Pilpres 2024, Pengamat: Golkar Harus Proaktif Dorong Airlangga Cawapres
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menuju Pilpres 2024 , Partai Golkar dinilai harus proaktif mendorong Ketua Umum DPP Golkar, Airlangga Hartarto menjadi cawapres. Pandangan ini disampaikan oleh analis komunikasi politik Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing.
Pasalnya dengan bakal capres yang ada, hanya memunculkan tiga kandidat capres. Ketiganya yakni Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo.
"Saya pikir Golkar harus segera juga merapatkan diri kepada salah satu kandidat. Jadi tak hanya sekadar menunggu atau wait and see, tapi lebih proaktif tentu dengan kalkulasi di internal kira-kira ke Prabowo atau Ganjar," kata Emrus, Kamis (8/6/2023).
"Kalkulasinya kan peluang menang, ada Airlangga dan Golkar berada di situ, sudah pasti menang karena mesin politik Golkar akan bergerak," tambahnya.
Menurut Emrus, situasi Golkar saat ini yang belum memutuskan koalisi Pilpres 2024 sangat menguntungkan bagi partai beringin tersebut. Situasi wait and see yang tengah dialami Golkar menguntungkan untuk posisi cawapres yang masih sangat dinamis.
"Kalau untuk capres amat sulit bagi Golkar dalam hal ini Airlangga, tetapi sebagai cawapres bisa jadi penentu pemenang," ucap Emrus.
Emrus berpendapat, jika Airlangga dipasangkan dengan Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto, hasilnya bakal meraih kemenangan.
"Jadi kalau Golkar merapat ke Prabowo artinya Airlangga menjadi wakilnya, menurut hipotesis saya, maka Prabowo akan jadi Presiden dengan Airlangga sebagai wakilnya. Kalau Airlangga menjadi wakilnya Ganjar, maka Ganjar akan menang jadi Presiden. Artinya kemana dia merapat itu penentu pemenang," jelasnya.
Menurutnya, ketika Airlangga benar-benar dipastikan menjadi cawapres, kader-kader Golkar dan mesin politik Golkar akan bekerja sampai ke bawah.
"Karena Golkar ini partai yang sangat matang dan dewasa. Mesin politiknya bisa bekerja dengan pengalaman politik yang matang," tutupnya.
Pasalnya dengan bakal capres yang ada, hanya memunculkan tiga kandidat capres. Ketiganya yakni Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo.
"Saya pikir Golkar harus segera juga merapatkan diri kepada salah satu kandidat. Jadi tak hanya sekadar menunggu atau wait and see, tapi lebih proaktif tentu dengan kalkulasi di internal kira-kira ke Prabowo atau Ganjar," kata Emrus, Kamis (8/6/2023).
"Kalkulasinya kan peluang menang, ada Airlangga dan Golkar berada di situ, sudah pasti menang karena mesin politik Golkar akan bergerak," tambahnya.
Menurut Emrus, situasi Golkar saat ini yang belum memutuskan koalisi Pilpres 2024 sangat menguntungkan bagi partai beringin tersebut. Situasi wait and see yang tengah dialami Golkar menguntungkan untuk posisi cawapres yang masih sangat dinamis.
"Kalau untuk capres amat sulit bagi Golkar dalam hal ini Airlangga, tetapi sebagai cawapres bisa jadi penentu pemenang," ucap Emrus.
Emrus berpendapat, jika Airlangga dipasangkan dengan Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto, hasilnya bakal meraih kemenangan.
"Jadi kalau Golkar merapat ke Prabowo artinya Airlangga menjadi wakilnya, menurut hipotesis saya, maka Prabowo akan jadi Presiden dengan Airlangga sebagai wakilnya. Kalau Airlangga menjadi wakilnya Ganjar, maka Ganjar akan menang jadi Presiden. Artinya kemana dia merapat itu penentu pemenang," jelasnya.
Menurutnya, ketika Airlangga benar-benar dipastikan menjadi cawapres, kader-kader Golkar dan mesin politik Golkar akan bekerja sampai ke bawah.
"Karena Golkar ini partai yang sangat matang dan dewasa. Mesin politiknya bisa bekerja dengan pengalaman politik yang matang," tutupnya.
(maf)