Diklat Bela Negara Bakal Masuk Kurikulum TK

Rabu, 18 November 2015 - 19:50 WIB
Diklat Bela Negara Bakal Masuk Kurikulum TK
Diklat Bela Negara Bakal Masuk Kurikulum TK
A A A
BOGOR - Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu yakin pendidikan dan pelatihan (diklat) bela negara yang sudah berjalan di tingkat Nasional banyak manfaatnya. Selain untuk mewujudkan warga negara yang memiliki kesadaran sikap dan prrilaku menjunjung tinggi pentingnya aktualisasi negara, diklat bela negara ini merupakan upaya membangun karakter yang sadar akan hak dan kewajibannya.

“Selain itu (bela negara) guna menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam menghadapi multidimensionalitas ancaman yang membahayakan keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa,” ujar Ryamizard usai menutup program Diklat Bela Negara tingkat Nasional 2015, di Universitas Pertahanan, Sentul, Kabupaten Bogor, Rabu (18/11/2015).

Menurut Ryamizard, ancaman terhadap sebuah negara saat ini, tidak lagi didominasi ancaman militer, tetapi sudah multidimensi dan berada di semua bidang kehidupan. Penanganannya tidak lagi hanya bertumpu pada TNI semata, akan tetapi menjadi urusan kementerian/lembaga terkait. “Bahkan juga menjadi urusan setiap warga negara sesuai peran dan profesinya,” ungkapnya.

Selain itu, pentingnya nilai-nilai bela negara ditanamkan pada lembaga pendidikan formil, dengan memasukan dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, Ryamizard telah menyampaikan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaaan, diklat bela negara dimasukkan ke kurikulum sekolah, mulai tingkat Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, SMP, SMA hingga perguruan tinggi.

"Tentunya bobot pengenalan nilai-nilai bela negaranya beda dengan diklat bela negara tingkat nasional. Yang jelas bagaimana menimbulkan kebanggan menjadi anak bangsa, yang menghormati bendera merah putih, mencintai negara dan itu semua penting diterapkan sejak dini,” ujarnya.

Pemberian kurikulum bela negara di sekolah, diistilahkan Ryamizard, menanam pohon. Menurutnya, menanam sebuah pohon lebih bagus langsung dari bibitnya ketimbang dengan cara memotong batangnya kemudian ditanam. “Justru yang bagus menanam itu dari bibit kemudian jadi pohon yang tumbuh jadi kuat,” jelas jenderal bintang empat purnawirawan TNI AD itu.

Sementara itu, Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Bela Negara Kementerian Pertahanan RI Mayor Jenderal Hartind Asrin menambahkan pihaknya sudah mengusulkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Pendidikan Tinggi dan Kementerian Riset Teknologi tahun depan program diklat bela negara sudah bisa diterapkan di semua tingkatan pendidikan formil.

“Jadi nanti pelajaran diklat bela negara, di tingkat TK (Taman Kanak-kanak) kurikulumnya sudah ada. Masuknya kurikulum bela negara di tingkat TK, karena long term memorinya anak TK itu sangat bagus. Seperti di negara sahabat, seperti Singapura, mereka sudah diperkenalkan dengan sistem pertahanan negara, produk-produk alutsista, diajak menonton film tekait kondisi negara jika diserang dan sedang berperang. Bagaimana cara berjuang,” ungkapnya.

Sifat pendidikan bela negara di tingkat TK itu, jelas Hartind, lebih kepada jalan-jalan, bermain atau karya wisata. “Begitupun dengan di tingkat SD, pada prinsipnya kurikulum bela negara diterapkan tidak terlalu satu arah. Permainan, diskusi dan pemecahan masalah. Jadi di sini kita sudah membahas bagaimana metodologi pengajarannya, baik tingkat TK, SD, SMP dan SMA hingga tingkat perguruan tinggi,” tandasnya.

Ia memaparkan alasan harus segera dilaksanakan program diklat bela negara masuk dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, karena berkaitan erat dengan program revolusi mental yang dicanangkan Presiden Jokowi.” Nah dalam konteks pertahanan implementasi revolusi mental adalah melalui bela negara,” paparnya.
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8865 seconds (0.1#10.140)