Bareskrim Bagikan Tips Agar Warganet Terhindar Jadi Korban Penipuan Digital

Jum'at, 26 Mei 2023 - 21:37 WIB
loading...
Bareskrim Bagikan Tips...
Kanit 5 Subdit II Dittipidsiber Bareskrim Polri Kompol I Made Redi Hartana dalam Obral-Obrol Literasi Digital (OOTD) yang mengangkat topik War Tiket Konser, Waspada Penipuan Digital yang diselenggarakan oleh Kominfo bersama GNLD Siberkreasi dikutip, Jum
A A A
JAKARTA - Tercatat jumlah korban penipuan jasa titip pembelian tiket konser Coldplay yang melapor ke Bareskrim Polri bertambah menjadi 60 orang. Kerugian para korban ditaksir mencapai Rp183 juta.

Kanit 5 Subdit II Dittipidsiber Bareskrim Polri Kompol I Made Redi Hartana meminta masyarakat agar mempersiapkan barang bukti sebelum melaporkan tindak penipuan yang dialami.



“Langkah awal dalam melapor, adalah mempersiapkan barang bukti. Jika merasa jadi korban penipuan online, lakukan screen shoot saat transaksi, percakapan, dan link,” ujar Made Redi dalam Obral-Obrol Literasi Digital (OOTD) yang mengangkat topik “War Tiket Konser, Waspada Penipuan Digital” yang diselenggarakan oleh Kominfo bersama GNLD Siberkreasi dikutip, Jumat (26/5/2023).

Berdasarkan data yang dihimpun Bareskrim Polri, sebagian besar penipuan online dikelola oleh perorangan. Sedangkan, jenis kejahatan di Indonesia yang paling sering dilaporkan adalah penipuan online.

Agar masyarakat lebih cakap digital dan tidak menjadi korban penipuan, Polri menerapkan strategi pendekatan, pencegahan, penegakan hukum, partnership program, bahkan bekerja sama dengan jaringan kepolisian internasional.

"Membatasi oversharing di media sosial, juga menjadi salah satu langkah penting agar terhindar menjadi korban kejahatan siber. Selain itu, melakukan pengamanan ganda pada akun-akun yang kita miliki juga perlu dilakukan," jelasnya.

Pegiat Literasi Digital dan ICT Watch Indriyatno Banyumurti mengatakan bentuk penipuan daring tidak hanya terjadi pada penjualan tiket konser saja, tapi juga dengan cara peretasan akun media sosial, impersonasi atau berpura-pura menjadi institusi tertentu, penipuan menggunakan modus lowongan kerja, bahkan love scamming, atau penipuan dengan modus percintaan.

“Penipuan ini modusnya adalah menyerang emosi, bukan ke pikiran. Misal, lowongan kerja jadi bahagia duluan sehingga emosinya, rasa bahagianya naik. Kemudian daya pikir kritisnya tertutup,” ujar Indriyanto.

Dia menyampaikan masyarakat yang terperangkap dalam penipuan adalah mengincar keuntungan finansial dengan memanfaatkan celah ketidakkritisan warganet. Menurutnya, berpikir jernih saat menerima iming-iming menggiurkan perlu dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1797 seconds (0.1#10.140)