Ketua DPP Perindo Abdul Kholik Sebut Ada 2 Perspektif di Bulan Ramadan

Senin, 27 Maret 2023 - 14:51 WIB
loading...
Ketua DPP Perindo Abdul Kholik Sebut Ada 2 Perspektif di Bulan Ramadan
Ketua DPP Partai Perindo bidang Keagamaan, Abdul Kholik Ahmad mengatakan, ada dua perspektif dalam bulan Ramadan. Yaitu, perspektif pribadi dan sosial. Foto/MPI
A A A
JAKARTA - Ketua DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) bidang Keagamaan, Abdul Kholik Ahmad mengatakan, ada dua perspektif dalam bulan Ramadan . Yaitu, perspektif pribadi dan sosial.

Menurutnya, dari perspektif sosial, Ramadan sudah seharusnya tidak dimanfaatkan untuk kepentingan di luar nilai-nilai ibadah, termasuk politik.

"Kalau selama ini kita melakukan sesuatu asal-asalan misalnya, hari ini harus ditambah dengan satu motivasi bahwa ke depan harus lebih baik dari ini," kata Abdul Kholik Ahmad, Senin (27/3/2023).

"Jadi yang terpenting dalam perspektif pribadi, Ramadan itu harus mengubah seseorang jadi yang lebih baik, lebih berintegritas. Sehingga dengan begitu pandangan-pandangan keagamaannya bisa inklusif," tambahnya.

Baca juga: PBNU Harap Ketegangan Politik Mereda selama Ramadan 2023

Ramadan Bulan Pembinaan

Berkaitan dengan tahun politik, dia mengingatkan, Ramadan merupakan bulan untuk pembinaan agar lebih baik lagi. Ramadan, jelas dia, bukan momen untuk mengadu program politik.

"Kaitan dengan Pemilu, tentu pribadi-pribadi yang muslim, yang kebetulan ikut dalam kancah politik harus bisa menahan diri. Karena Ramadan itu sebenarnya bukan forum untuk mengadu program politik. Ini lebih kepada soal pembinaan pribadi-pribadi yang kemudian bisa menjadi pribadi yang baik," jelas dia.



Bagi para politikus, khususnya yang akan maju dalam Pemilu nanti, harus memahami betul aturan yang berlaku. Dengan demikian, mereka tidak salah jalan dan menjadikan Ramadan sebagi ajang untuk memuluskan birahi politiknya.

"Dalam menghadapi tahun politik, apalagi menuju Pemilu 2024, tentu yang harus dipahami bahwa aturan main Pemilunya harus kita pahami lebih dulu. Jangan sampai kita melakukan sesuatu yang kemudian terjadi pelanggaran di situ. Salah satunya kita harus hindari rumah-rumah ibadah (untuk kepentingan politik)," tegas dia.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2566 seconds (0.1#10.140)