi, Nurlina Burhanuddin soal aset-aset mewah milik Andhi Pramono.



"Nurlina Burhanuddin (ibu rumah tangga), didalami terkait dugaan kepemilikan aset-aset yang disita tim penyidik. Fani Pontiafny (karyawan swasta), didalami terkait dugaan pembelian tas-tas mewah oleh tersangka AP untuk istrinya," sambungnya.

Sekadar informasi, KPK telah menetapkan mantan Kepala Kantor Bea Cukai Makassar Andhi Pramono sebagai tersangka penerimaan gratifikasi dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). Andhi diduga menerima gratifikasi Rp28 miliar dari para importir saat masih menjabat di Ditjen Bea Cukai.



Andhi mengantongi gratifikasi Rp28 miliar hasil dari menjadi broker atau perantara para importir. Uang itu dikumpulkan dari hasil gratifikasi selama 10 tahun sejak 2012 hingga 2022. Andhi diduga mengumpulkan uang tersebut lewat orang kepercayaannya yang merupakan para pengusaha ekspor impor.

KPK menyebut uang-uang dari hasil broker para importir tersebut ditampung di rekening Andhi dan mertuanya. Tindakan tersebut dipastikan telah bertentangan dengan tugas dan kewenangannya sebagai pejabat Ditjen Bea Cukai.

Andhi Pramono diduga juga telah menyamarkan serta mengalihkan uang hasil penerimaan gratifikasinya ke sejumlah aset bernilai fantastis. Di antaranya, dengan membelikan rumah mewah di Pejaten, Jakarta Selatan, berlian, hingga polis asuransi.

Akibat perbuatannya, Andhi dijerat dua pasal sekaligus yakni terkait penerimaan gratifikasi dan TPPU. Ia disangka melanggar Pasal 12B Undang-Undang (UU) Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001.

Andhi juga disangka melanggar Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. (Arie Dwi Satrio)
(cip)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1363 seconds (0.1#10.140)