Mantan Ketum PB IDI Kartono Mohamad Meninggal Dunia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) kehilangan salah satu putra terbaiknya, Kartono Mohamad. Alhmarhum pernah menjabat sebagai Ketua PB IDI periode 1985-1988.
Humas PB IDI Halik Malik membenarkan kabar duka itu. Halik mengungkapkan Kartono meninggal di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta pada Selasa (28/04/2020).
“Kabarnya beliau sudah sakit lama. Sudah keluar masuk RS Pondok Indah,” ujarnya saat dihubungi SINDOnews, Selasa (28/04/2020).
PB IDI sangat berduka atas meninggalnya pria kelahiran Batang 1939 itu. “Turut berduka sedalam-dalamnya atas berpulangnya dr Kartono Mohamad ke Rahmatullah hari ini pukul 16.20 WIB di RS Pondok Indah. Semoga arwahnya diterima disisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan,” tutur Halik.
Semasa hidup, Kartono dikenal rajin menulis di media massa tentang isu kesehatan. Kakak dari jurnalis senior Goenawan Mohamad itu bahkan kerap melontarkan kritik terhadap sistem kesehatan dan pelayanan di rumah sakit.
Dalam sebuah diskusi pada tahun 2009, Kartono mengungkapkan pemerintah Indonesia terlalu fokus pada usaha kuratif. “Komprasi dengan negara lain, seperti Belanda yang sangat peduli dengan aspek preventif,” ujarnya seperti dikutip dari situs antikorupsi.org.
Humas PB IDI Halik Malik membenarkan kabar duka itu. Halik mengungkapkan Kartono meninggal di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta pada Selasa (28/04/2020).
“Kabarnya beliau sudah sakit lama. Sudah keluar masuk RS Pondok Indah,” ujarnya saat dihubungi SINDOnews, Selasa (28/04/2020).
PB IDI sangat berduka atas meninggalnya pria kelahiran Batang 1939 itu. “Turut berduka sedalam-dalamnya atas berpulangnya dr Kartono Mohamad ke Rahmatullah hari ini pukul 16.20 WIB di RS Pondok Indah. Semoga arwahnya diterima disisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan,” tutur Halik.
Semasa hidup, Kartono dikenal rajin menulis di media massa tentang isu kesehatan. Kakak dari jurnalis senior Goenawan Mohamad itu bahkan kerap melontarkan kritik terhadap sistem kesehatan dan pelayanan di rumah sakit.
Dalam sebuah diskusi pada tahun 2009, Kartono mengungkapkan pemerintah Indonesia terlalu fokus pada usaha kuratif. “Komprasi dengan negara lain, seperti Belanda yang sangat peduli dengan aspek preventif,” ujarnya seperti dikutip dari situs antikorupsi.org.
(kri)