Cegah Stunting dan Berdayakan Masyarakat, Pemerintah Lakukan Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Langkah pemerintah melalui Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko terus mengupayakan pemberdayaan masyarakat. Hal ini dilakukan Moeldoko lewat pengembangan tanaman sorgum.
Atas hal ini, aktivis yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Milenial Indonesia (AMMI) mendukung KSP Moeldoko dengan langkah kongkretnya tersebut.
Nurhasanah mengatakan dukungan nyata kepada Moeldoko tersebut ditujukan agar bangsa Indonesia tidak terlalu bergantung kepada bahan makanan pokok beras saja. Perlu ada kampanye masif alternatif pangan seperti sorgum.
"AMMI memandang Pak Moeldoko sejak 2016 telah berjuang di Waingapu menanam sorgum. Dia tidak menyerah hingga saat ini hasilnya keliatan baik dari aspek medis, sorgum cukup menjanjikan," ujar Nurkhasanah.
Terkait stunting sendiri, Nurkhasanah menyatakan bahwa tingkat masalah gizi kronis itu masih menjadi momok yang menakutkan bagi kembang dan tumbuh anak di Indonesia.
"Sebagai seorang ibu, saya sangat concern terhadap perkembangan anak. Sebab itu, saya sebisa mungkin mencukupi asupan gizinya. Namun memenuhi asupan gizinya itu tidak murah. Ketika KSP Moeldoko mensosialisasikan sorgum sebagai sumber pangan alternatif dan kandungan gizinya sangat kaya. Saya sangat mendukung," jelasnya.
"Sorgum mengandung nutrisi seperti protein, serat, vitamin, dan mineral yang dapat membantu kebutuhan gizi pada anak. Untuk itu saya sangat mendukung upaya pemerintah membuat road-map produksi dan hilirisasi sorgum untuk kebutuhan dalam negeri," terang Nurkhasanah.
Nurkhasanah memaparkan berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Indonesia mencapai 21,6% pada 2022. Dia menilai angka ini masih tinggi meski tahun lalu mengalami penurunan 2,8 poin dari tahun sebelumnya.
"Jangankan daerah 3T (terdepan, terdalam, dan terluar), daerah-daerah seperti Cibarusah Bekasi, notabene dekat Jakarta, angka stanting masih tinggi. Perlu lebih masif lagi agar sorgum bisa dikonsumsi masyarakat kota," tutur Nurkhasanah.
Selain itu, Nurkhasanah menyoroti sorgum dari aspek ekonomis. Dia menilai sorgum bernilai ekonomis tinggi.
Atas hal ini, aktivis yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Milenial Indonesia (AMMI) mendukung KSP Moeldoko dengan langkah kongkretnya tersebut.
Nurhasanah mengatakan dukungan nyata kepada Moeldoko tersebut ditujukan agar bangsa Indonesia tidak terlalu bergantung kepada bahan makanan pokok beras saja. Perlu ada kampanye masif alternatif pangan seperti sorgum.
"AMMI memandang Pak Moeldoko sejak 2016 telah berjuang di Waingapu menanam sorgum. Dia tidak menyerah hingga saat ini hasilnya keliatan baik dari aspek medis, sorgum cukup menjanjikan," ujar Nurkhasanah.
Terkait stunting sendiri, Nurkhasanah menyatakan bahwa tingkat masalah gizi kronis itu masih menjadi momok yang menakutkan bagi kembang dan tumbuh anak di Indonesia.
"Sebagai seorang ibu, saya sangat concern terhadap perkembangan anak. Sebab itu, saya sebisa mungkin mencukupi asupan gizinya. Namun memenuhi asupan gizinya itu tidak murah. Ketika KSP Moeldoko mensosialisasikan sorgum sebagai sumber pangan alternatif dan kandungan gizinya sangat kaya. Saya sangat mendukung," jelasnya.
"Sorgum mengandung nutrisi seperti protein, serat, vitamin, dan mineral yang dapat membantu kebutuhan gizi pada anak. Untuk itu saya sangat mendukung upaya pemerintah membuat road-map produksi dan hilirisasi sorgum untuk kebutuhan dalam negeri," terang Nurkhasanah.
Nurkhasanah memaparkan berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Indonesia mencapai 21,6% pada 2022. Dia menilai angka ini masih tinggi meski tahun lalu mengalami penurunan 2,8 poin dari tahun sebelumnya.
"Jangankan daerah 3T (terdepan, terdalam, dan terluar), daerah-daerah seperti Cibarusah Bekasi, notabene dekat Jakarta, angka stanting masih tinggi. Perlu lebih masif lagi agar sorgum bisa dikonsumsi masyarakat kota," tutur Nurkhasanah.
Selain itu, Nurkhasanah menyoroti sorgum dari aspek ekonomis. Dia menilai sorgum bernilai ekonomis tinggi.