Elektabilitas Prabowo Tembus 33%, Unggul di Simulasi 3 Capres Survei Poltracking
loading...
A
A
A
JAKARTA - Elektabilitas Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mencapai 33% dalam survei terbaru lembaga Poltracking Indonesia yang diumumkan pada hari ini. Poltracking Indonesia merilis hasil survei bertema “Pergeseran Peta Elektoral Capres, Cawapres, dan Partai Politik pada Tiga Survei Nasional Terbaru."
Dalam paparan yang dilakukan secara daring itu, Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yudha menjelaskan hasil survei dari tiga simulasi terkait pilihan publik terhadap capres 2024.
Dalam simulasi tiga nama, perolehan Prabowo Subianto merajai di angka 33%, Ganjar Pranowo 31,1% dan Anies Baswedan 22,4%, serta jumlah pemilih yang belum memutuskan (undecided voters) 13,5%. “Artinya Prabowo, Ganjar terpaut tipis 1,9% dalam rentang margin of error 2,9%,” ujar Hanta, Jumat (28/4/2023).
Melihat hasil survei ini, menurut Hanta, akan sulit muncul nama selain Prabowo, Ganjar, dan Anies karena di luar tiga tokoh tersebut, hasil perolehan angkanya terpaut cukup jauh bahkan di bawah 5%.
"Di luar tiga nama ini semakin sulit akan muncul capres potensial kuat mengingat pilpres tinggal sembilan bulan sekian hari kurang dari 10 bulan, 14 Februari," tuturnya.
Adapun, pada hasil paparan pertama, yaitu simulasi 20 nama capres yang mengambil periode waktu 8-13 April 2023, mengungkapkan bahwa Menteri Pertahanan Prabowo Subianto paling unggul dengan perolehan 28,8%.
“Dalam simulasi 20 nama capres, setelah koreksi isu U-20, tapi belum ada deklarasi Ganjar Pranowo, Prabowo di atas tipis 28,8%, disusul Ganjar Pranowo 27,5%, lalu Anies Baswedan 19,3%, dan 17 nama lainnya di bawah 5%,” jelas Yudha.
Dia menjelaskan, dari hasil temuan Poltracking Indonesia, angka ini konsisten dalam simulasi kedua yang lebih sedikit, hanya mencantumkan 10 nama tokoh. Elektabilitas Prabowo tetap tertinggi di angka 30,1%, Ganjar Pranowo 28,3% dan Anies Baswedan 20,4%. Sementara nama lainnya di bawah 5%.
Populasi survei merupakan seluruh WNI yang memiliki hak pilih dengan multistage random sampling sebanyak 1.220 responden. Margin of error diperkirakan sekitar 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%.
Lihat Juga: Nasib Gembong Narkoba Mary Jane: Nyaris Dieksekusi di Era Jokowi, Dilepaskan di Era Prabowo
Dalam paparan yang dilakukan secara daring itu, Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yudha menjelaskan hasil survei dari tiga simulasi terkait pilihan publik terhadap capres 2024.
Dalam simulasi tiga nama, perolehan Prabowo Subianto merajai di angka 33%, Ganjar Pranowo 31,1% dan Anies Baswedan 22,4%, serta jumlah pemilih yang belum memutuskan (undecided voters) 13,5%. “Artinya Prabowo, Ganjar terpaut tipis 1,9% dalam rentang margin of error 2,9%,” ujar Hanta, Jumat (28/4/2023).
Melihat hasil survei ini, menurut Hanta, akan sulit muncul nama selain Prabowo, Ganjar, dan Anies karena di luar tiga tokoh tersebut, hasil perolehan angkanya terpaut cukup jauh bahkan di bawah 5%.
"Di luar tiga nama ini semakin sulit akan muncul capres potensial kuat mengingat pilpres tinggal sembilan bulan sekian hari kurang dari 10 bulan, 14 Februari," tuturnya.
Adapun, pada hasil paparan pertama, yaitu simulasi 20 nama capres yang mengambil periode waktu 8-13 April 2023, mengungkapkan bahwa Menteri Pertahanan Prabowo Subianto paling unggul dengan perolehan 28,8%.
“Dalam simulasi 20 nama capres, setelah koreksi isu U-20, tapi belum ada deklarasi Ganjar Pranowo, Prabowo di atas tipis 28,8%, disusul Ganjar Pranowo 27,5%, lalu Anies Baswedan 19,3%, dan 17 nama lainnya di bawah 5%,” jelas Yudha.
Dia menjelaskan, dari hasil temuan Poltracking Indonesia, angka ini konsisten dalam simulasi kedua yang lebih sedikit, hanya mencantumkan 10 nama tokoh. Elektabilitas Prabowo tetap tertinggi di angka 30,1%, Ganjar Pranowo 28,3% dan Anies Baswedan 20,4%. Sementara nama lainnya di bawah 5%.
Populasi survei merupakan seluruh WNI yang memiliki hak pilih dengan multistage random sampling sebanyak 1.220 responden. Margin of error diperkirakan sekitar 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%.
Lihat Juga: Nasib Gembong Narkoba Mary Jane: Nyaris Dieksekusi di Era Jokowi, Dilepaskan di Era Prabowo
(rca)