Survei Y-Publica: Prabowo Unggul, Diikuti Ganjar, dan Anies
loading...
A
A
A
Lebih-lebih kata Rudi, sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang condong untuk mendorong Prabowo maju nyapres semakin menambah kekuatan. Relawan Jokowi yang semula mendukung Ganjar kini terbelah, di mana sebagian pindah kubu mendukung Prabowo.
"Belakangan Jokowi makin terang-terangan menyatakan akan turut campur (cawe-cawe) dalam Pilpres, yang dimaknai bahwa Jokowi akan mendukung capres tertentu," ungkapnya.
Jika Jokowi mendukung Prabowo, maka peluang Prabowo semakin besar bisa mengalahkan Ganjar. Di sisi lain, sikap cawe-cawe Jokowi juga bisa membuat dukungan terhadap Anies terus melemah.
"Tersandungnya sekjen Nasdem Johnny G Plate dalam kasus koruspi di Kemenkominfo semakin menyulitkan posisi Koalisi Perubahan yang mengusung Anies sebagai capres," tegas Rudi.
Nama-nama lain yang beredar dalam bursa capres memiliki elektabilitas jauh di bawah, di antaranya Ridwan Kamil (5,6 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (4.7 persen), dan Puan Maharani (4,3 persen). Berikutnya, ada Sandiaga Uno (3,5 persen) dan Erick Thohir (2,8 persen).
Lalu ada Khofifah Indar Parawansa (1,7 persen), Airlangga Hartarto (1,4 persen), dan Gibran Rakabuming Raka (1,0 persen). Berikutnya Andika Perkasa (0,7 persen), Yenny Wahid (0,6 persen), Mahfud MD (0,5 persen), dan Muhaimin Iskandar (0,4 persen).
Nama-nama di luar tiga besar tersebut diprediksi bakal bersaing ketat memperebutkan tiket cawapres. Sebut saja Sandi yang memutuskan keluar dari Gerindra dan mendekati PPP maupun PKS, demi bisa bersanding dengan Ganjar atau Anies.
AHY masih berupaya menjadi cawapres Anies melalui Koalisi Perubahan, bersaing dengan sejumlah nama di antaranya Khofifah. RK yang telah bergabung dengan Golkar harus memberi jalan kepada Airlangga sebagai ketua umum, meskipun elektabilitasnya jauh lebih besar.
Golkar sendiri yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) menawarkan Airlangga sebagai cawapres Prabowo dalam koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR). Tetapi ada Muhaimin yang bersikeras menjadi cawapres, di mana PKB sejak awal jadi mitra Gerindra di koalisi KIR.
"Belakangan Jokowi makin terang-terangan menyatakan akan turut campur (cawe-cawe) dalam Pilpres, yang dimaknai bahwa Jokowi akan mendukung capres tertentu," ungkapnya.
Jika Jokowi mendukung Prabowo, maka peluang Prabowo semakin besar bisa mengalahkan Ganjar. Di sisi lain, sikap cawe-cawe Jokowi juga bisa membuat dukungan terhadap Anies terus melemah.
"Tersandungnya sekjen Nasdem Johnny G Plate dalam kasus koruspi di Kemenkominfo semakin menyulitkan posisi Koalisi Perubahan yang mengusung Anies sebagai capres," tegas Rudi.
Nama-nama lain yang beredar dalam bursa capres memiliki elektabilitas jauh di bawah, di antaranya Ridwan Kamil (5,6 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (4.7 persen), dan Puan Maharani (4,3 persen). Berikutnya, ada Sandiaga Uno (3,5 persen) dan Erick Thohir (2,8 persen).
Lalu ada Khofifah Indar Parawansa (1,7 persen), Airlangga Hartarto (1,4 persen), dan Gibran Rakabuming Raka (1,0 persen). Berikutnya Andika Perkasa (0,7 persen), Yenny Wahid (0,6 persen), Mahfud MD (0,5 persen), dan Muhaimin Iskandar (0,4 persen).
Nama-nama di luar tiga besar tersebut diprediksi bakal bersaing ketat memperebutkan tiket cawapres. Sebut saja Sandi yang memutuskan keluar dari Gerindra dan mendekati PPP maupun PKS, demi bisa bersanding dengan Ganjar atau Anies.
AHY masih berupaya menjadi cawapres Anies melalui Koalisi Perubahan, bersaing dengan sejumlah nama di antaranya Khofifah. RK yang telah bergabung dengan Golkar harus memberi jalan kepada Airlangga sebagai ketua umum, meskipun elektabilitasnya jauh lebih besar.
Golkar sendiri yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) menawarkan Airlangga sebagai cawapres Prabowo dalam koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR). Tetapi ada Muhaimin yang bersikeras menjadi cawapres, di mana PKB sejak awal jadi mitra Gerindra di koalisi KIR.