Waspada! Gelombang Tinggi hingga 6 Meter Berpotensi Terjadi 2 Hari ke Depan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gelombang tinggi berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan pada 16-18 Juli 2023. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat, utamanya yang berada di pesisir pantai untuk waspada.
Potensi gelombang tinggi dipengaruhi adanya pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari Tenggara-Barat Daya dengan kecepatan angin berkisar 6-30 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari Timur-Tenggara dengan kecepatan 6- 25 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan barat Lampung, Selat Sunda, perairan selatan Banten, Laut Natuna Utara, perairan utara Halmahera, perairan utara Sorong-Manokwari, Samudera Pasifik Utara Papua Barat-Papua dan Laut Arafuru," kata BMKG dalam keterangan resminya, Minggu (16/7/2023).
Kondisi ini menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1.25 - 2.5 meter di perairan timur Pulau Simeulue - Kepulauan Mentawai, Selat Sumba bagian timur, Selat Ombai, perairan Kepulauan Natuna - Anambas, perairan Kepulauan Subi - Kepulauan Serasan, Laut Natuna, Selat Karimata, Laut Jawa, perairan selatan dan barat Kalimantan, perairan timur Kalimantan, perairan Kotabaru, perairan Kepulauan Kangean, Selat Makassar, perairan Balikpapan, perairan Kotabaru, Laut Bali, perairan Salabana - Kepulauan Selayar, Laut Sumbawa, Laut Flores.
Kemudian di perairan Manui - Kendari, perairan Wakatobi, perairan Kepulauan Banggai - Kepualaun Sula, perairan selatan Pulau Buru - Pulau Seram, Laut Sulawesi bagian barat, perairan Kepualauan Sitaro, perairan Bitung - Likupang, perairan selatan Sulawesi, Laut Maluku, perairan Kepulauan Sangihe - Kepulauan Talaud, perairan utara Halmahera, perairan Obi - Bacan, perairan Biak, Samudera Pasifik Utara Halmahera - Papua, Laut Seram, Laut Banda, perairan Kepulauan Kai - Kepulauan Aru, perairan Kepulauan Sermata - Kepulauan Letti, perairan Sorong bagian selatan, perairan utara Sorong - Jayapura, perairan Fakfak - Kaimana, perairan Agats - Amamapare.
Untuk gelombang di kisaran lebih tinggi 2.50 - 4.0 meter berpeluang terjadi di Selat Malaka bagian utara, Laut Natuna Utara, perairan utara Sabang, perairan barat Kepulauan Mentawai - Nias, perairan Bengkulu - Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Samudera Hindia Barat Sumatera, perairan selatan Pulau Jawa, perairan selatan Pulau Bali - Sumba, Selat Bali - Lombok - Alas - Sape bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, Samudra Hindia Selatan Jawa - NTT, Samudra Pasifik Utara Halmahera, perairan utara Manokwari, perairan barat Biak, perairan selatan Kepulauan Tanimbar, Laut Arafuru bagian tengah dan barat.
"Sedangkan, untuk gelombang yang sangat tinggi di kisaran 4.0 - 6.0 meter berpeluang terjadi di Samudra Pasifik Utara Papua Barat - Papua," papar BMKG.
BMKG mengimbau agar diperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran seperti Perahu Nelayan (Kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter), Kapal Tongkang (Kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter), Kapal Ferry (Kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 meter), Kapal Ukuran Besar seperti Kapal Kargo/Kapal Pesiar (Kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4,0 meter).
"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," imbaunya.
Potensi gelombang tinggi dipengaruhi adanya pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari Tenggara-Barat Daya dengan kecepatan angin berkisar 6-30 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari Timur-Tenggara dengan kecepatan 6- 25 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan barat Lampung, Selat Sunda, perairan selatan Banten, Laut Natuna Utara, perairan utara Halmahera, perairan utara Sorong-Manokwari, Samudera Pasifik Utara Papua Barat-Papua dan Laut Arafuru," kata BMKG dalam keterangan resminya, Minggu (16/7/2023).
Kondisi ini menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1.25 - 2.5 meter di perairan timur Pulau Simeulue - Kepulauan Mentawai, Selat Sumba bagian timur, Selat Ombai, perairan Kepulauan Natuna - Anambas, perairan Kepulauan Subi - Kepulauan Serasan, Laut Natuna, Selat Karimata, Laut Jawa, perairan selatan dan barat Kalimantan, perairan timur Kalimantan, perairan Kotabaru, perairan Kepulauan Kangean, Selat Makassar, perairan Balikpapan, perairan Kotabaru, Laut Bali, perairan Salabana - Kepulauan Selayar, Laut Sumbawa, Laut Flores.
Kemudian di perairan Manui - Kendari, perairan Wakatobi, perairan Kepulauan Banggai - Kepualaun Sula, perairan selatan Pulau Buru - Pulau Seram, Laut Sulawesi bagian barat, perairan Kepualauan Sitaro, perairan Bitung - Likupang, perairan selatan Sulawesi, Laut Maluku, perairan Kepulauan Sangihe - Kepulauan Talaud, perairan utara Halmahera, perairan Obi - Bacan, perairan Biak, Samudera Pasifik Utara Halmahera - Papua, Laut Seram, Laut Banda, perairan Kepulauan Kai - Kepulauan Aru, perairan Kepulauan Sermata - Kepulauan Letti, perairan Sorong bagian selatan, perairan utara Sorong - Jayapura, perairan Fakfak - Kaimana, perairan Agats - Amamapare.
Untuk gelombang di kisaran lebih tinggi 2.50 - 4.0 meter berpeluang terjadi di Selat Malaka bagian utara, Laut Natuna Utara, perairan utara Sabang, perairan barat Kepulauan Mentawai - Nias, perairan Bengkulu - Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Samudera Hindia Barat Sumatera, perairan selatan Pulau Jawa, perairan selatan Pulau Bali - Sumba, Selat Bali - Lombok - Alas - Sape bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, Samudra Hindia Selatan Jawa - NTT, Samudra Pasifik Utara Halmahera, perairan utara Manokwari, perairan barat Biak, perairan selatan Kepulauan Tanimbar, Laut Arafuru bagian tengah dan barat.
"Sedangkan, untuk gelombang yang sangat tinggi di kisaran 4.0 - 6.0 meter berpeluang terjadi di Samudra Pasifik Utara Papua Barat - Papua," papar BMKG.
BMKG mengimbau agar diperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran seperti Perahu Nelayan (Kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter), Kapal Tongkang (Kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter), Kapal Ferry (Kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 meter), Kapal Ukuran Besar seperti Kapal Kargo/Kapal Pesiar (Kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4,0 meter).
"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," imbaunya.
(abd)