BKSAP DPR Dorong Pemerintah Jalin Hubungan Bilateral dengan Papua Nugini

Selasa, 13 Juni 2023 - 22:26 WIB
loading...
BKSAP DPR Dorong Pemerintah Jalin Hubungan Bilateral dengan Papua Nugini
Wakil Ketua BKSAP DPR Putu Supadma Rudana bersalaman Perdana Menteri Papua Nugini, James Marape saat kunjungan bilateral ke Papua Nugini. FOTO/IST
A A A
JAKARTA - Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen ( BKSAP ) DPR Putu Supadma Rudana bersama sejumlah delegasi melakukan kunjungan bilateral ke Papua Nugini. Rombongan BKSAP DPR diterima langsung Perdana Menteri Papua Nugini, James Marape dan Penjabat Ketua Parlemen Papua Nugini, Koni Iguan.

Putu Rudana dalam keterangan tertulisnya menyampaikan terima kasih atas sambutan ramah penuh kekeluargaan oleh Perdana Menteri Papua Nugini. Delegasi Parlemen Indonesia disiapkan makan siang yang digunakan untuk menerima tamu kehormatan dengan kursi putih, ikat merah atau Bendera Merah Putih. Rombongan juga disambut dengan tarian-tarian tradisional yang bagus dan indah.

"Terima kasih, kita bangga diterima bilateral dengan baik oleh Ketua Parlemen dan Perdana Menteri Papua Nugini. Mereka sangat ramah dan penuh dengan rasa kekeluargaan,” kata Putu Rudana, Selasa (13/6/2023).

Sambutan hangat itu, kata Putu, merupakan balasan atas penerimaan baik Indonesia saat rombongan dari Papua Nugini berkunjung ke Museum Rudana Bali. Putu menjembatani pembuatan patung founding father atau Perdana Menteri pertama Papua Nugini Michael Somare yang akan dipasang di Gedung Parlemen.

Putu mengungkap, pertemuan dengan PM dan Parlemen Papua Nugini selama hampir 1 jam membahas berbagai hal. Delegasi Parlemen Indonesia kemudian diundang langsung mengikuti Sidang Paripurna Parlemen Papua Nugini dengan mengesahkan tujuh Undang-undang.

"Belum pernah terjadi di Papua Nugini (sahkan tujuh UU), biasanya dua UU. Karena mereka merasa ingin menunjukkan ke Indonesia bahwa Papua Nugini betul-betul negara yang menjunjung tinggi demokrasi. Semua bicara kami merasa bangga salam hormat Parlemen Indonesia yang memantau sidang ini," ujar legislator asal Bali ini.

Duta Besar Papua Nugini untuk Indonesia, Simon Namis mengaku terpesona melihat keakraban nan penuh hangat hubungan diplomasi antara delegasi Parlemen Indonesia dengan Papua Nugini. Menurut Dubes Simon, hal itu belum pernah terjadi dengan negara manapun.

"Pak Duta Besar mengatakan kepada saya, bahwa diplomasi saat ini sangat luar biasa dan penuh keakraban. Belum pernah terjadi dengan negara manapun, kecuali Indonesia. Karena saya selalu melihat, bahwa Papua Nugini adalah negara tetangga terpenting buat Indonesia," kata Putu.

Putu memanfaatkan momentum keakraban diplomasi dengan Parlemen Papua Nugini untuk mendorong kerja sama komprehensif antarkedua negara. Selama ini Indonesia absen untuk melakukan reach out kepada negara terpenting seperti Papua Nugini.

"Kita sebagai kakak mereka, ingin reach out turut membantu pembangunan berbagai bidang, khususnya peningkatan capacity building, meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, di samping juga lainnya," ucapnya.

Menurut Putu, Indonesia memiliki banyak perguruan tinggi dan vokasi yang bagus untuk membantu meningkatkan SDM di Papua Nugini. Sebagai tetangga yang masuk dalam G20 dan Keketuaan ASEAN plus Keketuan secara Parlemen AIPA (ASEAN Inter-Parliamentary Assembly), Indonesia wajib hadir lebih konkret memberikan bantuan kepada masyarakat Papua Nugini, sehingga mereka tidak hanya menjadi penonton dalam berbagai peningkatan ekonomi dan pariwisatanya.

Ketua Asosiasi Museum ini menambahkan, Indonesia dan Papua Nugini saling mendukung multilateral parlemen. Lalu, parlemen kedua negara ini juga harus saling mengunjungi agar saling kenal. Tentu, kata dia, kedepankan soft diplomacy melalui budaya hubungan kekeluargaan.

"Tidak ada negara lebih hebat, lebih kecil. Tapi kekeluargaan, kebersamaan itu dan komitmen ini ada Indonesia," katanya.

Dengan demikian, Putu menegaskan, BKSAP DPR sebagai ujung tombak sudah melakukan hal-hal atau upaya-upaya maksimal menjaga hubungan diplomasi yang lama terbangun dengan Papua Nugini ini agar tetap baik. Tinggal bagaimana pemerintah untuk menindaklanjuti hubungan bilateral kedua negara tersebut.

"Sekarang tugas pemerintah sebagai eksekutif untuk menunjukkan komitmen-komitmen itu kepada negara pasifik, khususnya Papua Nugini sebagai negara terbesar di kawasan Pasifik dan berbatasan langsung dengan pulau tertimur Indonesia, menunjukkan leadership, kepemimpinan Indonesia sebagai kakak mereka di kawasan Pasifik, mendorong BUMN-BUMN kita untuk turut hadir dalam pertumbuhan ekonomi PNG baik dalam bidang perdagangan, investasi maupun retail," katanya.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1319 seconds (0.1#10.140)