Denny JA Bicara Robot AI Menjadi Penceramah dan Hilangnya Fungsi Agama

Jum'at, 07 April 2023 - 21:22 WIB
loading...
Denny JA Bicara Robot AI Menjadi Penceramah dan Hilangnya Fungsi Agama
Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena Denny JA saat membuka acara buka puasa Satupena di Kedai Tjikini, Jakarta, Kamis (6/4/2023) sore. FOTO/IST
A A A
JAKARTA - Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan di abad ke-21 menciptakan banyak hal yang bahkan tidak terpikirkan manusia di zaman-zaman sebelumnya. Salah satunya adalah penceramah agama yang kini mulai digantikan oleh robot dengan teknologi Artificial Intelligence (AI) .

Hal ini disampaikan Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena Denny JA saat membuka acara buka puasa Satupena di Kedai Tjikini, Jakarta, Kamis (6/4/2023) sore. Acara buka puasa dimeriahkan penampilan musik religi, tari sufi, siraman rohani Guru Besar Ekonomi Politik IPB Prof Didin S Damanhuri, dan pembacaan puisi.

Dalam sambutannya, Denny JA menyebut robot penceramah dengan teknologi AI telah hadir di sebuah kuil Buddha bernama Kodaiji Temple di Kyoto, Jepang. Sang robot biksu berteknologi AI ini fasih mengutip ayat kitab suci dan hikmah, sementara para penganut Buddha di sana diam tafakur mendengarkan khotbah.

Baca Juga: AI Berhasil Memetakan Suara dalam Pemilihan Presiden

Berdasarkan keterangan Biksu Budha Kodaiji Temple, Tensho Goto yang dikutip Denny JA, kuil tersebut sudah berusia lebih dari 400 tahun. Namun dalam beberapa tahun belakang, mereka terpikir menampilkan pendeta yang sangat hebat dalam bentuk robot dengan teknologi AI yang diberi nama Mindar dan menghabiskan dana sekitar USD1 juta atau Rp15 miliar untuk menciptakannya.

"Biksu biasa akan mati dan pengetahuannya terhenti. Sementara biksu Mindar dari robot artificial intelligence ini terus hidup. Pengetahuan robot ini juga akan terus bertambah karena selalu di-update lagi dan lagi oleh informasi dan ceramah yang baru," kata Denny JA mengutip Biksu Tensho Goto.

Manusia dibuat terpana dengan hadirnya teknologi AI yang juga sudah berfungsi dalam ritus agama. Lalu, timbul pertanyaan di mana peran agama agar fungsional di era ketika teknologi AI sudah menjadi penceramah agama.

Menurut Denny JA, untuk menjawab tersebut dapat dimulai dengan data dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO pada 2018 yang cukup mencengangkan. Dalam data tersebut tercatat, setiap 40 detik, satu orang di seluruh dunia mati bunuh diri. Dalam setahun, sekitar 800.000 individu memilih mati bunuh diri. Tak hanya sangat tinggi, angka ini bahkan lebih besar dibandingkan orang yang mati karena bencana alam digabung dengan terorisme dan perang.

Saat dunia modern dipenuhi gedung pencakar langit hingga makin canggihnya teknologi kecerdasan buatan (AI), menyebar pula para individu yang kehilangan makna hidup dan memilih mati bunuh diri. Karena itu, kata Denny JA, kompleksitas umumnya manusia memang tak bisa semata dicukupkan oleh kelimpahan ekonomi dan teknologi tinggi. Sebab, kini hadir sejenis kehampaan spiritualitas yang derajatnya berbeda-beda pada banyak individu.



Denny JA mengungkapkan, di dunia barat, kebutuhan pada spiritualitas itu kini ditandai dengan menjamurnya kelas meditasi. Mengutip Majalah Forbes pada 2020 melaporkan bisnis meditasi meningkat sangat tajam di Amerika Serikat. Bahkan, pada 2022, bisnis meditasi diprediksi mencapai angka USD2 miliar atau setara Rp30 triliun. Berbagai perusahaan besar menyediakan kelas meditasi bagi karyawannya, antara lain Apple, Yahoo, Google, Nike, HBO, hingga McKinsey and Co.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1512 seconds (0.1#10.140)