KPK Bela Johanis Tanak, Sebut Chat Viral Cari Duit Direkayasa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johanis Tanak dilaporkan ke Dewan Pengawas (Dewas) terkait percakapan di WhatsApp dengan Dirjen Minerba Kementerian ESDM M Idris Froyote Sihite. Dalam chat tersebut ada kalimat yang menyebut cari duit.
Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri pun angkat bicara. Dia mengaku mengantongi informasi bahwa percakapan yang beredar luas di media sosial (medsos) tersebut sudah direkayasa. Chat tersebut direkayasa terkait tanggalnya yang seolah-olah dibuat saat Johanis Tanak sudah menjadi pimpinan KPK.
"Kami saat ini juga mendapatkan informasi bahwa chat yang beredar tersebut sudah di rekayasa tanggalnya oleh pihak yang tak bertanggungjawab sehingga seolah-olah terjadi pada saat sudah terpilih seleksi pimpinan KPK," kata Ali Fikri melalui pesan singkatnya, Selasa (18/4/2023).
Kendati demikian, kata Ali, pihaknya tetap menyerahkan sepenuhnya laporan Indonesia Corruption Watch (ICW) terhadap Johanis Tanak ke Dewas. KPK meyakini Dewas profesional dalam menindaklanjuti seluruh laporan yang masuk.
"Kami serahkan sepenuhnya tindak lanjut laporan dan fakta-faktanya tsb kepada Dewas KPK. Kami yakin Dewas KPK akan profesional dalam melakukan pemeriksaan dan penilaiannya," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Ali juga menghargai laporan ICW ke Dewas. Namun memang, kata Ali, berdasarkan penjelasan pimpinan KPK Johanis Tanak, chat tersebut terjadi sebelum terpilih menjadi pimpinan KPK. Ali yakin Dewas bakal teliti dalam menindaklanjuti laporan ICW.
"Pembicaraan soal urusan pribadi apa yang bisa dilakukan menjelang masa pensiun. Idris Sihite juga saat itu belum berurusan dengan KPK," kata Ali.
"Itu semua sudah diklarifikasi pak Johanis Tanak di hadapan media pda saat menjawab pertanyaan di konpers pengumuman tersangka perkara DJKA (13/4) dini hari," sambungnya.
Ali juga meluruskan isu yang beredar bahwa sol klarifikasi Johanis Tanak sengaja dibuat dini hari agar tidak diketahui publik. Ditegaskan Ali, klarifikasi Johanis Tanak bukan secara resmi, melainkan menjawab pertanyaan awak media soal chat yang beredar luas tersebut saat konferensi pers kasus suap di Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA.
"Kami tegaskan itu bukan konpers khusus klarifikasi isu dimaksud*, karena kami mengikuti pemberitaan masih ada saja pihak yang memutarbalikan fakta bahwa seolah-olah ada kesengajaan klarifikasi dilakukan dini hari agar tidak diketahui publik," pungkasnya.
Sementara itu, Tanak mengaku menghormati laporan ICW terhadap dirinya ke Dewas. Oleh karenanya, Tanak menekankan siap untuk menghadapi laporan ICW di Dewas KPK.
"Mengadu ke Dewas itu adalah hak setiap orang termasuk ICW, untuk itu saya siap menghadapinya," kata Tanak saat dikonfirmasi, Selasa (18/4/2023).
Sebelumnya, viral chat antara Johanis Tanak dengan Idris Sihite yang berfrasa nyari duit dengan 'main di belakang layar'. Chat tersebut diviralkan oleh pemilik akun Twitter @dimdim0783 pada Rabu, 12 April 2023. Pemilik akun menyebarkan potongan chat diduga antara Johanis dengan Idris Sihite yang terjadi pada Oktober 2022 lalu.
Adapun, berikut potongan chat yang diduga terjadi antara Johanis Tanak dengan Idris Sihite:
Johanis: Waduh, masi bisalah kita cari duit, saya sdh buka kantor dng teman, tp sy madi main di belakang layar (emoticon tertawa) RHS cuma tuk konsumsi kita aja (emoticon tertawa).
Idris Sihite: Mantaaaaaaaaap pak
Dalam lampiran pesan dimaksud Johanis menjelaskan dirinya sejak tahun 2012 diminta untuk membantu di perusahaan teman-temannya. Johanis mengaku baru sadar pimpinan Kejaksaan tidak memberi perhatian, sementara dirinya membutuhkan tambahan uang untuk mengatasi kebutuhan hidup di Jakarta yang penuh tantangan.
Komunikasi tersebut dinilai bermasalah lantaran Idris Sihite menjadi pihak terkait dalam kasus dugaan korupsi yang sedang diusut KPK yakni mengenai manipulasi tunjangan kinerja atau tukin pegawai di Kementerian ESDM.
"Hati-hati #PimpinanBusuk, mata dan telinga Rakyat ada dimana-mana!!" dikutip dari akun Twitter @dimdim0783.
Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri pun angkat bicara. Dia mengaku mengantongi informasi bahwa percakapan yang beredar luas di media sosial (medsos) tersebut sudah direkayasa. Chat tersebut direkayasa terkait tanggalnya yang seolah-olah dibuat saat Johanis Tanak sudah menjadi pimpinan KPK.
"Kami saat ini juga mendapatkan informasi bahwa chat yang beredar tersebut sudah di rekayasa tanggalnya oleh pihak yang tak bertanggungjawab sehingga seolah-olah terjadi pada saat sudah terpilih seleksi pimpinan KPK," kata Ali Fikri melalui pesan singkatnya, Selasa (18/4/2023).
Kendati demikian, kata Ali, pihaknya tetap menyerahkan sepenuhnya laporan Indonesia Corruption Watch (ICW) terhadap Johanis Tanak ke Dewas. KPK meyakini Dewas profesional dalam menindaklanjuti seluruh laporan yang masuk.
"Kami serahkan sepenuhnya tindak lanjut laporan dan fakta-faktanya tsb kepada Dewas KPK. Kami yakin Dewas KPK akan profesional dalam melakukan pemeriksaan dan penilaiannya," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Ali juga menghargai laporan ICW ke Dewas. Namun memang, kata Ali, berdasarkan penjelasan pimpinan KPK Johanis Tanak, chat tersebut terjadi sebelum terpilih menjadi pimpinan KPK. Ali yakin Dewas bakal teliti dalam menindaklanjuti laporan ICW.
"Pembicaraan soal urusan pribadi apa yang bisa dilakukan menjelang masa pensiun. Idris Sihite juga saat itu belum berurusan dengan KPK," kata Ali.
"Itu semua sudah diklarifikasi pak Johanis Tanak di hadapan media pda saat menjawab pertanyaan di konpers pengumuman tersangka perkara DJKA (13/4) dini hari," sambungnya.
Ali juga meluruskan isu yang beredar bahwa sol klarifikasi Johanis Tanak sengaja dibuat dini hari agar tidak diketahui publik. Ditegaskan Ali, klarifikasi Johanis Tanak bukan secara resmi, melainkan menjawab pertanyaan awak media soal chat yang beredar luas tersebut saat konferensi pers kasus suap di Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA.
"Kami tegaskan itu bukan konpers khusus klarifikasi isu dimaksud*, karena kami mengikuti pemberitaan masih ada saja pihak yang memutarbalikan fakta bahwa seolah-olah ada kesengajaan klarifikasi dilakukan dini hari agar tidak diketahui publik," pungkasnya.
Sementara itu, Tanak mengaku menghormati laporan ICW terhadap dirinya ke Dewas. Oleh karenanya, Tanak menekankan siap untuk menghadapi laporan ICW di Dewas KPK.
"Mengadu ke Dewas itu adalah hak setiap orang termasuk ICW, untuk itu saya siap menghadapinya," kata Tanak saat dikonfirmasi, Selasa (18/4/2023).
Sebelumnya, viral chat antara Johanis Tanak dengan Idris Sihite yang berfrasa nyari duit dengan 'main di belakang layar'. Chat tersebut diviralkan oleh pemilik akun Twitter @dimdim0783 pada Rabu, 12 April 2023. Pemilik akun menyebarkan potongan chat diduga antara Johanis dengan Idris Sihite yang terjadi pada Oktober 2022 lalu.
Adapun, berikut potongan chat yang diduga terjadi antara Johanis Tanak dengan Idris Sihite:
Johanis: Waduh, masi bisalah kita cari duit, saya sdh buka kantor dng teman, tp sy madi main di belakang layar (emoticon tertawa) RHS cuma tuk konsumsi kita aja (emoticon tertawa).
Idris Sihite: Mantaaaaaaaaap pak
Dalam lampiran pesan dimaksud Johanis menjelaskan dirinya sejak tahun 2012 diminta untuk membantu di perusahaan teman-temannya. Johanis mengaku baru sadar pimpinan Kejaksaan tidak memberi perhatian, sementara dirinya membutuhkan tambahan uang untuk mengatasi kebutuhan hidup di Jakarta yang penuh tantangan.
Komunikasi tersebut dinilai bermasalah lantaran Idris Sihite menjadi pihak terkait dalam kasus dugaan korupsi yang sedang diusut KPK yakni mengenai manipulasi tunjangan kinerja atau tukin pegawai di Kementerian ESDM.
"Hati-hati #PimpinanBusuk, mata dan telinga Rakyat ada dimana-mana!!" dikutip dari akun Twitter @dimdim0783.
(muh)