Komitmen Ganjar Bebaskan Jateng dari Problem BABS Diapresiasi Kemenkes
loading...
A
A
A
SEMARANG - Komitmen Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendorong Jawa Tengah menuntaskan problem Buang Air Besar Sembarangan (BABS) diapresiasi Kementerian Kesehatan. Melalui program jambanisasi, 92 persen desa atau kelurahan di Jateng kini telah bebas dari masalah Buang Air Besar Sembarangan.
Hal itu disampaikan Direktur Penyehatan Lingkungan Ditjen P2P Kemenkes RI, Anas Maruf usai Dialog Membangun Komitmen Menuju Deklarasi Provinsi Jawa Tengah, Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS), di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Rabu (29/3/2023).
“Indikator untuk SBS kan hitungannya per desa atau per kelurahan ya. Saat ini kurang lebih kabar terbaru kami tadi dapatkan tuh kurang lebih 92 persen desa kelurahan di Jawa Tengah itu sudah 100 persen ODF bahkan SBS,” kata Anas usai acara.
Perwakilan Kemenkes RI itu mengatakan, capaian itu tak lain karena komitmen Ganjar Pranowo sejak periode pertamanya yang gencar memenuhi satu dari tiga faktor tercapainya 100 persen SBS.
Pertama adalah pemenuhan sarana prasarana. Faktor kedua adalah regulasi dan kebijakan. Kemudian yang ketiga adalah peran serta masyarakat dengan perubahan perilaku.
“Penting itu. Berarti ada ada dukungan kebijakan, ada dukungan perencanaan penganggaran kemudian diwujudkan dalam bentuk suplai yang diwujudkan dalam bentuk infrastruktur sarana prasarana untuk bahwa seluruh KK itu punya akses terhadap jamban,” ujarnya.
Capaian tersebut, lanjut Anas, bisa disempurnakan dengan mendorong enam kabupaten yang warganya masih BAB sembarangan. Anas juga senang karena dalam dialog tersebut, para bupati dan wali kota yang hadir menunjukkan komitmennya.
“Para bupati walikota sudah menyampaikan komitmen untuk segera mencapai dari 6 (daerah) itu. Nanti harapannya seluruh kabupaten kota di Jawa Tengah ini bisa 100 persen ODF,” ucapnya.
Sementara itu, Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan jambanisasi menjadi salah satu program yang juga in line dengan kebijakan untuk penurunan kemiskinan ekstrem.
“Sekarang datanya cukup terus kemudian kalau anggaran APBD nya sudah ada segera dieksekusi Kalau nggak ya sama seperti penurunan kemiskinan ekstrem karena ini juga kita masukkan di sana. Kami carikan CSR, Baznas, filantrop, bantuan dari siapapun agar kami bisa mempercepat itu,” ujarnya.
Data Dinkes Jateng mencatat, bantuan stimulan jamban telah dibagikan sejak 2015 hingga saat ini, dengan jumlah totalnya 35 ribu paket jamban. Per paket bantuan itu, terdiri atas semen, kloset, pipa paralon. Bantuan jambanisasi pada 2022 juga dilakukan, dan sebanyak 7.181 ribu paket jamban gratis untuk warga.
“Kami akan bantu agar masyarakat punya akses jamban, syukur-syukur masing-masing punya sendiri-sendiri dan pengertian akses jamban itu juga kalau ada toilet ya. Ada septitanknya, bukan dibuang ke kali atau ke kolam, itu tidak masuk kategori, agar kami hidupnya jauh lebih sehat,” ucapnya.
Hal itu disampaikan Direktur Penyehatan Lingkungan Ditjen P2P Kemenkes RI, Anas Maruf usai Dialog Membangun Komitmen Menuju Deklarasi Provinsi Jawa Tengah, Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS), di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Rabu (29/3/2023).
“Indikator untuk SBS kan hitungannya per desa atau per kelurahan ya. Saat ini kurang lebih kabar terbaru kami tadi dapatkan tuh kurang lebih 92 persen desa kelurahan di Jawa Tengah itu sudah 100 persen ODF bahkan SBS,” kata Anas usai acara.
Perwakilan Kemenkes RI itu mengatakan, capaian itu tak lain karena komitmen Ganjar Pranowo sejak periode pertamanya yang gencar memenuhi satu dari tiga faktor tercapainya 100 persen SBS.
Pertama adalah pemenuhan sarana prasarana. Faktor kedua adalah regulasi dan kebijakan. Kemudian yang ketiga adalah peran serta masyarakat dengan perubahan perilaku.
“Penting itu. Berarti ada ada dukungan kebijakan, ada dukungan perencanaan penganggaran kemudian diwujudkan dalam bentuk suplai yang diwujudkan dalam bentuk infrastruktur sarana prasarana untuk bahwa seluruh KK itu punya akses terhadap jamban,” ujarnya.
Capaian tersebut, lanjut Anas, bisa disempurnakan dengan mendorong enam kabupaten yang warganya masih BAB sembarangan. Anas juga senang karena dalam dialog tersebut, para bupati dan wali kota yang hadir menunjukkan komitmennya.
“Para bupati walikota sudah menyampaikan komitmen untuk segera mencapai dari 6 (daerah) itu. Nanti harapannya seluruh kabupaten kota di Jawa Tengah ini bisa 100 persen ODF,” ucapnya.
Sementara itu, Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan jambanisasi menjadi salah satu program yang juga in line dengan kebijakan untuk penurunan kemiskinan ekstrem.
“Sekarang datanya cukup terus kemudian kalau anggaran APBD nya sudah ada segera dieksekusi Kalau nggak ya sama seperti penurunan kemiskinan ekstrem karena ini juga kita masukkan di sana. Kami carikan CSR, Baznas, filantrop, bantuan dari siapapun agar kami bisa mempercepat itu,” ujarnya.
Data Dinkes Jateng mencatat, bantuan stimulan jamban telah dibagikan sejak 2015 hingga saat ini, dengan jumlah totalnya 35 ribu paket jamban. Per paket bantuan itu, terdiri atas semen, kloset, pipa paralon. Bantuan jambanisasi pada 2022 juga dilakukan, dan sebanyak 7.181 ribu paket jamban gratis untuk warga.
“Kami akan bantu agar masyarakat punya akses jamban, syukur-syukur masing-masing punya sendiri-sendiri dan pengertian akses jamban itu juga kalau ada toilet ya. Ada septitanknya, bukan dibuang ke kali atau ke kolam, itu tidak masuk kategori, agar kami hidupnya jauh lebih sehat,” ucapnya.
(ars)