Atasi Kejenuhan Masyarakat Hadapi COVID-19, Ganjar Kumpulkan Pakar Ilmu Sosial

Senin, 27 Juli 2020 - 15:59 WIB
loading...
Atasi Kejenuhan Masyarakat...
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam rapat penanganan Covid-19 di gedung A lantai 2 kantor Pemprov Jateng, Senin (27/7/2019). Foto : Dok Humas Pemprov Jateng
A A A
SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merespons cepat dalam mengatasi kejenuhan masyarakat terhadap masa pandemi COVID-19. Pasalnya, banyak masyarakat yang mulai tidak peduli pada protokol kesehatan. Sehingga di tempat keramaian publik, banyak dijumpai masyarakat yang tidak pakai masker dan berkerumun tanpa rasa takut.

Oleh karena itu, Gubernur langsung mengumpulkan sejumlah pakar ilmu sosial untuk membuat rekayasa perubahan perilaku sosial masyarakat agar lebih masif dalam ketaatan protokol kesehatan.

Sejumlah pakar ilmu sosial diundang Ganjar dalam rapat penanganan COVID-19 di gedung A lantai 2 kantor Pemprov Jateng, Senin (27/7/2019). Diantaranya Prof Mudjahirin Thohir, Prof Saratri Wilonoyudho, Agustina Sulastri dan Annastacia Ediati.

Dari pakar tersebut, Ganjar mendengarkan sejumlah masukan tentang bagaimana cara agar sosialisasi kepada masyarakat bisa efektif. Salah satunya adalah dengan memaksimalkan peran tokoh agama dalam sosialisasi itu.

"Banyak masyarakat yang tidak peduli karena berbagai faktor, salah satunya keyakinan bahwa urusan mati itu urusan Tuhan. Jadi, agar lebih efektif adalah penggerakan tokoh-tokoh agama sebagai garda terdepan sosialisasi pada masyarakat," terang Prof Mudjahirin.

Sementara psikolog Annastasia mengutarakan, banyak orang tidak patuh pada protokol kesehatan tergantung keyakinan subyektifnya. Yang tidak patuh menilai, bahwa dirinya kuat dan tidak akan terkena penyakit itu.

"Ini memang problem, kalau orang tidak takut ya tidak akan patuh pada protokol kesehatan. Tapi jangan sekali-kali memberikan hukuman sebagai punishment, karena itu membuat rakyat takut dan marah. Ini justru berbahaya karena bisa menurunkan imun dan tingkat kepercayaan publik pada pemerintah," jelasnya.

Semua masukan dari para pakar ilmu sosial itu ditampung Ganjar untuk dirangkum menjadi kebijakan. Ia menilai, masukan dari para pakar ilmu sosial itu sangat membantu pemerintah untuk meningkatkan kepedulian masyarakat akan protokol kesehatan.

"Memang kami ingin masifkan lagi soal sosialisasi pada masyarakat. Sekarang banyak masyarakat yang sudah tidak peduli, sehingga butuh terobosan-terobosan baru. Kami mengundang para pakar ilmu sosial ini untuk mencari strategi yang tepat dalam memasifkan sosialisasi. Sosialisasi ini penting, karena kami ingin menekan terus penyebaran Covid-19 di masyarakat," kata Ganjar.

Masukan-masukan yang diberikan lanjut dia pasti akan ditindaklanjuti dalam sebuah kebijakan. Termasuk bagaimana masukan para pakar untuk tidak mengenakan denda kepada masyarakat yang abai pada protokol kesehatan.

"Mereka menyampaikan pada kita, kayaknya lebih baik mengedukasi masyarakat dengan cara memberikan penguatan pada cerita sukses, daripada pemidanaan. Dan saya sepakat dengan masukan itu," jelasnya.

Gubernur Jateng juga menyampaikan bahwa para pakar sepakat untuk memperkuat program Jogo Tonggo yang digelar Pemprov Jatenga. Hanya saja, program itu harus dilebarkan agar bisa mengena ke komunitas yang lebih kecil.

"Eksistensi Jogo Tonggo tidak hanya di level RW, tapi kelompok kecil. Misalnya ada usulan Jogo Kerjo untuk menjaga di ruang kerja, tempat industri dan kantor-kantor. Ada masukan Jogo Santri di pondok, Jogo Pasar, Jogo Sekolah dan lainnya. Sehingga, semua punya preverensi sendiri-sendiri sesuai lingkupnya," tandasnya.

Masukan-masukan itu pasti akan ditindaklanjuti. Dengan banyaknya program seperti Jogo Tonggo di sejumlah level itu, maka harapannya semua punya rentang kendali yang pendek untuk saling menjaga satu dengan lainnya.

"Tentunya ini akan lebih mengena, karena disesuaikan dengan karakter institusi masing-masing yang ada," pungkasnya.
(ars)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1327 seconds (0.1#10.140)