Stop Hoaks, Masyarakat Diimbau Kritik Capres dengan Elegan dan Subtansif
loading...
A
A
A
JAKARTA - Masyarakat diimbau menghindari kritik berlebihan terhadap para capres, bahkan menyebarkan hoaks . Kritik boleh dilakukan asal bersifat substansif.
Direktur Eksekutif Paramater Politik Indonesia Adi Prayitno mengaku geram atas beredarnya editan foto Ganjar Pranowo bersebelahan dengan salah satu mantan artis dewasa dari Jepang. Dia menilai, perbuatan tersebut sangat kontraproduktif dan hanya melahirkan keributan yang tidak berkesudahan.
Dia mengimbau agar kritikan kepada capres harus bersifat substansif. "Capek. Serangan vulgar semacam ini sudah banyak makan korban. Bukan hanya keributan, tapi banyak juga yang berurusan dengan pihak berwajib karena dianggap fitnah, hoaks, dan merusak nama baik," kata Adi saat dihubungi wartawan, Selasa (2/4/2023).
Menurut Adi, bukan tidak mungkin serangan-serangan kepada capres membuat pendukung masing-masing tokoh tersinggung hingga berujung pelaporan kepada pihak berwajib.
"Kalau ingin mengkritik Ganjar misalnya, kritik apa saja yang menjadi kelemahan Ganjar di Jateng, kritik Anies apa yang menjadi kelemahan Anies di Jakarta. Atau Prabowo ketika jadi menhan dan seterusnya," tuturnya.
Selain bersifat substantif, Adi meminta masyarakat memberikan kritikan yang terukur, mampu membangun demokrasi yang sehat, dan tidak memecah belah bangsa.
"Saya kira Pemilu 2024 harus menjadi momen di mana kampanye politik terutama oleh pendukungnya itu harus konstruktif. Bukan lagi terlampau berlebihan yang justru akan merusak suasana batin kebangsaan kita," tandasnya.
Direktur Eksekutif Paramater Politik Indonesia Adi Prayitno mengaku geram atas beredarnya editan foto Ganjar Pranowo bersebelahan dengan salah satu mantan artis dewasa dari Jepang. Dia menilai, perbuatan tersebut sangat kontraproduktif dan hanya melahirkan keributan yang tidak berkesudahan.
Dia mengimbau agar kritikan kepada capres harus bersifat substansif. "Capek. Serangan vulgar semacam ini sudah banyak makan korban. Bukan hanya keributan, tapi banyak juga yang berurusan dengan pihak berwajib karena dianggap fitnah, hoaks, dan merusak nama baik," kata Adi saat dihubungi wartawan, Selasa (2/4/2023).
Menurut Adi, bukan tidak mungkin serangan-serangan kepada capres membuat pendukung masing-masing tokoh tersinggung hingga berujung pelaporan kepada pihak berwajib.
"Kalau ingin mengkritik Ganjar misalnya, kritik apa saja yang menjadi kelemahan Ganjar di Jateng, kritik Anies apa yang menjadi kelemahan Anies di Jakarta. Atau Prabowo ketika jadi menhan dan seterusnya," tuturnya.
Selain bersifat substantif, Adi meminta masyarakat memberikan kritikan yang terukur, mampu membangun demokrasi yang sehat, dan tidak memecah belah bangsa.
"Saya kira Pemilu 2024 harus menjadi momen di mana kampanye politik terutama oleh pendukungnya itu harus konstruktif. Bukan lagi terlampau berlebihan yang justru akan merusak suasana batin kebangsaan kita," tandasnya.
(poe)