Dampak Piala Dunia U-20 Batal, Survei JJI: Elektabilitas Ganjar Turun, Airlangga Menguat
loading...
A
A
A
"Dalam survei ini nama Airlangga Hartarto menempati urutan pertama tokoh kandidat capres jika pilpres digelar saat ini. Tingkat elektabilitas Airlangga sebesar 29,2 persen dan di urutan kedua Prabowo Subianto yang mencatatkan tingkat elektabilitas sebesar 20,6 persen," tuturnya.
Lalu elektabilitas Anies Baswedan di urutan ketiga dengan 10,2 persen, Ganjar Pranowo 8,1 persen, Puan Maharani 7,2 persen, serta secara berurutan ada nama Andika Perkasa 5,4 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 4,3 persen, Muhaimin Iskandar 2,7 persen, dan yang tidak memilih sebanyak 12,3 persen.
Masih dari hasil survei JJI, publik mengharapkan Pilpres 2024 menjadi pemilu yang menarik dan penuh pertarungan gagasan serta ide, tanpa membawa politik identitas yang membuat masyarakat terpolarisasi.
Sebanyak 92,2 persen responden menginginkan kriteria presiden merupakan tokoh yang mampu menyatukan komponen bangsa, dan tidak berideologi politik identitas sebagai tema kampanyenya.
"Masyarakat menginginkan presiden yang mampu mengelola perekonomian dan sudah punya rekam jejak yang jelas dalam mengelola perekonomian nasional," ucapnya
Survei JJI bertajuk "Preferensi Publik Terhadap Elektabilitas Tokoh Bakal Capres dan Parpol Terkait Pembatalan Piala Dunia U-20, melibatkan 2.081 responden yang merupakan Warga Negara Indonesia. Survei dilakukan periode 29 Maret hingga 10 April 2023 pada 420 kabupaten/kota di 34 provinsi Indonesia.
Populasi survei ini sudah berusia 17 tahun dengan jumlah sampel 2.100 responden berpendidikan SMA hingga iniversitas. Sementara 100 responden berpendidikan SMP dan sebanyak 80 respoden berpendidikan SD.
Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan Margin of Error kurang lebih 3,1 persen dan memiliki tingkat kepercayaan 96 persen.
Menanggapi hasil survei JJI ini, Ketua Umum Masyarakat Sepak Bola Indonesia (MSBI) dan Ketua Alumni Sepak Bola Universitas Indonesia Sarman El Hakim mengatakan bahwa dampak penolakan Timnas Israel U-20 itu memang sangat besar terhadap Indonesia di mata dunia.
Sarman menilai, penolakan yang dilakukan Ganjar Pranowo dan PDIP berdampak pada dukungan politik. Hal ini menjadi peluang bagi Airlangga dan Golkar untuk mendapatkan perhatian dari masyarakat.
Lalu elektabilitas Anies Baswedan di urutan ketiga dengan 10,2 persen, Ganjar Pranowo 8,1 persen, Puan Maharani 7,2 persen, serta secara berurutan ada nama Andika Perkasa 5,4 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 4,3 persen, Muhaimin Iskandar 2,7 persen, dan yang tidak memilih sebanyak 12,3 persen.
Masih dari hasil survei JJI, publik mengharapkan Pilpres 2024 menjadi pemilu yang menarik dan penuh pertarungan gagasan serta ide, tanpa membawa politik identitas yang membuat masyarakat terpolarisasi.
Sebanyak 92,2 persen responden menginginkan kriteria presiden merupakan tokoh yang mampu menyatukan komponen bangsa, dan tidak berideologi politik identitas sebagai tema kampanyenya.
"Masyarakat menginginkan presiden yang mampu mengelola perekonomian dan sudah punya rekam jejak yang jelas dalam mengelola perekonomian nasional," ucapnya
Survei JJI bertajuk "Preferensi Publik Terhadap Elektabilitas Tokoh Bakal Capres dan Parpol Terkait Pembatalan Piala Dunia U-20, melibatkan 2.081 responden yang merupakan Warga Negara Indonesia. Survei dilakukan periode 29 Maret hingga 10 April 2023 pada 420 kabupaten/kota di 34 provinsi Indonesia.
Populasi survei ini sudah berusia 17 tahun dengan jumlah sampel 2.100 responden berpendidikan SMA hingga iniversitas. Sementara 100 responden berpendidikan SMP dan sebanyak 80 respoden berpendidikan SD.
Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan Margin of Error kurang lebih 3,1 persen dan memiliki tingkat kepercayaan 96 persen.
Menanggapi hasil survei JJI ini, Ketua Umum Masyarakat Sepak Bola Indonesia (MSBI) dan Ketua Alumni Sepak Bola Universitas Indonesia Sarman El Hakim mengatakan bahwa dampak penolakan Timnas Israel U-20 itu memang sangat besar terhadap Indonesia di mata dunia.
Sarman menilai, penolakan yang dilakukan Ganjar Pranowo dan PDIP berdampak pada dukungan politik. Hal ini menjadi peluang bagi Airlangga dan Golkar untuk mendapatkan perhatian dari masyarakat.