Menko PMK Pimpin Sidang Dewan Menteri Pilar Sosial Budaya ASEAN, Ini yang Dibahas

Senin, 08 Mei 2023 - 12:10 WIB
loading...
Menko PMK Pimpin Sidang Dewan Menteri Pilar Sosial Budaya ASEAN, Ini yang Dibahas
Menko PMK Muhadjir Effendy memimpin Sidang Dewan Menteri Pilar Sosial Budaya ASEAN di Nusa Dua, Bali, Senin (8/5/2023). FOTO/DOK.KEMENKO PMK
A A A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) memimpin Sidang Dewan Menteri Pilar Sosial Budaya ASEAN (ASCC) di Nusa Dua, Bali, Senin (8/5/2023). Sidang dewan ke-29 tersebut membahas deklarasi Pilar Sosial Budaya yang akan disahkan oleh para Pemimpin Negara pada Konferensi Tingkat Tinggi ( KTT) ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), 10-11 Mei 2023.

Sidang Dewan ASCC dihadiri Menteri Pilar Sosial Budaya ASEAN antara lain Menteri Brunei Darussalam, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Sekretaris Jenderal ASEAN, Pejabat Perwakilan Menteri Thailand, Vietnam, dan Kamboja, serta pejabat Timor Leste sebagai observer.

Sebagai pemimpin sidang Muhadjir Effendy memberi pengarahan pada pertemuan tentang prioritas utama Pilar Sosial Budaya ASEAN di bawah tema Keketuaan Indonesia, ASEAN Matters: Epicentrum of Growth. Menurutnya, ASCC mengajukan 4 dokumen komitmen bersama ASEAN, yakni terkait isu one health; jejaring desa ASEAN; pelindungan pekerja migran dalam situasi krisis; dan pekerja migran khususnya nelayan migran.



"Hal ini sebagai upaya memajukan ASEAN yang inklusif dan tetap relevan dengan perkembangan isu global," kata Muhadjir dalam keterangan tertulis, Senin (8/5/2023).

Rangkaian Sidang Dewan didahului dengan beberapa side events. Pertama, temu seniman dan budayawan Bali dengan Menko PMK pada 6 Mei 2023. Dalam pertemuan tersebut, para budayawan menyampaikan aspirasi dan harapannya agar semua anggota masyarakat dapat lebih dilibatkan dan ditingkatkan partisipasinya untuk berkontribusi terhadap keragaman ekspresi budaya di ASEAN.

Kemudian pada 7 Mei 2023, diselenggarakan acara ASCC Knowledge Forum dengan tema Addressing Gaps and Rethinking Pathways to Alleviate Poverty in ASEAN. Acara ini merupakan forum bertukar pandangan dan pengalaman terkait kebijakan pengentasan kemiskinan di ASEAN yang memperhatikan aspek kesetaraan gender, disabilitas dan inklusi sosial (GEDSI).

Hasil dari dua kegiatan ini disampaikan oleh Menko PMK dalam Sidang ASCC ke-29. Sebagai pilar rakyat, sangat penting menerjemahkan tema ASEAN Matters dan merefleksikan relevansi ASEAN bagi rakyat.

"Hal ini hanya dapat dicapai dengan memastikan inklusivitas ASEAN dengan benar-benar melibatkan, menghubungkan, dan mempertahankan kehadiran ASEAN di tingkat akar rumput, karena bagaimana pun mereka adalah orang-orang yang kita layani," kata Muhadjir.

Baca juga: Sidang Dewan Politik dan Keamanan Akan Awali KTT ASEAN

Aspirasi-aspirasi para budayawan untuk memajukan budaya ASEAN dapat direalisasikan melalui program pertukaran tokoh budaya ASEAN, festival budaya, serta kegiatan lainnya yang dapat mendorong promosi ekspresi budaya ASEAN. Sementara, guna mempercepat penanggulangan kemiskinan di ASEAN, komitmen dan kerja sama yang kuat dengan berbagai pihak, termasuk kelompok masyarakat sipil, akademisi, sektor swasta serta organisasi masyarakat lainnya sangat dibutuhkan.

"Karena itu, kami menyelenggarakan acara-acara ini untuk merangkul seluruh aspek masyarakat dalam memajukan kerja sama ASEAN," katanya.

Setelah melaksanakan sidang, para Menteri ASCC dan delegasi mengikuti cultural visit di Garuda Wisnu Kencana Cultural Park. Mereka diajak membuat Gebogan Bali menyusun bersama kumpulan buah yg bertujuan untuk merefleksikan kerja sama anggota ASEAN untuk membentuk piramida buah-buahan. Selain itu, para delegasi ASEAN diajak berkeliling melihat keindahan Plaza Wisnu dan Plaza Garuda.

Isu-isu Penting pada Sidang ASCC

Dalam Sidang ASCC ke-29, para Menteri dan Sekretaris Jenderal ASEAN, menegaskan kembali komitmen bekerja sama dalam mewujudkan prioritas Pilar Sosial Budaya di bawah Kepemimpinan ASEAN Indonesia. Sidang juga menyambut baik keterlibatan Wakil Menteri Solidaritas Sosial dan Inklusi Timor Leste, Signi Chandrawati Verdial dalam pertemuan tersebut sebagai Observer, dan menegaskan kembali dukungannya terhadap persiapan Timor-Leste untuk bergabung dengan ASEAN.

Selain itu, sidang menegaskan kembali pentingnya bekerja sama untuk memfasilitasi pemulihan pascapandemi yang inklusif dan memajukan upaya pembangunan Komunitas ASEAN. Sehubungan dengan kondisi ASEAN yang memulih dari pandemi COVID-19, Sidang mendukung prioritas Indonesia untuk memperkuat arsitektur kesehatan regional, dan mendukung Deklarasi Pemimpin ASEAN tentang Inisiatif One Health sebagai salah satu dokumen keluaran untuk diadopsi pada KTT ASEAN ke-42.

Penguatan perlindungan sosial pekerja migran, terutama dalam situasi krisis, juga menjadi prioritas utama di bawah Keketuaan ASEAN Indonesia tahun ini. Sidang menyambut baik perkembangan Deklarasi ASEAN tentang Perlindungan Pekerja Migran dan Anggota Keluarga dalam Situasi Krisis dan Deklarasi ASEAN tentang Penempatan dan Perlindungan Nelayan Migran yang menegaskan kembali komitmen ASEAN untuk lebih menjaga dan memperkuat ketahanan pekerja migran.

Hasil penting lainnya di bawah Pilar Sosial Budaya adalah pembangunan desa dan pembentukan jaringan desa ASEAN (ASEAN Village Network). Jejaring ini akan memungkinkan desa-desa se-ASEAN untuk saling bertukar pengetahuan dan menjajaki peluang kemitraan.

"Saya yakin diskusi kita hari ini adalah awal yang baik bagi Pilar Sosial Budaya untuk mencapai ASEAN yang tangguh, berkelanjutan, dan inklusif seperti yang kita cita-citakan," ujar Muhadjir.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2717 seconds (0.1#10.140)